Tanggamus (SL)-Dua terdakwa kasus pembunuhan Dede Saputra (32), pemilik Dede Cell Gisting yang jenazahnya dibuang di kolam sawah, Dusun Pagar Jarak Pekon Tiyuh Memon Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus pada Senin 12 Juli 2021 lalu, dituntut hukuman seumur hidup, pada sidang tuntutan, di Pengadilan Negeri Tanggamus, Senin 6 Juni 2022
Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam tuntutannya menyebutkan perbuatan kedua terdakwa, Bakas Maulana Yuzambi alias Alan (23), warga Kecamatan Talang Padang, Tanggamus dan Syahrial Aswad (34) warga Desa Nabang Sari, Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran, tergolong perbuatan sadis. Dan selama persidangan berbelit-belit memberikan keterangan, dan tidak mau mengakui perbuatannya.
“Perbuatan kedua terdakwa menyebabkan korban meninggal dunia dan tergolong perbuatan sadis. Terdakwa (Syahrial Aswad dan Bakas Maulana Zambi) tidak mengakui perbuatannya dalam persidangan, tidak menyesali perbuatannya, dan berbelit-belit dalam persidangan. Sementara untuk hal yang meringankan tidak ada,” kata JPU Imam Yudha Nugraha.
Sidang dikawal ketat oleh gabungan anggota Polres Tanggamus. Tampak puluhan keluarga korban hadir di lokasi untuk memberikan suport persidangan maupun untuk mengetahui tuntutan yang disampaikan JPU. Hadir juga belasan keluarga tersangka bersama Tim Penasehat Hukum kedua terdakwa, terdiri dari Endy Mardeny, Wahyu Widiyatmiko, Hanna Mukaromah, dan Irwan Parlindungan Siregar.
Sidang dipimpin Ketua Majelis Hakim, Ary Qurniawan, yang juga Ketua Pengadilan Negeri Kotaagung didampingi Hakim Anggota I Zakky Ikhsan Samad, dan Hakim Anggota II Murdian.
JPU Kejari Tanggamus berkeyakinan bahwa terdakwa Syahrial Aswad dan Bakas Maulana Zambi terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pembunuhan berencana terhadap Dede Saputra. Berdasarkan uraian tersebut, penuntut umum dalam perkara ini dengan memperhatikan undang-undang, menuntut supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kota Agung memutuskan:
Pertama menyatakan terdakwa Syahrial Aswad dan Bakas Maulana Zambi telah terbukti sah dan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana, yang diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP sebagaimana dakwaan ke satu primer penuntut umum.
“Kedua menjatuhkan pidana kepada terdakwa Syahrial Aswad dan Bakas Maulana Zambi dengan penjara seumur hidup, dengan perintah terdakwa tetap ditahan,” kata JPU.
Kemudian menyatakan barang bukti satu buah kacamata, sepasang sepatu hitam, tas sandang warna hitam, satu buah celana pendek, dua plastik ikan bening, satu buah batu dirampas untuk dimusnahkan, satu unit motor Yamaha Mio biru dikembalikan kepada terdakwa melalui keluarga, satu buah hardisk 2.000 GB dilampirkan dalam berkas perkara, satu unit sepeda motor Honda Scoopy abu-abu dikembalikan kepada korban melalui keluarga. Terakhir menetapkan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp2.000,-.
Mendengar tuntutan tersebut, sejumlah keluarga korban keluar pengadilan, tampak juga seorang perempuan berhijab terhuyung-huyung dipapah dua perempuan lain. Nafasnya tersengal diduga menahan kesedihan mendalam. Perempuan tersebut ternyata Sari Purba Puspasari istri Almarhum Dede Saputra.
Berulang kali ia ingin menyampaikan pernyataan, namun kembali ia tersedak nafasnya. Hingga beberapa menit menunggu kemudian akhirnya ia dapat mengucapkan beberapa kalimat. “Biar almarhum (Dede Saputra) dan anak saya tenang disana. Maka saya minta hukum (terdakwa) seberat-beratnya,” kata perempuan berkacamata tersebut sambil terus terisak tangisnya dan memasuki kendaraan yang telah disiapkan keluarganya.
Ditempat sama, Amriadi selaku kakak kandung korban sangat bersyukur atas tuntutan seumur hidup kepada kedua terdakwa dan berharap hakim dapat memvonis keduanya dengan hukuman setimpal. Atas tuntutan itu keluarganya juga merasa puas.
“Syukur Alhamdulillah, tuntutan dari jaksa penuntut umum sesuai yang kami harapkan dan mudah-mudahan vonis tetap sama seperti itu. Kepada penuntut dan hakim, agar kedua terdakwa ini tetap diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya dengan tuntutan seumur hidup,” ucapnya.
Senada dengan kakak kandung korban, Mertua korban, Suparman, juga menyampaikan bahwa ia dan keluarganya juga cukup puas. Sehingga ia berharap agar vonis tidak berubah, karena kejahatan pembunuhan tersebut sangat sadis. “Saya minta kepada yang mulia bapak hakim agar jangan sampai berubah putusannya sesuai tuntutan,”
Sementara itu, Trisno Jhohannes Simanullang, S.H selaku Juru Bicara PN Kota Agung mengungkapkan bahwa tahapan persidangan adalah penuntutan terhadap terdakwa, selanjutnya akan ada sidang pledoi.
“Saat ini tahap sidang tuntutan, selanjutnya pledoi pada hari Selasa, tanggal 14 Juni 2022, dimana disitu penasehat hukum terdakwa memberikan pembelaan terhadap terdakwa,” kata Trisno di ruang media center PN Kota Agung.
Persidangan terhadap kedua terdakwa merupakan tindak lanjut proses hukum atas penemuan jenazah seorang pria bernama Dede Saputra yang terbungkus kantong plastik di Pekon Tiuh Memon, Kecamatan Pugung, Tanggamus, Senin 12 Juli 2021.
Satreskrim Polres Tanggamus dan Polsek Pugung telah berupaya keras mengumpulkan potongan teka-teki itu agar menjadi satu rangkaian utuh mengungkap motif para pelaku pembunuhan pria pemilik konter HP Dede Cell tersebut, hingga akhirnya berhasil menangkap 2 tersangka.
Dalam konferensi pers pengungkapan kasus pada 15 Juli 2021, lalu, Bakas Maulana mengaku mengenal korban saat bermain Futsal di Lapangan Talang Padang sekitar tahun 2019, korban sering nongkrong dilokasi tersebut karena pemilik futsal adalah rekan korban.
Pada awal tahun 2020, ia mulai intens berhubungan saat ingin menukar HP, korban menolak ditambah uang dan mengajak pacaran. Awalnya ia menolak berpacaran karena selalu dijanjikan uang terus sehingga ia akhirnya mau. “Saat mulai intens, pertama kali melakukan hubungan sejenis dan sering dilakukan di konter Dede Cell milik korban. Saya sebagai laki-lakinya,” kata Bakas Maulana dihadapan wartawan.
Namun, karena merasa sakit hati korban sering ingkar janji usai melakukan hubungan sejenis sehingga ia tega melakukan pembunuhan terhadap Dede Saputra. “Janji mau kasih duit sekian setelah berhubungan badan, tetapi dia ingkar dan sering kali,” ujarnya.
Kesempatan itu ia juga meminta maaf kepada keluarga korban dan ia menyesali perbuatannya. “Kepada keluarga korban, saya memohon maaf sebesar-besarnya, saya sangat menyesali apa yang telah saya lakukan. Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya,” tutupnya. (Wisnu)
Tinggalkan Balasan