Bandar Lampung (SL)-Realisasi anggaran pendapatan maupun belanja daerah Kota Bandar Lampung seluruhnya tidak ada yang mencapai target. Sehingga, terdapat sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) tahun 2021 sebesar Rp15,6 miliar. Demikian disampiakan Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, dalam pembicaraan tingkat I penyampaian raperda pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2021 di gedung paripurna DPRD Bandar Lampung, Rabu 22 Juni 2022.
Eva memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Bandar Lampung pada 2021 sebesar 5,8-6,8 persen dengan laju inflasi 2,97 sampai 3,03 persen. Di sisi lain, pendanaan pembangunan Bandar Lampung dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) naik 4,98 persen dibanding realisasi tahun 2020. “Ini karena pandemi berdampak pada sektor ekonomi, terutama usaha dan jasa. Banyak usaha berhenti beroperasi sementara waktu. Ada pula omzet yang turun. Otomatis pajak dan retribusi daerah yang disetorkan juga turun,” katanya.
Selain itu, terjadi persoalan rendahnya pengguna pajak dan masih rendahnya kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban. “Serta untuk objek pajak yang sudah terpasang alat perekam data transaksi (tapping box) belum sepenuhnya digunakan secara optimal,” kata Eva.
Eva mengungkapkan untuk anggaran pendapatan realisasi anggaran 2021 dianggarkan Rp1,13 triliun. Namun terealisasi Rp564,28 miliar lebih atau tercapai 49,69 dari target. Kelompok PAD ini terdiri atas pendapatan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sahKemudian untuk kelompok pendapatan transfer dianggarkan Rp1,56 triliun lebih.
Tapi, terealisasi Rp1,46 triliun lebih atau sebesar 93,584 persen. Kelompok ini terdiri dari transfer pemerintah pusat dana perimbangan, transfer pemerintah pusat lainnya, dan transfer dari provinsi. “Kemudian kelompok lain-lain pendapatan yang sah yang dianggarkan sebesar Rp111,12 miliar terealisasi Rp100,57 miliar lebih atau 90,5 persen,” katanya.
Sementara, anggaran belanja dan transfer ditetapkan Rp2,84 triliun lebih. Hingga 31 Desember 2021, terealisasi 70,83 persen atau Rp2,01 triliun lebih. Dengan perincian, bagian belanja operasi dialokasikan sebesar Rp2,08 triliun, terealisasi Rp1,59 triliun lebih atau 76,374 persen.
Sementara bagian belanja modal dialokasikan Rp733,72 miliar dan terealisasi Rp400,78 miliar (54,624 persen).Kemudian bagian belanja tak terduga yang dianggarkan Rp30 miliar terealisasi Rp24,51 miliar lebih (81,73 persen). Untuk anggaran penerimaan pembiayaan Rp170,81 miliar, terealisasi Rp20,81 miliar (12,18 persen). Sedangkan pengeluaran pembiayaan dianggarkan Rp131 miliar, terealisasi Rp114,56 miliar atau 87,46 persen. (Red)
Tinggalkan Balasan