Proyek Jalan Lintas di Wilayah Natar Dikerjakan Asalan Banyak Pengguna Jalan Jadi Korban

Lampung Selatan (SL)-Proyek pengerjaan tambal sulam jalan lintas sumatra (jalinsum) di Kecamatan Natar, Lampung Selatan, dikerjakan asalan, hingga banyak pengguna jalan menjadi korban kecelakaan. Galian lubang aspal yang dikerjakan tidak langsung ditutup, tapi dibiarkan hingga berhari-hari.

Irwandi, warga Waisari, Kecamatan Natar, harus dirawat di rumah sakit Medika karena kecelakaan akibat lubang-lubang yang tidak diberi tanda. “Pengerjaan proyek itu tidak ada papan pengumuman, perusahaan apa yang mengerjakan, anggaran negara yang digunakan berapa tidak dijelaskan,” kata Rustam, kerabat korban, Selasa, 5 Juli 2022.

Selain itu, pekerjaan tambal sulam itu juga menjadi pemicu kemacetan. “Keterbukaan terhadap publik wajib di zaman sekarang ini apalagi digunakan anggaran dari negara. Kami selaku warga Natar menginginkan pekerja dari proyek tidak asal-asalan, apalagi sampai memakan korban kecelakaan seperti sekarang ini,” katanya.

Menurutnya, penegak hukum semestinya malu karena sudah beberapa kali pengerjaan jalan lintas yang dipertontonkan kepada warga tidak taat aturan seperti tidak ada plang pekerjaan. “Harusnya pemilik proyek dan penegak hukum malu kepada masyarakat luas,” katanya.

Bukankah pekerjaan itu menggunakan uang negara. Tapi kenapa sembunyi-sembunyi tanpa ada papan pengumuman. “Apa pertanggungjawaban proyek terhadap korban kecelakaan akibat galian itu,” ujar Rustam.

Rustam mendata sepekan ini saja sudah ada sekitar 10 korban kecelakaan akibat galian tambal sulam itu. Salah satunya kejadian tempat di sekitaran kantor BASARNAS Lampung. “Ini bagaiamana pemerintahnya. Penegak hukum banyak yang lalu lalang, dan diam,” katanya.

Warga lainnya mengaku akibat perbaikan jalan yang asal aslan itu jalan jadi kerap macet, dan berdebu. Warga sepanjang jalan Lintas yang terkena perbaikan justru kebagian debu.

“Ada yang masih bagus dibongkar bongkar juga. Kayanya sengaja biar rusak. Nanti juga tidak sampai beberapa bulan rusak lagi. Jadi bingung, jangan jangan cuma buat nyairin uangnya saja,” kata Leni, warga pinggir jalan Natar.

Menurutnya sebenarnya warga senang, jalan diperbaiki. Tapi bukankan ada mekanismenya, bisa mengatur waktu, dan bukan justru membuat masalah. “Dilubang lubang tidak diberi tanda. dan Tidak langsung ditutup atau ditambal lagi. Dan tidak ada penerangan jalan, udah banyak motor yang terjungkal gara gara kepergok lubang-lubang itu,” katanya.

Sementara Pelaksana Proyek, Iwan Darmawan, mengatakan, semua korban kecelakaan sudah ditangani semua oleh pihaknya. Namun, dia enggan membeberkan lebih rinci, tidak memasang papan pengumuman dari proyek, nama perusahan, berapa anggaran negara yang digunakan terkait pelaksanaan proyek itu. “Kalo korban kecelakaan itu sudah ditangani semua, soal plang proyek dan lain-lainnya konfirmasi ke humas kami aja,” kata Iwan. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *