Senyum Pagi di Kantin FKIP

Kantin-kantin di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) nampaknya memang bukanlah kantin yang dikelola profesional oleh kampus. Kantin itu milik warga, dan sudah ada sejak puluhan tahun lalu, Selasa 2 Agustus 2022.

Tentu saja berbagai cerita berserakan dikantin ini, terutama buat mereka-mereka yang pernah memadu kasih dengan mahasiswi-mahasiswi calon guru ini.

Disini biasanya menjadi tempat menunggu sang pujaan hati atau bercekrama memadu kasih. Kantin-kantin ini tempatnya juga terpisah dari gedung kampus.

Ada lebih dari lima kantin yang tersedia. Kantin pertama kantin kejujuran yang berada berada paling ujung, dekat gedung koperasi dab gudang beras dulunya.

Teringat kenangan dahulu setiap awal bulan selalu saja kesini mengambil jatah beras “dolog” yang dibagi oleh Pak Zen (alm).

Memang dosen dan tenaga akademik dulu setiap bulan mendapat jatah beras dan juga mendapkan sirup dan dua ekor ayam setiap menjelang lebaran. Ah ini cuma cerita lama, sekarang koperasi Unilanya saja sudah ditelan bumi.

*****
Pagi ini pukul 09:00, telpon saya berdering dari sahabatku mas Dedi, dosen FKIP. “Kang Admi kita ngopi yuk, di kantin FKIP”, ujarnya.

Karena memang pagi ini saya giliran mengantar sekolah ananda tasya, karuan belum sempat sarapan. “Siap meluncur”’, ujarku.

Alhamdulillah ketika memasuki FKIP, satpam-satpam disana sangat mengenalku dan langsung membukakan pintu. “Oh bang Admi, apa kabar ?” ujar mereka.

Perjalanan saya teruskan melewati deretan kantin-kantin yang berjejer. Sayangnya deretan parkir kendaraan disini agak kurang rapih, mungkin lebih tepatnya tidak rapih.

Pelayanan kantin-kantin disini memang dikenal sangat baik, dengan kesabaran dan keramahan. Pemilik kantin tidak begitu bersaing satu dengan yang lain.

Kita bebas memilih mau jajan di kantin mana. Pelanggan juga bebas duduk di dalam atau di luar kantin. Kita bebas memilih jajanan kantin. Tentu saja yang tidak bebas adalah, saat dimulai waktu kuliah, kita harus segera angkat kaki.

Pagi in, Selasa 2 Agustus 2022, saya langsung menuju “Kantin Romli” yang terletak di paling ujung. Saya tidak perlu tengok kiri – tengok kanan, karena langsung melihat mas Dedi yang sedang ngobrol dengan timnya.

Suasana Kantin masih sepi. Sepeda motor atau mobil pribadi masih jarang yang lewat. Diantara jalan antara gedung kuliah terlihat beberapa mahasiswi berjalan dan ngobrol sesamanya.

Kantin Romli berada di pojokan.Tepatnya di sisi gedung koperasi, tidak jauh dari gedung dekanat. Warung ini beratapkan baja ringan. Bentuknya persegi empat.

Jendelanya merangkap tempat jualan. Dibuka dan ditopang tiang dari bawah lalu dagangannya dijejerkan di jendela tadi. Di tengah ruangan ada meja lengkap dengan jajanannya.

Dinding-dindingnya semua terbuat dari papan kayu yang disusun bertimpa-timpa. Demikian juga kursinya.

Di Emperan inilah dipasang meja dan beberapa kursi. Di atas meja kayu itu disajikan beberapa jajanan dan minuman yang kita pesan. Sekalipun lumayan jauh, cukup banyak juga pelanggan tetapnya.

Tidak kalah seru di kantin ini kita dapat melirik anak perempuan, mahasiswi FKIP. Mahasiswa memang mengincar anak-anak FKIP yang biasanya cantik, berkulit putih mulus dengan rambut sebahu.

Tentu saja mereka ini juga dikenal jinak-jinak merpati. Karenanya tidak heran jika mahasiswi calon guru itu biasanya menjadi incaran mahasiswa.

Di kantin-kantin itulah tempatnya mereka mencari perhatian dan memberikan perhatian. Tentu saja, bukan hal yang mudah baginya menaklukkan mahasiswi itu.

Masih teringat pesan sahabat dulu, bahwa ketika kita ingin proklamasike anak kepada anak FKIP yang kita cintai, perlu dipersiapkan kata-kata indah dan pujian yang dituangkan dengan kalimat demi kalimat pada surat cinta.

Kalau perlu kita harus mencari jenis kertas yang berbau harum. Surat cinta itu juga kita lengkapi dengan gambar-gambar yang mewakili gelora jiwa.

Perlu waktu berjam-jam untuk menuliskan surat cinta itu. Setelah itu kita perlu juga melipat kertasnya sebaik mungkin. Memasukkannya dalam amplop.

Jangan lupa menuliskan “Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya”.

Rasanya jauh lebih sulit dari menuliskan sebuah paper buat Jurnal Scopus Q1 yang menjadi syarat Profesor, he he he.

*****
Kembali ke LapTop, kantin Romli menjajakan beberapa menu makanan minuman dengan harga bersahabat dengan dompet mahasiswa. Sebut saja karedok-pecal dibanderol 13rb rupiah, mie ayam bakso 17rb – aneka minuman 5rb.

Satu lagi, disini makanan best sellernya adalah Mie Semur. Mie ini seperti mie ayam namun ditambahkan suiran ayam semur diatasnya. Soal rasa enggak usha ditanya deh. Mantap Surantap.

Saat mau membayar, kita tinggal menyebut jumlah yang dimakan dan diminum. Pemilik kantin akan menyebutkan harga saja. OK bro, selamat menikmati makan siang dan “Dang lupo BAHAGIA geh !”****

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *