Bandar Lampung (SL)-Ribuan pengendara kendaraan yang melintasinya terutama jalur keluar dan masuk ke pintu tol Kotabaru mengeluh. Jalan Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, tepatnya depan Institut Teknologi Sumatera (Itera) dengan kondisi rusak parah dan berlubang. Kerusakan jalan muali masuk dua jalur mulai depana Markas Polda Lampung hingga arah Masuk pintu Tol Kota Baru.
“Gila ya masuk Lampung ini. Sudah lama jalan di sini rusak dan berlubang ga bagus bagus. Kayaknya dulu pernah diperbaiki cuma ditambal saja. Tapi, nggak lama jalan rusak lagi, sekarang parah mas. Saya suak ngingatin keluarga dan pengendara yang melintas untuk berhati-hati dan tidak melaju kencang. Apalagi motor trus hujan keren dah kubangan,” kata Yuyun, warga Bandung, yang tiap bulan datang melihat adiknya di asrama.
Jalan Terusan Ryacudu terdapat banyka titik yang mengalami kerusakan dan cukup membahayakan para pengguna jalan. Tidak sedikit mahasiswa yang cidera akibat jalan rusak itu, apalagi malam hari yang minim penerangan. “Sudah ada yang patah kaki mas,” kata mahasiswa Itera.
Menjawab keluhan masyarakat yang melintas di Jalan dua jalur depan Polda Lampung-Itera- Jalur Masuk Pintu Tol Kota Baru, Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi (BMBK) Provinsi Lampung akan menganggarkan dana sebesar Rp13 miliar guna melakukan peningkatan Jalan Terusan Ryacudu, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, tersebut.
Kepala Dinas BMBK Provinsi Lampung, Febrizal Levi Sukmana menjelaskan,dana tersebut akan dianggarkan pada APBD Pemprov Lampung tahun 2023 dan pengerjaannya akan dilakukan secara bertahap. “Tahun 2023 akan kita anggarkan dan kita optimalkan. Untuk total panjang jalannya 1 kilometer yang terbagi menjadi dua jalur sampai dengan gerbang tol Kota Baru. Masing-masing jalur itu 500 meter. Kira-kira butuh dananya Rp12 miliar sampai Rp13 miliar,” kata Levi kepada wartawan Minggu 30 Oktober 2022.
Menurut Levi perbaikan titik-titik jalan yang mengalami kerusakan di Jalan Terusan Ryacudu itu sebetulnya masih menjadi tanggungjawab Waskita Karya sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dari Hutama Karya. “Itu sebetulnya masih menjadi tanggungjawab dari Waskita sebagai BUJT nya Hutama Karya. Kami diminta untuk menunda perbaikan, karena akan diperbaiki oleh Waskita. Tetapi setelah diperbaiki rusak lagi,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Levi, pihaknya akan melakukan peningkatan melalui perkerasan kaku atau rigid sehingga jalan utama menuju gerbang tol Kota Baru tersebut tidak lagi dikeluhkan oleh pengguna jalan. “Sebetulnya kita sudah mau memulai rigid, namun terkendala belum serah terima akhir pekerjaan atau FHO dari Waskita ke Hutama Karya dan ke Pemprov Lampung. Solusinya tahun depan akan di rigid oleh Pemprov Lampung tidak menunggu lagi FHO,” ucapnya. (Juniardi)
Tinggalkan Balasan