Rupanya Sekda Waykanan Yang Titip Rp250 Juta Buat Loloskan Ponakannya Masuk Unila?

Bandar Lampung (SL)-Sekertaris Daerah (Sekda) Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Way Kanan, Saipul juatru disebut langsung ikut menitip setoran Rp250 Juta untuk meloloskan keponakannya agar masuk Universitas Lampung (Unila) melalui penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri.

Hal itu diungkapkan Ketua Satuan Pengendalian Internal (SPI) Unila, Dr Budiono saat jadi saksi dalam persidangan korupsi suap penerimaan mahasiswa baru Unila tahun 2022 dengan terdakwa Andi Desfiandi di PN Tanjungkarang, Rabu 16 November 2022.

Budiono mengatakan, Saipul pernah menemui dirinya dan meminta bantuannya dengan mengatakan kesanggupan menandatangani uang Sumbangan Pembangunan Institusi (SPI) Rp250 juta.

“Saya di rumah didatangi kawan, Saipul dari Waykanan, kebetulan saya tenaga ahli Pemkab Waykanan. Dia punya kesanggupan bayar Rp250 untuk SPI, tapi saya bilang gak punya kewenangan meluluskan mahasiswa,” ujarnya.

Permintaan tersebut, kata Budiono, dirinya sampaikan Kepada Wakil Rektor I Bidang Akademik Heryandi. Setelah itu, dirinya tak ikut campur lagi.

Selain itu, Budiono mengaku pernah didatangi oleh Bambang Hartono (diduga Wakil Rektor Universitas Bandar Lampung), yang menyampaikan bahwa anaknya juga mendaftar di Unila pada Fakultas Farmasi dan sudah menandatangani kesanggupan menyumbang SPI Rp150 juta untuk Farmasi.

“Saya katakan, langsung saja ke Pak Heryandi kan kenal sahabat lama, dia mengatakan, dia agak sungkan makanya dititipkan ke saya. Iya saya bilang, nanti akan disampaikan, tapi kelulusan sesuai passing grade,” sambungnya.

Kemudian, titipan ketiga datang dari salah satu pegawai Pemkab Way Kanan bernama Nuryandi, untuk membantu diluluskan masuk Unila jurusan Teknik Informatika.

“Sama ke ruangan, terus dia menyampaikan anaknya mendaftar di Unila. Saya tanya kesanggupan menandatangani penyumbang institusi sekitar 35 apa 25 juta saya lupa,” ungkapnya.

Lalu terakhir, mahasiswa titipan datang dari kakak iparnya sendiri bernama Maida, yang berkeinginan memindahkan sang anak dari Fakultas Ekonomi ke Fakultas Hukum.

Setelah menerima nama-nama titipan itu, Budiono hendak menemui Heryandi. Namun, karena Heryandi hendak keluar, maka nama itu dititipkan ke Sekertaris Heryandi bernama Widyatmoko.

“Selesai itu sudah tidak saya tanyakan lagi, dan benar Pak Nuryadi pernah menelpon saya ya saya bilang yang penting masuk passing grade, berdoa, dan belajar,” kata Budiono. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *