Lampung Tengah (SL)-Suplayer program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang salurkan oleh Pendamping Desa, diduga menyalurkan beras rusak alias tidak layak konsumsi, untuk warga Kampung Payung Makmur, Kecamata Pubian, Lampung Tengah. Selain aroma apek, juga beras dalam kemasan karung iti terlihat kotor dan kecoklatan usang.
Melihat kualitas tidak layal konsumsi itu, — Kepala Kampung Payung Makmur, Kecamatan Pubian, Kurniawan lamngsung menolak pemberian beras untuk warganya itu. “Ya betul, kami telah menolak pengadaan beras bantuan yang bakal diberikan kepada warga penerima program BPNT di kampong kami,” kata Kurniawan, Minggu 27 November 2022.
Kurniawan menjelaskan bahwa kondisi beras yang akan dibagikan ke masyarakat itu sudah berwatna kekuning-kuningan dan sudah berbau busuk. “Kami sangat menyesalkan bantuan tak layak tersebut. Saya heran kok bisa begini. Padahal sebagian beras itu sudah terlanjur didistribusikan ke penerima program bantuan. Ini bisa masalah serius nantinya. Untuk kita periksa dulu berasnya,” kata Kurniawam
Menanggapi masalah beras tak layak itu Pendamping Desa, Andres Eko saat dikonfirmasi mengaku tidak tahu soal bentuk beras yang dikirim itu. “Bahwa beras tersebut salah kirim dari Palembang dan ini bukan faktor kesengajaan. itu salah saja. Nanti akan diganti oleh pihak supliernya dengan beras yang bagus,” kata Andres.
Namun Andres tertutup soal asal kebenaran bahwa beras itu rusak dan tak layak konsumsi. Beras itu akan dikirim ke daerah mana. “Kami tidak tahu jika beras ifu rusak,” dalihnya.
Warga juga meminta Pemerintah khususnya Departemen Sosial dan Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten koat untuk melakukan evaluasi terhadap suplier nakal tersebut. “Pendamping desa, kami duga terlibat untuk dan cari keuntungan pribadi,” katanya. (Red)
Tinggalkan Balasan