Lampung Tengah (SL)-Direktur Jaya Putra Perkasa (JPP) yang mengelola Stasiun Penigisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Ganjar Asri Metro, Aditya Rama Putra (37) yang tewas di kediamannya di Kampung Purwodadi, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah, diduga akibat bunuh diri menenggak minum cairan pembersih lantai. Hasil penyelidikan Polisi mendapat petunjuk Nanik Indrayani (27) warga Dusun 1 RT 03 RW 01 Kampung Rukti Endah, Kecamatan Seputih Raman, pagi-pagi meninggalkan rumah tersebut.
Baca: Wanita Tewas di Kontrakan Sukarame Terkait Dengan Kematian Bos SPBU di Kota Metro
Nanik Indrayani kemudian juga ditemukan tewas mendadak saat didatangi Polisi di persembunyiannya di kamar kontrakan di Jalan P. Seribu, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, Minggu 18 Desember 2022. Polisi menyebutkan Aditya Rama Putra (37) yang tercatat sebagai warga Jalan Pal Batu Raya No. 23 RT/RW 0017/05 Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan menjalin hubungan khusus dengan Nanik.
“Kematian ARP erat hubungannya dengan seorang wanita yang juga ditemukan tewas di sebuah kos-kosan yang berada di wilayah Way Dadi Sukarame, Bandar Lampung. Karena dari sejumlah keterangan saksi dilokasi juga rekaman CCTV, serta warga yang melihat wanita tersebut pergi meninggalkan rumah korban pada pagi hari,” kata Kasat Reskrim AKP Edi Qorinas, mewakili Kapolres AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya.
Menurut Edi Qorinas, berbekal sejumlah informasi dan beberapa bukti di lokasi, hasil olah TKP itu, petugas memburu NI. “Jadi bermula dari ditemukannya mayat berjenis kelamin laki-laki, yang diduga korban bunuh diri minum cairan pembersih lantai, di Dusun I Kampung Purwodadi Trimurjo. Jasad tersebut adalah ARP. Asisten rumah tangga ARP yang memberikan informasi ke sopir pribadi korban, yang mengatakan Bosnya ARP, belum keluar dari kamar pada Sabtu 17 Desember 2022 pagi,” kata Kasat.
Lalu, lanjut Kasat, esok harinya dua orang suruhan ayah ARP meminta masuk ke dalam rumah malalui atap, untuk mencari tahu keadaan putranya yang mengunci rumah dari dalam hingga orang lain tidak bisa masuk. “Kedua orang suruhan tersebut yang masuk melalui atap rumah, menemukan korban di dalam kamar dengan posisi tertelungkup dan dari mulutnya mengeluarkan darah, namun sudah tidak bergerak,” jelasa Kasat.
Mengetahui hal itu, keluarga dan warga sekitar langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Polisi. Petugas kemudian mendatangi lokasi ditemukannya Direktur JPP SPBU Ganjar Sari Kota Metro terebut, dalam keadaan sudah meninggal dunia didalam kamarnya. “Dari olah TKP ditemukan beberapa helai rambut ukuran panjang di duga milik wanita. Petugas juga menemukan bercak merah di lantai dan di kapas yang menyerupai darah,” ujar Edi Qorinas.
Bercak merah juga ditemukan di bagian seprai kasur, dan petugas juga turut mengamankan rekaman CCTV, yang ada di rumah itu dan membuka rekaman kamera pengawas. “Dari CCTV tersebut, petugas melihat ada seorang perempuan tidak di kenal. Petugas menduga wanita itu berada satu rumah dengan korban,” katanya.
Selanjutnya Petugas menghimpun berbagai informasi dari warga sekitar, terkait identitas wanita yang keluar dari pintu gerbang rumah korban. “Petugas meminta keterangan sejumlah warga, yang mengetahui ciri-ciri wajah perempuan itu, kemudian mencocokan dengan rekaman CCTV. Dan ada saksi yang juga melihat wanita itu keluar dari pintu gerbang rumah korban,” ucapnya.
Petugas juga mendapati cairan pembersih lantai didekat tubuh korban, dalam kamar ARP. Botol pembersih lantai merk Vixal yang masih ada isi cairan sekira 2/3 botol, juga ditemukan tempat minum botol plastik taperwer warna biru yang masih ada cairan di duga campuran pembersih lantai Vixal kurang lebih 100 ML. “Ada dugaan korban telah meminum cairan pembersih lantai tersebut,” jelas Kasat.
Dari hasil pemeriksaan, ada dua Unit Hp milik korban yang hilang dan kunci kamar yang juga tidak ada di tempat. Meskipun pemiliknya sudah meninggal dunia, dan 2 unit Hp milik korban hilang, namun akun Facebook milik ARP, diketahui masih aktif.
Tim Tekab 308 Presisi Polres Lamteng dan Polsek Trimurjo kemudian melacak keberadaan NI dan berhasil mengidentifikasi keberadaan wanita yang diduga mengetahui penyebab meninggalnya ARP. Kecurigaan petugas semakin kuat karena 2 Hp milik korban hilang dan ada pada NI yang sempat satu rumah bersama korban.
“Saat Polisi datang di lokasi kos-kosan, yang diduga tempat NI mengontrak, mendapati satu pintu kamar kontrakan sedikit terbuka. Dan saat itu, petugas belum berani masuk kekamar tersebut. Untuk masuk ke kamar itu Polisi terlebih dahulu memanggil sejumlah tetangga kamar korban untuk bersama-sama melihat kondisi NI,” terangnya.
Kemudian warga sekitar juga RT setempat serta Bhabinkamtibmas Polsek Sukarame memanggil Tim Medis yang ada di sekitar lokasi dan dari hasil keterangan medis yang datang memeriksa NI di TKP, dan mengatakan korban sudah meninggal dunia. “Selanjutnya warga dan RT beserta Bhabinkamtibmas membawa Jenazah NI, ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung, untuk dilakukan outopsi,” katanya.
Saat jenazah diangkat, Polisi menemukan 2 unit Hp yang diduga milik ARP dibawah jenazah NI beserta kunci kamar korban ARP, didalam tas milik NI. “Itulah kaitanya mengapa NI dicari Polisi, karena dari sejumlah bukti dan keterangan yang didapat petugas pada saat olah TKP dirumah Korban ARP, mengarah ke NI,” katanya. (Red)
Tinggalkan Balasan