Viral Sempat Dikira Korban Cibul Kasus Lima Penghuni Kotrakan Terkapar Mulut Berbusa di Bantar Gebang Terindikasi Diracun Polda Metro Jaya Tangkap Tiga  Orang

Jakarta (SL)-Tim Gabungan Krimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi mengungkap kasus sekeluarga yang terkapar dengan mulut berbusa dirumah kontrakan di Kampung Ciketing Udik, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi. Tiga orang kini ditangkap terkait kasus yang menewaskan ibu dan dua putranya itu.

Sebelumnya hanya dikira keracuna  korban Ciki Ngebul (Cibul,red) yang sedang viral belakangan. Berkat kejelian penyelidikan Ditreskrimum Polda Metro Jaya, menemukan bukti bahwa ada upaya pembunuhan terhadap satu keluarga yang baru sepekan tinggal di kontrakan itu, dengan cara diracun (dugaan pembunuhan massal,red).

Kasus ini terungkap setelah Tim gabungan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi melakukan serangkaian penyelidikan bersama Tim Puslab dan Forensik, sejak Kamis 12 Januari 2023. Ketiga orang itu saat ini masih menjalani periksaan intensif di Mapolda Metro Jaya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan kasus sekeluarga keracunan, yang di antaranya 3 tewas dan 2 selamat, merupakan peristiwa pidana. “Adanya korban keracunan, tiga meninggal dunia dan dua selamat di Bekasi. Untuk penanganan perkara ini dilakukan proses penyidikan, karena ada peristiwa tindak pidana,” kata Trunoyudo kepada wartawan, Selasa Rabu 17 Januari 2023, siang.

Menurut Trunoyudo kasus ini diungkap oleh jajaran Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi. Tim gabungan dipimpin Dirkrimum PMJ Kombes Hengki Haryadi, AKBP Indrawieny Panjiyoga, yang kemudian menangkap 3 pelaku terkait sekeluarga keracunan ini. “Tim gabungan kemudian menangkap tiga pelaku. Sekarang masih diperiksa, termasuk motifnya,” kata Trunoyudo yang belum membeberkan siapa saja ketiga pelaku ini.

Sebelumnya, satu keluarga ditemukan terkapar dengan kondisi mulut berbusa diduga keracunan. Kelima korban yang terdiri dari empat orang dewasa dan satu orang anak-anak itu diduga keracunan setelah mengonsumsi makanan. Tiga dari lima orang itu meninggal, yaitu Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz, dan Muhamad Riswandi. Ketiganya memiliki pertalian darah sebagai ibu dan anak kandung.

Sementara seorang pria berinisial Wawan (60), sang suami dari Ai Maimunah menghilang dan tak ada kabar saat satu keluarganya mengalami keracunan. WWN hingga kini belum mendatangi kepolisian meski Maimunah dan dua anak tirinya telah dinyatakan tewas. WWN juga merupakan ayah kandung dari NR (5) yang juga jadi korban dugaan keracunan, kondisinya NR kini telah membaik setelah dirawat di RSUD Bantar Gebang.

Berdasarkan keterangan Didin atau mantan suami Maimunah, dua motor milik korban meninggal (anaknya,red) yakni Ridwan dan Riswandi juga raib di lokasi kejadian. Didin menyatakan curiga dan melihat kejanggalan pada kasus keracunan yang juga menimpa Ridwan dan Riswandi. Didin mempertanyakan keberadaan WWN yang merupakan suami baru Maimunah.

Menurut Didin, mantan istri dan dua anaknya dibawa ke Bekasi oleh WWN. Namun hingga kini WWN belum diketahui keberadaannya, begitu juga dua sepeda motor yakni Honda Beat dan Honda Scoopy. Didin telah berangkat menjemput jenazah mantan istri dan dua anaknya ke Jakarta begitu mendengar kabar duka tersebut. Jasad ketiga korban meninggal juga telah dimakamkan di Cianjur.

Didin menyebutkan setelah bercerai dari Dia, Maimunah menikah dengan seorang pria berinisial WWN dan memiliki seorang putri berinisial NR (5). Bocah tersebut diketahui juga ditemukan terkapar di kontrakan saat kejadian. Sedangkan seorang lainnya yang jadi korban dugaan keracunan berinisial MDS merupakan adik ipar dari Maimunah. MDS diketahui merupakan orang yang awal kali mengontrak di lokasi tersebut. Baik kondisi NR dan MDS kini telah membaik meski masih harus dirawat di rumah sakit.

Wawan dikabarkan sempat pulang ke kontrakan lamanya di Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur. WWN pulang ke Cianjur bertepatan dengan pemakaman tiga korban tewas akibat keracunan itu. Wawan sempat pulang ke kontrakan lamanya di Pasirloa, Desa Mekarwangi, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, pada Sabtu 14 Janurai 2023 malam.

Kedatangan Wawan juga sempat ditolak warga. Karena kabar kematian Maimunah dan anak-anaknya sudah sampai ke warga sana. Saat Wawan datang langsung diusir warga karena warga takut Wawan terlibat, dan warga dianggap ikut menyembunyikan pelaku. Setelah diusir warga, keberadaan WWN kembali tidak ketahui.

Trunoyudo menambahkan saat ini, polisi juga masih menunggu keterangan MDS (34), adik ipar korban, yang juga salah satu korban yang masih dirawat di rumah sakit. “Penyidik masih melakukan proses penyidikan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, terutama adalah saksi yang kita tunggu saksi yang dewasa dan satu lagi yang di ICU, yang bisa menjelaskan apa yang terjadi pada saat terakhir sebelum terjadi peristiwa tersebut,” kata Trunoyudo.

Laboratorium sedang memeriksa sampel makanan korban. “Proses laboratorium ini masih berjalan forensiknya, jadi kita masih butuh waktu untuk mendapatkan hasil daripada laboratorium, yang diambil kan sampel-sampelnya jelas, sudah disampaikan, termasuk apa yang dimakan terakhir, dan makanan apa yang ada di rumah serta minuman, kemudian juga yang ada pada lambungnya, ini kan butuh waktu,” ujar Trunoyudo. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *