Aisyiyah membangun Lampung sejak Tahun 1935

Bandarlampung (SL) – ‘Aisyiyah adalah organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam, dakwah  Amar Ma’ruf Nahi munkar dan tajdid bersumber kepada Al Qu’an dan As Sunnah.

Berdiri pada tanggal 27 Rajab 1335 H bertepatan dengan tanggal 19 Mei 1917 di Yogyakarta. Nama ‘Aisyiyah dinisbahkan kepada nama Ummul Mukminin ‘Aisyah ra., dengan harapan perempuan Muhammadiyah khususnya dan perempuaan muslimah pada umumnya dapat meneladani kepribadian ‘Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq. Dengan keistimewaanya adalah:  cerdas, guru para sahabat, banyak meriwayatkan hadits, kuat ingatannya, dermawan, zuhud, ahli ibadah, kritis, peduli dengan lingkungan, dari masa gadis dibawah pengawasan baginda Nabi sehingga terjaga kesucian dan kehormatan dirinya.

Beberapa ayat al Qur’an turun saat Nabi bersama ‘Aisyah, ahli fiqh, ahli  pengobatan, ahli sastra, ketika namanya ternoda fitnah Allah langsung yang membersihkannya.

Karakter mulia seperti yang dimiliki ‘Aisyah ra. inilah yang di cita-citakan oleh pendiri organisasi ‘Aisyiyah. Perempuan bukan konco wingking, bukan pula surgo nunut neroko katut. Perempuan adalah makhluk Allah swt., yang diciptakan sama derajatnya dengan laki-laki, perbedaan secara fisik dan psikisadalah sunnatullah  untuk saling melengkapi dan menguatkan.

Di Indonesia ‘Aisyiyah merupakan organisasi perempuan tertua bersama dengan organisasi lainnya yang muncul pada saat itu. Menjadi salah satu anggota Komite Kongres Perempuan Indonesia ke-1 di Yogyakarta tanggal 22-25 Desember 1928.

‘Aisyiyah organisasi penggerak Literasi, Majalah Suara ‘Aisyiyah yang terbit pertama tahun 1926  mendapat penghargaan dari Museum Rekor MURI sebagai majalah perempuan tertua di  Indonesia dan di dunia. Yang terbit secara berkesinambungan sejak lahir hingga saat ini.

‘Aisyiyah sejak awal peduli dengan pendidikan anak, tahun 1919 mendirikan TK, hingga sekarang tumbuh ribuan TK di seluruh Indonesia.

‘Aisyiyah terdepan dalam menjaga keutuhan Keluarga, tokoh Siti Hayinah mengusulkan adanya Biro Penerangan Perkawinan di setiap Cabang dan Ranting. Dan pada tahun 1954 melakukan terobosan melalui direktorat Urusan Agama Departemen Agama RI menginisiasi lahirnya BP4 (Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan).

‘Aisyiyah  Lampung telah eksis sejak sebelum kemerdekaan yaitu sekitar tahun 1935  ketua pertama Fatimah Aksa, setelah kemerdekaandan terpisah dari Sumatera Selatan tahun 1964  dipimpin oleh Majar Alam Akuan sampai tahun 1971 kemudian  Nur Baiyah, Syamsidar Jamil,Nurjannah Hasyim, Yuliar Rusli, Soemini Soerip, Husni dinar, Suwaidah Muchsin dan Siti Munawaroh Harun.

Pada periode 2015-2020 dengan perpanjangan di masa pandemi dipimpin oleh Mudrikah Budiarti.
‘Aisyiyah bergerak dibidang pendidikan, budaya, agama, sosial, kesehatan, hukum HAM, lingkungan dan penanggulangan bencana,  pengentasan kemiskinan , advokasi persoalan perempuan dan anak, penguatan keluarga, ketahanan pangan, dan penguatan masyarakat sipil. Kemudian digantikan di tengah periode oleh Nurjannah Baharuddin, karena pindah domisili dan alasan  Kesehatan.

Pengurus Pimpinan Wilayah periode ini  secara lengkap : Nurjannah Baharuddin, Siti Munawarah Harun, Handi Mulyaningsih masing-masing sebagai ketua dan wakil ketua. Sekretari: Pristy wahyudiawaty dibantu wakil sekretaris Endang Susilowati.  Bendahara Siti Himmah Syaebani dibantu wakil bendahara Tina Maulida. Ketua BPP (Badan Pembantu  Pimpinan), Zuraida (Majelis Kader), Rochmiati (Pendidikan), Minarni (Tabligh), Khoeroni (Kesehatan), Endang Hartutik (Ekonomi), Imronah (Kesejahteraan Sosial), Emy Sri Purwani (MHH), Erna Rochana (LLHPB), Nurhayati Wakhidah (LPPA), Siti Wulandari ( Kebudayaan).

Di Bidaang Organisasi hingga menjelang Muswil bulan Februari 2023 ‘Aisyiyah Lampung membina 15 PDA, 138 Pimpinan Cabang dan 403 Pimpinan Ranting yang tersebar di Lima belas Kabupaten.

‘Aisyiyah melakukan hubungan baik dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dinas Sosial, Pendidikan, Kementerian Agama, dsb. Kantor ‘Aisyiyah Wilayah Lampung beralamat di Jl. Tulang Bawang No.33 Enggal Bandar Lampung. Memiliki Gedung Dakwah dua lantai  dibangun secara mandiri.

Panitia terdiri dari para perempuan produktif dan juga perempuan senior (usia lanjut) yang tetap semangat mengumpulkan dana infaq dari anggota dan masyarakat selama kurang lebih 15 tahun dan menghabiskan dana sekitar  4,5 M. Hingga ditulis artikel ini Gedung Dakwah secara fisik sudah dapat di gunakan untuk kegiatan organisasi tetapi masih sangat terbatas sarana dan prasarana masih diperlukan banyak dana untuk finishing gedung dan melengkapi sarana prasarana kantor.

Bidang keagamaan, ‘Aisyiyah mengusung misi Islam Berkemajuan yakni Islam Rahmatanlilalamiin, Islam yang mencerahkan, moderat, berislam berlandaskan sumber yang jelas dan menghargai Ilmu Pengetahuan. Beragama dengan akal dan rasa, beragama yang berorientasi pada memajukan ummat dari belenggu kebodohan. Seimbang antara hablun minallah hablunminannas, Iman di implementasikan dalam amal shalih, agama yang menghormati harkat dan martabat kemanusiaan termasuk perempuan. Memberi ruang bagi perempuan untuk mengekspresikan potensi serta meraih prestasi setinggi tingginya.

Bidang Pendidikan ‘Aisyiyah  mengelola Pondok bernama Imaadul Bilaaddi Kota Metro berdiri pada tahun 2017, yang embrionya telah berdiri sejak sekitar tahun 1985 di Jl.Imam Bonjol Kota Metro. Kini telah memiliki Gedung Permanen lantai dua  di 15 A Iring Mulyo Metro untuk Pondok Putri dan Pondok Putra di daerah 23 Polos Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Metro Utara. Pendidikan tingkat dasar yang dikelola ‘Aisyiyah adalah SD ‘Aisyiyah: di Metro, Poncowati,  Bukit Kemuning, Kalianda, Candipuro.

TK ‘Aisyiyah di Teluk Betung merupakan TK tertua di Lampung berdiri pada tahun 1955. Dengan surat Tanda Terdaftar dari PPA Jakarta  No. 29 tanggal 6 Juni 1963 di tandatangani oleh Ketua PPA seksi pengajaran Siti Fatimah dan sekretaris Siti Fatimah Usulu. Pemrakarsa TK ini adalah pengurus cabang Aisyiyah Teluk Betung Selatan bernama Ibu Zalenah. Di resmikan oleh Gele Harun Residen Lampung saat itu. Di kukuhkan oleh Depdikbud pada tahun 1961, mendapat surat izin resmi dari Dikbud No. A.11.7813/1.12/T/1988. (Jurnal Program Studi Pendidikan SejarahVolume 7(2), 2019). Dari TK Teluk ini kemudian menyusul berdiri TK Aisyiyah di daerah lain seluruh Lampung  jumlah seluruhnya hampir mencapai 400 buah TK.

Bidang ekonomi memiliki toko Aisyiyah yang tersebar di seluruh PDA dan sebagian PCA, memiliki kelompok pengusaha kecil perempuan, pendidikan kewirausahaan, koperasi, distribusi barang-barang produk pimpinan pusat, pakaian, uniform organisasi, alat rumah tangga, alat sekolah. Bekerjasama dengan Kosmetik Wardah untuk program Sekolah Wirausaha, perawatan kecantikan dan distribusi produk.

Bidang Hukum; mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan,  sosialisasi regulasi dari tingkat pusat maupun daerah: UU, PP,Permen, Perda, Pergub, Perbub, dan mendorong perempuan untuk sadar hukum. Terkait KDRT dan kekerasan terhadap anak ‘Aisyiyah bekerjasama dengan organisasi advokasi lain melakukan pendampingan  non litigasi serta melakukan penguatan dibidang agama pendidikan ekonomi bagi korban.Telah membentuk POSBAKUM tingkat wilayah dengan relawan dari 15 kabupaten. Telah menangani beberapa kasus KDRT dan kekerasan terhadap anak.

Bidang Lingkungan:  sosialisasi di tingkat pimpinan, amal usaha, pelajar, mahasiswa dan masyarakat luas tentang pencegahan kerusakan lingkungan: penanam pohon penghijauan, pembuatan biopori untuk resapan, Budikdamber (Budidaya Lele Dalam Ember), pengolahan sampah sederhana, pemanfaatan tanah pekarangan untuk ketahanan pangan, dsb.

Dibidang Penanggulangan Bencana bekerjasama dengan LPB Muhammadiyah menggalang dana, distribusi dana kepada korban bencana lokal Lampung, Nasional dan Internasional bersama Tim MDMC (Muhammadiyah Disaster Manajement Center) LPB Muhammadiyah Pusat.
Bidang Sosial, menggalang dana untuk Jumat berkah, songsong ramadhan, buka bersama, idul fitri,alat sekolah dan sembako untuk  dhu’afa , anak yatim, orang terlantar, musafir dan pelajar  mahasiswa dhuafa, korban KDRT,  Baksos kesehatan Tes Iva. Bersama  majelis kesehatan dan Lazismu, Bidan Desa, Aparat Desa, membantu masyarakat kurang mampu dalam menngurus BPJS dan mencarikan donatur untuk mengaktifkan BPJS. Mengantar dan mendampingi pasien untuk operasi di rumah sakit dan memberikan santunan ketika pasien tidak dapat  mencari nafkah untuk keluarga. Pada saat covid melakukan pembagian masker, hand sanitizer, sembako, pemeriksaan kesehatan, mendampingi pasien covid dan keluarga yang terpapar covid.

LPPA bekerjasama dengan seluruh majelis lembaga untuk kegiatan kajian al Islam, kebangsaan, kemanusiaan, perempuan, melakukan penelitian internal organisasi dan melakukan deseminasi hasil penelitian. Mengadakan Latihan Kepemimpinan Perempuan MPB, Mengembangkan dakwah komunitas terutama komunitas dosen di perguruan Tinggi . Melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada perempuan yang memiliki kompetensi dibidang penyelenggaraan pemilu untuk berpartisipasi  mengawal demokrasi, mengikuti seleksi secara sportif.

Lembaga Budaya meningkatkan pengelolaan dan pengadaan perpustakaan perempuan, program ini belum terlaksana secara optimal masih perlu ditingkatkan secara masif, gerakan wakaf buku, pelatihan penulisan dan literasi, mendorong para perempuan untuk menulis.Ada beberapa penulis perempuan dikalangan Muhammadiyah – Aisyiyah Lampung baik dari para guru dosen  dan ibu rumah tangga.

Implementasi gerakan dakwah seperti di paparkan diatas  menunjukkan bahwaa ‘Aisyiyah di Lampung telah berikhtiar bersama dengan elemen bangsa lainya  turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, mengurai persoalan  ummat dan  memberikan solusi nyata melalui gerakan aksi.

Pada even Muswil ke 26 yang akan digelar pada tanggal 11 sd 12 Februari 2023 mendatang kita semua berharap ‘Aisyiyah Lampung dapat mengevaluasi pencapaiannya selama ini, memetakan persoalan perempuan di Lampung dan mampu merumuskan program untuk limatahun kedepan yang lebih strategis dan fungsional sehingga dapat meningkatkan peran ‘Aisyiyah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dan kepada masyarakat  luas, pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah hendaknya pro aktif kepada ‘Aisyiyah, menjadikan  sebagai mitra, berkolaborasi dan bersinergi untuk terus membangun Lampung yang berkemjuan dan berkeadaban.

Oleh: Dra.Nurhayati Wakhidah,M.Pd.I
(Ketua LPPA PWA Lampung ) (Wagiman)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *