Bandar Lampung (SL) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung berencana meningkatkan kualitas dan menyamakan kelas akses jalan yang menghubungkan pusat-pusat produksi misal perkebunan dan pertanian setara jalan nasional agar tahan lama dan tidak cepat rusak.
Hal itu dilakukan mengingat akses produksi pertanian dan perkebunan memang sangat rentan rusak karena sering dilalui kendaraan bertonase berat. Mengenai rencana tersebut, stakeholder terkait masih menggagasnya.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung Muhammad Taufiqullah menyebut rencana peningkatan kualitas jalan dengan cara penyamaan kelas merupakan terobosan baru dan akan menjadi pembahasan serius Pemrov Lampung. “Ini terobosan baru, mudah-mudahan ke depan bisa kita laksanakan,” ucap Taufiq, Minggu 16 Juli 2023.
Taufiq menjelaskan, perencanaan terobosan baru ini akan dilaksanakan secara merata, baik di jalan provinsi maupun kabupaten, khususnya akses penghubung pusat-pusat produksi dengan menerapkan infrastruktur pembangunan jalan menjadi kelas satu. “Kita tingkatkan jadi kelas satu, perencanaannya juga kelas satu,” jelasnya.
Menyinggung soal kelas Jalan, lanjut Taufiq, memang selama ini terbagi menjadi tiga kelas, yaitu jalan nasional, provinsi, dan kabupaten. Sementara sumber produksi banyak ditemui di kabupaten. Sehingga tak heran jika kondisi jalan kabupaten sangat rentan dan cepat rusak, karena memang peruntukan tonase kendaraan tidak sesuai dengan kelas jalannya.
Maka daripada itu, kata Taufiq, terobosan baru ini ditawarkan untuk menyamaratakan semua kelas khusus pusat-pusat produksi menjadi kelas satu tonase 10 ton untuk beban muatan. Selain menyamakan kelas jalan tersebut setara jalan nasional, lebar jalan pun turut disesuaikan. “Jadi bukan cuma bebannya saja, lebarnya juga harus disesuaikan, karena kalau kelas satu itu kendaraan yang lewat 19 meter maksimal,” tambahnya.
Namun Taufiq mengakui, butuh anggaran yang besar untuk menyamakan kelas jalan pada akses sumber produksi di kabupaten setara kelas nasional. “Tentunya untuk kelas satu biayanya mahal, karena buatnya sekelas nasional. Tapi mudah-mudahan dengan diiringi biaya yang besar kita meningkatkan seperti itu,” harapnya.
Menurut Taufiq, langkah awal dari gagasan ini, pihaknya melakukan survei terkait jalan mana yang menghubungkan pusat-pusat produksi di Lampung. “Tentunya tidak semua jalanan di Lampung kita buat gitu. Kita lihat dulu pusat produksi yang mana saja perlu ditingkatkan. Tentu ini sinergi dengan pemerintah kabupaten. Setelah studi itu, baru kita rencanakan pelaksanaannya,” pungkas Taufiq. (*/Red)
Tinggalkan Balasan