Bentrok di Rempang Galang Mencekam Gas Air Mata Serang Pelajar Polda Kepri Diminta Tarik Pasukan

Batam (SL)-Ribuan warga masyarakat Rempang Galang, Kota Batam  Provinsi Kepulauan Riau melakukan aksi penolakan terhadap pemasangan patok tata bata yang akan dilakukan oleh BP Batam, Kamis 7 September 2023.

Petugas menangkap warga yang dianggap provokator?

Aksi penolakan dilakukan dengan melakukan blokade jalan di Jembatan 4 Barelang. Aksi ribuan masyarakat yang melakukan blokade di jembatan 4 itu dianggap menghalang pihak BP Batam dan aparat gabungan yang mengawal kegiatan pemasangan patok tata bata tersebut.

Pihak kepolisian akhirnya mengeluarkan gas air mata dan korban gas air mata berjatuhan. Korban gas air mata juga kalangan pelajar. Beberapa orang yang diduga sebagai provokator juga turut diamankan oleh pihak kepolisian.

Belasan murid SMP Negeri 22 Tanjung Kertang, Rempang, Kota Batam terpaksa dievakuasi ke Klinik Batalyon Marinir.

Pelajar korban gas air mata di larikan ke rumab sakit

Belasan murid itu pingsan dan lemas terkena gas air mata yang ditembakkan kepolisian saat bentrokan penolakan pemasangan patok di Pulau Rempang, sejak pagi itu.

Kepala sekolah SMP Negeri 22 Tanjung Kertang, Rempang, M Nazif mengatakan, belasan siswanya pingsan terkena gas air mata. “Kejadiannya tadi sekitar pukul 10.00 WIB, terlihat asap di halaman sekolah dan masuk ke ruangan kelas. Jadi kami evakuasi anak-anak,” kata Nazif.

Nazif menjelaskan anak-anak tersebut dievakuasi ke hutan yang tak jauh di belakang sekolah. Namun saat proses evakuasi, anak-anak dan guru yang telah menghirup gas air mata lemas dan pingsan.

“Jadi tadi kita evakuasi anak murid dan guru ke hutan untuk menghindari asap dan gas air mata. Tapi saat prosesnya banyak anak dan guru yang lemas dan pingsan,” ujarnya.

Menurut Nazif gas air mata itu jatuh di depan gerbang. Jaraknya sekitar 30 meteran dari sekolah. Namun karena arah angin yang mengarah ke sekolah sehingga asap gas air mata masuk ke sekolah.

“Proyektil gas air mata tidak masuk sekolah, tapi jatuh dekat gerbang bawah sana lebih 30 meter dari sekolah. Angin mengarah ke sini. Anak-anak kita terimbas jadinya,” ujarnya.

Walhi Minta Kapolda Kepri Tarik Pasukan

Manajer Kampanye Pesisir dan Laut Walhi Nasional Parid Ridwanuddin, meminta Polda Kepri menarik pasukan dari kampung warga Rempang.

Diketahui, polisi menerjunkan sekitar 1.000 personelnya untuk mengawal aktivitas pematokan dan pengukuran tanah di Pulau Rempang. Warga yang menolak ditembak gas air mata.

“Enam orang warga ditangkap polisi, sejumlah warga mengalami luka-luka. Hal ini menunjukkan ironi besar, karena uang yang didapat dari pajak dari rakyat digunakan untuk melawan dan melumpuhnya rakyat yang memperjuangkan ruang hidupnya,” kata Parid.

Menurut Parid masyarakat Pulau Rempang adalah pemilik hak atas tanahnya sendiri. Jika pemerintah dalam hal ini Wali Kota Batam tidak mampu melindungi warganya, maka dia telah gagal menjalankan mandat rakyat.

“Walhi sedang berkomunikasi dengan Komnas HAM untuk memastikan perlindungan HAM masyarakat Pulau Rempang,” katanya. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *