Ternyata Memotong Unggas Ada Standar Kompetensinya, Ini Penjelasan Juleha Lampung

Bandarlampung, sinarlampung.co Memotong unggas ternyata tidak boleh dilakukan secara sembarangan atau asal potong saja. Dewan Pimpinan Wilayah Juru Sembelih Halal Provinsi Lampung (DPW Juleha) menyebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi pemotong ayam dan unggas sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Juru Sembelih Halal Provinsi Lampung (DPW Juleha) menjelaskan, ada beberapa cara memotong unggas yang sesuai standar, diantaranya dengan menggunakan bilah atau pisau yang tajam, sanitasi dan harus higienis.

“Metode penyembelihan memakai tong ukuran sedang minimal 3 agar darah tidak tercecer dan ayam benar-benar mati karena dipotong bukan karena ditimpa,” kata Saludin pada acara peninjauan dan pembinaan ke Kusnadi Ayam di Kemiling, Bandarlampung, Sabtu, 17 Februari 2024.

Tak berhenti sampai disitu, Saluddin menambahkan, sembelihan pertama diletakkan pada tong satu, sembelihan kedua di tong dua, sembelihan ketiga di tong tiga, sembelihan keempat tong satu lagi dan seterusnya maksimal lima ayam dalam satu tong.

“Ini kita lakukan dalam rangka menuju kesempurnaan pemotongan ayam atau unggas dan keberkahan dari Allah swt. Perbaikan kita lakukan terus-menerus,” kata Saluddin.

Pada bulan Oktober 2024, masih menurut Saluddin, semua makanan dan minuman wajib sertifikasi halal termasuk makanan sembelihan. “Nanti rumah makan akan ditelusuri mengambil ayam dari usaha pemotongan ayam dan ungas dan Rumah Potong Hewan (RPH) yang sudah sertifikasi halal. Nanti akan diberikan label halal”, tegas Saluddin.

“Kami, Juleha membantu mengadakan pelatihan, sertifikasi uji kompetensi, peninjauan serta kita bantu publikasi dan promosi dengan memasang label sertifikasi,” pungkas Saluddin.

Teknik Motong Ayam dan Unggas Halal

Pada kesempatan yang sama, Kusnadi mengatakan, Insha Allah, kami akan mengikuti petunjuk dan arahan DPW Juleha Provinsi Lampung. Sebelum kenal Juleha motong ayamnya sudah memenuhi syarat wajib dengan putusnya saluran nafas dan saluran makan, kata pemilik usaha Kusnadi Ayam.

“Setelah kenal Juleha kami lebih memperhatikan lagi untuk sempurna cara motong ayam dengan memutuskan dua urat nadi di kiri dan kanan. Jadi, wajib dan sunnah kami lakukan, imbuh pria asli Tasik.

Kusnadi juga menghimbau untuk teman-teman seprofesi agar mengikuti pelatihan dari DPW/DPD Juleha Provinsi Lampung dan sertifikasi kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) agar sembelihan kita dijamin halal.

“Kami, sehari bisa motong ayam 100-150 ekor dibantu oleh putra saya dan dua karyawan,” Kusnadi berpromosi dan menutup pembicaraan.

Selain itu, Nanot Maryono, Bidang Pengembangan Usaha dari DPD Juleha Bandar Lampung memberikan tips dan trik motong ayam dengan aman dan nyaman bagi pemotong juga ayam.

“Caranya, saat memegang leher ayam tangan dikepal, jadi tidak akan melukai telunjuk,” ujar pemilik Ayam Nanot Suplier Ayam Pejantan dan Broiler.

Kemudian, pangkal bilah mengenai urat nadi bagian luar langsung ditarik kearah dalam atau badan kita, ungkap pria yang bisa motong ayam lima ekor secara bersamaan.

“Dengan metode tarik maka empat saluran semua putus (dua saluran nadi, saluran nafas, dan saluran makanan”, tutup Nanot.

Diketahui, Team Dewan Pimpinan Wilayah Juru Sembelih Halal Provinsi Lampung (DPW Juleha) yang hadir pada acara peninjaan dan pembinaan ke Kusnadi Ayam yaitu Saluddin (Ketua DPW), Riswanto (Bendahara), Wahabi Purbonegoro (Ketua Bidang Pengembangan Usaha), Edi Purwanto Arsiya dan Heni Puspita (Ketua Humas, Publikasi dan Kerjasama Instansi).

DPD Juleha Bandar Lampung diantaranya Abdullah Arvan (Ketua DPD), Saparuddin (Bendahara), Komari Bakri (Bidang Pengembangan Da’wah, Pedidikan, dan SDM), Darmawan dan Nanot Maryono (Bidang Pengembangan Usaha), dan Kadarohman. (Heny)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *