Banjir Terparah di Nunyai Embung Air Jadi Bangunan Saluran Gorong-Gorong Kecil Warga Tagih Janji Walikota

Bandar Lampung, sinarlampung.co-Banjir bandang hujan deras terparah di Kelurahan Nunyai, Kecamatan Rajabasa Banjir. Selain saluran irigasi menyeberang jalan hanya 80 cm, lokasi lahan yang selama ini menjadi resapan air berubah menjadi bangunan. Banjir kali ini hingga setinggi leher orang dewasa di sejumlah titik Kelurahan Nunyai. Akibatnya ratusan rumah terendam banjir dan beberapa warga di evakuasi menuju dataran tinggi.

Lurah Rajabasa Nunyai, Nurmala Sari mengatakan, ada sekitar 200 rumah yang terdampak banjir di sekitar delapan RT di Kelurahan Nunyai. “Ada beberapa titik terdampak banjir, hampir sekitar 200 rumah di RT 04, 03, 05 dan lingkungan 01, 02 bahkan RT 08 di daerah Pramuka itu parah juga,” kata Nurmala, Sabtu 24 Februari 2024.

Menurut Nurmala peristiwa banjir ini adalah kali kedua yang terparah sejak awal tahun 2024. Dan banjir ini disebabkan curah hujan yang deras ditambah kiriman air dari dataran tinggi. “Kalo banjir ini memang dari dulu ya kalo saat hujan, selama awal tahun, ini kedua kalinya yang terparah. Penyebabnya air hujan dan kiriman dari atas daerah Kemiling,” ucapnya.

Nurmala menyatakan hingga hari ini tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini dan belum diketahui berapa nilai kerugian yang dialami oleh warga setempat. “Sejauh ini belum ada informasi korban jiwa ya, dan kalo nilai kerugian kami belum tau pasti karena lagi kondisi begini. Dan para warga sudah dievakuasi oleh RT, RW. Babinsa dan Bhabinkamtibmas,” katanya.

Tagih Janji Walikota

Warga di sekitar jalan ZA Pagar Alam, tepatnya di dekat SPBU Nunyai, Kota Bandar Lampung menunggu janji Pemerintah Kota Bandar Lampung akan segera mengatasi permasalahan banjir di sekitar wilayah tersebut. “Kemarin Kamis, 10 Maret 2022 itu hujan sebentar, terus banjir lagi wilayah ini,” kata Iwan, warga Nunyai.

Menurutnya, Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana sempat meninjau lokasi dengan segenap jajarannya. “Iya, Bunda langsung dateng kemarin itu. Katanya, kalau enggak salah denger bakal segera diatasi masalah banjir ini. Kita nunggu aja gimananya kan. Yang, penting enggak banjir lagi,” ucapnya.

Warga lainnya, Udin menyatakan bahwa resapan air didaerah Nunyai hampir sudah tidak ada. Sehingga menjad rawan banjir. Karena dulu masih ada lahan rawa yang menjadi embung, dan jalur isrigasinya jalan. “Kita ingin jalur pembuangan itu gorong-horong diperbesar. Direnovasi biar aliran airnya lebih besar lagi. Ini saluran hanya 80 cm agak sempit,” katanya.

Saat mengunjungi lokasi titik banjir di Jalan Z.A Pagar Alam, Walikota Eva Dwiana mengatakan, bahwa kapasitas gorong-gorong yang membelah jalan ZA Pagar Alam yang hanya 80 Sentimeter, tak mampu menampung debit air sungai yang memiliki lebar hampir 3 meter.

“Karna keterbatasan kewenangan, Pemkot Bandar Lampung telah mengirimkan surat permohonan perbaikan saluran gorong-gorong kepada pemerintah pusat melalui Balai Besar pelaksanaan jalan nasional (PJN) Lampung, Kementerian PUPR,” kata Eva Dwiana.

Menurut Eva Dwiana menyebut dalam waktu dekat akan dilakukan perbaikan. “Insaallah dalam waktu dekat ini akan dilakukan pembongkaran, sehingga nantinya air tak lagi meluap kejalan,” kata Eva.

Wali Kota menambahkan, ada sekitar 150 rumah dan ratusan warga terdampak banjir di kecamatan Rajabasa. Salah satu lokasi terparah di Kecamatan Rajabasa adalah Kelurahan Nunyai. Di lokasi ini, daerah dataran rendah dan banyak pemukiman dibangun di bantaran sungai.

Menurut Walikota hingga saat ini pihaknya masih mendata unit rumah rusak dan wilayah terdampak banjir. Data itu dibutuhkan untuk penyaluran bantuan dan perbaikan bangunan yang rusak.

Camat Rajabasa Hendry Satria Jaya tak menampik ada rumah warga dibangun di bantaran sungai. Untuk itu, pihaknya berencana mengembalikan fungsi dari bantaran sungai ke posisi aslinya. Pasalnya, saat air sungai meluap hingga memicu banjir terjadi di Kelurahan Rajabasa Nunyai kemarin.

“Salah satu pemicunya akibat rumah dibangun di bantaran sungai. Jadi ada rumah warga dibangun tapi sayangnya mengambil aliran bantaran sungai. Jadinya air tidak bisa mengalir sempurna  mengakibatkan banjir,” katanya.

Hendri Satria Jaya menambahkan, pihaknya memperkirakan 160 rumah warga terendam banjir. Personel saat ini fokus untuk menyalurkan bantuan makanan dan perlengkapan rumah tangga dibutuhkan warga.

Ketua RT 006 Lingkungan II Kelurahan Rajabasa, Sahroni Zakaria menjelaskan, warga yang mengungsi itu membutuhkan bantuan berupa makanan dan pakaian. “Sekitar 150 warga Kelurahan Rajabasa, Kecamatan Rajabasa itu mengungsi di masjid,” kata Sahroni. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *