Siap-siap! Inflasi Tinggi April-Juli 2024

Bandar Lampung – Naiknya konsumsi masyarakat akibat melonjaknya penjualan eceran menjelang Idul Fitri 2024 berisiko tinggi melambungkan laju inflasi pada April 2024.

Berdasarkan Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI), Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) April 2024 tercatat sebesar 165,9, melonjak drastis dari 137,2 pada periode sebelumnya.

Bank Indonesia dalam laporannya pada Kamis, 14 Maret 2024 menyebutkan lonjakan drastis IEH tersebut berimplikasi inflasi meningkat pada April 2024, dan bahkan berlanjut hingga Juli 2024.

IEH pada Juli 2024 diperkirakan sebesar 146,7, meningkat dari 125,8 pada Juni 2024. Peningkatan IEH pada Juli 2024 didorong oleh liburan sekolah dan dimulainya tahun ajaran baru.

Sementara tekanan inflasi pada April 2024 tak terelakan akibat tingginya permintaan terhadap berbagai komoditas pangan, di mana harga-harganya sudah melonjak sebelum ramadan tiba.

Daerah Diminta Giatkan Menanam dan OP Murah

Untuk menahan tekanan inflasi tersebut, Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir telah mengkoodinasikan permasalahan tersebut dengan pemerintah daerah melalui Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual, Rabu (13/03/2024).

Rakor diikuti Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto dan sejumlah pejabat terkait.

Pada pengantarnya Tomsi Tohir, menyampaikan bahwa rapat itui dilakukan sebagai upaya untuk terus mengatasi permasalahan harga dan distribusi bahan pokok di daerah.

Tomsi Tohir meminta provinsi dan kabupaten dan kota yang inflasinya masih tinggi di atas inflasi nasional memberikan perhatian penting terhadap upaya-upaya pengendalian inflasi di daerah masing-masing.

Tomsi Tohir menginstruksikan kepada kepala daerah untuk meningkatkan gerakan menanam dan operasi pasar murah sebagai upaya pemenuhan ketersediaan stok bahan pangan dan pengendalian harga.

“Teman-teman kepala daerah diharapkan agar meningkatkan atau melaksanakan gerakan menanam. Kedua, melaksanakan operasi pasar yang massive, jangan hanya satu kali lalu selesai. Tetapi, operasi pasar yang memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan harga,” tegasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam paparannya menyampaikan bahwa BPS telah mencatat kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar pada Februari 2024 yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau.

“Berdasarkan rilis yang sudah dilakukan oleh BPS, untuk inflasi Februari 2024 BPS telah mencatat bahwa kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar pada Februari 2024 adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kelompok ini menyumbang andil terbesar pada inflasi Februari 2024 tidak hanya secara bulanan tetapi juga secara tahunan,” jelasnya.

Pasca rapat inflasi tersebut, Sekdaprov menyampaikan bahwa inflasi di Provinsi Lampung masih dalam batas range yang telah ditentukan. (iwa)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *