Bandar Lampung, sinarlampung.co-Kasus dugaan pelanggaran Pasal 5 UU No. 5/1999 terkait Kesepakatan Tarif Penyediaan Jasa Depo Peti Kemas di Pelabuhan Panjang Lampung masih bergulir di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Perkara Nomor 20/KPPU-I/2023 itu sudah memasuki sidang. Sidang perdananya sudah digelar 22 Februari 2024 lalu dipimpin oleh Anggota KPPU Mohammad Reza sebagai Ketua Majelis Komisi, didampingi Anggota KPPU Hilman Pujana dan Eugenia Mardanugraha selaku Anggota Majelis Komisi.
Informasi di KPPU Lampung menyebutkan sidang perdana tersebut diawali dengan agenda Pemaparan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) oleh investigator. Perkara yang bersumber dari inisiatif KPPU ini melibatkan 4 Terlapor, yakni PT Java Sarana Mitra Sejati (Terlapor I), PT Masaji Tatanan Kontainer Indonesia (Terlapor II), PT Citra Prima Container (Terlapor III), dan PT Triem Daya Terminal (Terlapor IV), mereka adalah anggota Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) Panjang..
Keempat Terlapor ini merupakan pelaku usaha yang menyediakan jasa layanan penyediaan depo peti kemas di Pelabuhan Panjang, Lampung. Perkara berkaitan dengan dugaan pelanggaran Pasal 5 (Penetapan Harga). Khususnya penetapan tarif batas atas dan batas bawah atas jasa depo peti kemas yang dilakukan oleh pelaku usaha yang tergabung dalam Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) Panjang.
Sebagai informasi, struktur pasar jasa penyediaan depo peti kemas di Pelabuhan Panjang bersifat oligopoli, dimana pasar didominasi oleh beberapa pelaku usaha besar dan mampu mempengaruhi kondisi pasar. Berdasarkan LDP yang dibacakan Investigator, pada tahun 2022 pasar jasa depo peti kemas di Pelabuhan Panjang tersebut dikuasai oleh keempat Terlapor. Dengan penguasaan pasar Terlapor I sebesar 23,73 persen, Terlapor II sebesar 53,84 persen, Terlapor III sebesar 22,37 persen, dan Terlapor IV sebesar 0,05 persen.
Dalam proses penyelidikan, Investigator KPPU menemukan adanya bukti risalah pertemuan ASDEKI Panjang pada tanggal 22 Januari 2022 yang dihadiri oleh keempat Terlapor. Dalam pertemuan, para Terlapor menyepakati tarif batas atas dan tarif batas bawah jasa penyediaan depo peti kemas dengan rincian sebagai berikut:
1. Kontainer ukuran 20′ Std, High Cube Dry & Reefer Rp230.000 (batas bawah) Rp250.000 (batas atas),
2. Kontainer ukuran 20′ Flat Track Isotank Rp250.000 (batas bawah) Rp265.000 (batas atas)
3. Kontainer ukuran 40′ Std, High Cube Dry & Reefer Rp290.000 (batas bawah) – Rp350.000 (batas atas),
4. Kontainer ukuran 40′ Flat Track Isotank Rp320.000 (batas bawah) Rp370.000 (batas atas).
Berdasarkan alat bukti berupa dokumen Surat Edaran Kenaikan Harga DPW ASDEKI Lampung, ketentuan tarif batas atas dan tarif batas bawah tersebut diberlakukan mulai tanggal 1 Mei 2022. Atas dasar uraian itu dugaan pelanggaran dan bukti-bukti yang dimiliki, Investigator KPPU menyimpulkan bahwa terdapat cukup bukti telah terjadi pelanggaran Pasal 5 UU No. 5/1999.
Kepala Kantor Wilayah II KPPU, Wahyu Bekti Anggoro mengatakan bahwa sidang kedua dengan agenda penyampaian tanggapan terlapor terhadap LDP sudah berlangsung 21 Maret lalu. “Sidang kedua terlaksana tanggal 21 maret yang lalu. Sidang penyampaian tanggapan biasanya ada dikeluarkan oleh humas pusat, mungkin kalau tidak dikeluarkan ada pertimbangan lain dari pusat,” ujarnya, Jumat (29/3).
Wahyu Bekti mengaku hingga kini belum ada penjadwalan sidang lanjutan dari panitera untuk perkara ini. (Red)
Tinggalkan Balasan