Lampung Timur, sinarlampung.co-Lahan yang berada di kawasan Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, kembali terbakar. Pihak TNWK menyatakan sejumlah satwa seperti ular hingga burung ikut terbakar. Pihak TNWK menuding pelaku pembakar adalah para pemburu liar yang masuk kawasan.
Humas Taman Nasional Way Kambas, Sukatmoko membenarkan hal tersebut. Menurutnya api baru berhasil dipadamkan pada Senin dini hari. “Benar, itu video petugas tengah memadamkan api yang membakar sejumlah kawasan di TNWK. Pemadaman berhasil dilakukan hingga dini hari tadi,” katanya, Senin (9/9/2024).
Sukatmoko mengatakan, untuk luas lahan yang terbakar belum diketahui karena masih dalam pendataan. “Untuk luasnya yang tadi malam terbakar belum diketahui karena hingga saat ini tim masih berada di dalam. Masih melakukan pendataan dan mengecek adanya kemungkinan titik api yang baru,” jelasnya.
Dirinya menerangkan titik lokasi yang sulit dijangkau membuat proses pemadaman terhambat. “Ada beberapa kendala memang dalam proses pemadaman ini, titik lokasi itu menyulitkan tim sehingga kendaraan susah masuk dan proses pemadaman jadi sempat terhambat,” ungkapnya.
Dampak terbakarnya lahan ini lanjutnya sejumlah satwa ikut menjadi korban. “Iya ada beberapa hewan yang tim temukan mati ya, seperti burung dan ular, jadi satwa-satwa yang jalannya lambat itu jadi korban dan terbakar,” ujarnya.
Juli-September 1022 Hektar Lahan Terbakar
Humas Taman Nasional Way Kambas Sukatmoko mengatakan kebakaran yang terjadi di kawasan Taman Nasional (TN) Way Kambas Lampung Timur terjadi berkali-kali, dengan sebaran di area 1 dan 2. Kebakaran melanda TNWK sejak Juli-September 2024, tercatat jumlah lahan yang terbakar mencapai 1.022 hektare.
“Kebakaran lahan selama triwulan ini yakni di Juli hingga September awal kami mencatat total 1.022 hektar lahan terbakar. Untuk sebaran lahan yang terbakar itu ada di area seksi wilayah 1 dan 2, ini memang terjadi berkali-kali,” katanya.
Meski begitu, Sukatmoko menilai dampak kebakaran tahun ini tidak seluas tahun sebelumnya. Sementara untuk titik kebakaran kurang lebih sama seperti tahun lalu. “Untuk tahun ini relatif lebih bisa ditangani dan luasannya juga tidak seperti tahun lalu. Memang ada beberapa lokasi yang tahun lalu terbakar di tahun ini juga terbakar kembali,” ujarnya.
Menurut Sukatmoto, salah satu faktor penyebab kebakaran lahan di TNWK adalah musim kemarau. Lahan di TNWK dalam kondisi kering yang membuatnya mudah terbakar. “Memang kondisinya masih kemarau, jadi memang kondisi lahan banyak yang kering,” ucapnya.
Hingga saat ini, petugas masih berada di dalam kawasan hutan untuk mendeteksi titik api guna mencegah kebakaran meluas serta mengupdate luas wilayah yang terbakar. “Anggota masih berada di dalam kawasan hutan, masih berjaga dan menghitung total luas wilayah karena tadi malam masih terbakar,” katanya. (Red)
Tinggalkan Balasan