Gamolan Diyakini Bisa Bangkitkan Ekonomi Lampung, Ini Alasannya

Bandar Lampung, sinarlampung.co – Dosen Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila), Hasyimkan meyakini pelestarian alat musik tradisional Gamolan bisa membangkitkan ekonomi Lampung. Hal itu karena dalam pembuatan melibatkan banyak orang, mulai petani bambu, penebang bambu, transportasi pembawa bambu, pengrajin Gamolan, pengajar Gamolan, penjual Gamolan.

“Selain itu, saat pentas perlu Gedung, soundsystem, konsumsi, dan lainnya,” kata Hasyim pada acara pertunjukan Gamolan Pancasila oleh siswa-siswi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Bandar Lampung, Jumat, 13 September 2024.

Dia beranggapan melestarikan Gamolan termasuk salah satu upaya mendukung program pusat terutama seni budaya Lampung. Hasyim merinci ada enam literasi dasar yang meliputi bahasa atau baca tulis, numerasi, sains, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), finansial, budaya dan kewarganegaraan.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) program yang dirancang Kemendikbudristek sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila. Program ini diterapkan dengan menggunakan paradigma baru melalui pembelajaran berbasis projek.

Tak hanya itu budaya merupakan peradaban. Aplikasinya setelah mendapat enam literasi dasar ada Case Method dan Project Best Learning. Case Method atau pemecahan masalah, misal teori dasar ilmu Aqidah Ahlaq dan al Qur’an Hadits yang mereka dapatkan kemudian diterapkan dalam meyelesaikan masalah kehidupan.

“P5 merupakan pemahaman dasar agar anak didik berkembang yang dikaitkan dengan Pancasila sebagai dasar negara. Ada nilai dari P5, contoh bedanya lagu Mars dan Hymne. Mars berisikan semangat, sportifitas, perjuangan, gembira, gagah, dan berani. Hymne mencerminkan rasa syukur,” papar Hasyim.

Hasyim menegaskan, harus ada orang-orang yang selalu bekerja keras, kreatif, dan inovatif sehingga Gamolan bisa Go Internasional. Konsepnya kedepan, bagaimana pergerakan kita.

“Berdasarkan buku ‘Musical Instrument of Indonesia’ karya Prof. Margaret J Kartomi (1985, halaman 31-32) dikatakan, Gamolan Lampung dengan pemukul yang terbuat dari buah pinang memiliki kemiripan dengan alat musik yang ditemukan di relief Candi Borobudur,” ujar Hasyim.

Kemudian, arti Gamolan merujuk pada buku ‘Radin Jambat’ (halaman 78) menjelaskan asal-usul kata “pacak begamol sayan,” yang berarti “dapat berbunyi sendiri.” Masyarakat menyebut begamol sayan bagian dari konsep bunyi Lokananta yang kemudian berkembang menjadi musik Lokananta berasal dari suara alamiah.

Empat pilar negara menjadi tema lagu yang diciptakan Hasyim. Empat pilar negara tersebut adalah Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.

Kata Hasyim, lagu Gamolan Pancasila mulai dari sila pertama sampai sila ke-lima. Lagu mulai dinyanyikan anak-anak PAUD karena mudah dengan tema ketuhanan YME dikaitkan dengan Pancasila. Bagaimana negara memperkenalkan Pancasila melalu anak-anak sekolah dengan bergembira bermain Gamolan. Beberapa lagu sudah bisa dilihat di Youtube: hasyim kan dengan judul Gamolan Pancasila Sila Pertama, ujarnya berpromosi.

Hasyim berharap, kebijakan Gubernur Lampung yang akan datang agar ada Peraturan Gubernur tentang Wajib Belajar Gamolan seperti Pergub Wajib Belajar Bahasa Lampung karena infrastruktur semua sudah ada, pungkas Hasyim alumni S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pada kesempatan yang sama, Hizbuddin Burmeli, Kepala MIN 1 Bandar Lampung mengatakan, Gamolan memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi. Di MIN 1 Bandar Lampung mendapatkan perhatian penuh secara maksimal serta mengapresiasi karena tokoh Gamolan ada disini, bapak Hasyim juga merupakan Ketua Komite Sekolah selama 14 tahun.

Kami melakukan kegiatan-kegiatan termasuk penerapan P5 akan mengadakan pagelaran Gamolan secara berkelanjutan. Sekolah kami mengadakan latihan secara kontinyu oleh Ibu Fifi sebagai Pembina dan dibantu oleh para alumni. “Kami juga aktif mengikuti lomba-lomba sampai tingkat provinsi dengan prestasi yang membanggakan,” tutup Hizbuddin, Kepala Madrasah (Kamad) sejak April tahun 2024.

Gamolan mulai diajarkan di MIN 1 Bandar Lampung sejak 2009 sampai saat ini. Daya minat anak didik semakin bertambah setiap tahun. Kegiatan ini bekerjasama dengan FKIP Universitas Lampung (Unila).

Tak lupa, Fifi Sriharyati Pembina Seni dan Budaya MIN 1 Bandar Lampung berkomentar, Gamolan sudah diajarkan saat belum ada ekstra kulikuler resmi pada tahun 2009. Sedangkan ekstra kulikuler resmi pada tahun 2013 mulai rutin setiap hari Jumat dan peminatnya banyak.

“Awal tahun ajaran baru saya terjun langsung mengajari anak-anak. Selanjutnya untuk memperlancar dari kakak kelas dan para alumni bersama bapak Hasyimkan dan Mahasiswa Unila diajarkan bagaimana cara mengaransemen musik,” imbuh Fifi.

Fifi menyatakan, tantangan membangun mood anak-anak itu luar biasa kadang ada juga yang ngambek, lalu hari ini yang datang beda dengan hari kemarin.

Anak-anak mulai belajar Gamolan dari kelas 3 sampai kelas 5. “Harapan saya, ada instansi terkait agar kami dibina supaya Gamolan lebih dikenalkan secara nasional dan internasional serta booming dan mendunia”, pungkas Fifi.

Siswa-siswi melainkan Gamolan yang dipadu genggam rebana penuh semangat dan antusias. Anak-anak ini mulai dari kelas 3-kelas 5. Beberapa dari mereka meluapkan kegembiraannya dengan komentar.

Anissa Sinar Alam dengan penuh semangat mengatakan, saya main Gamolan sejak kelas 2 SD. Pertama sih agak rumit, banyak juga teman-teman yang berminat. Cita-cita saya ingin jadi musisi.

Siswi lainnya, Arsya Khalila Pramithagantari berujar, ini merupakan pengalaman yang istimewa banget karena bisa menambah hal yang baru. Main Gamolan merupakan bagian dari melestarikan budaya Lampung yang ada sejak dahulu. “Memeng pertama kali ada kesulitan tetapi sekarang sudah terbiasa. Belajar Gamolan sejak kelas 3 SD”, imbuh Acha kelas 5B.

“Saya mengenal Gamolan setahun yang lalu sejak kelas 3 SD. Bagi saya yang paling mengesankan suara Gamolan, ucap Yuma Baheera Kapitan kelas 4B dengan sapaan Yuma.

Senada, Nur Azizah Khaerunisa dengan nama panggilan Azizah menambahkan, saya senang main Gamolan alat musik tradisional Lampung, katanya. (Heny)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *