Way Bekhak Tetap Jernih Meski Hujan

Tanggamus, sinarlampung.co – Way Bekhak tetap menyuguhkan udara yang jernih meski hujan deras mengguyur. Sumber mata air ini berasal dari Gunung Alif dan mengalir tanpa henti, membentuk air terjun bertingkat yang menawan.

Kata “Way Bekhak” dalam Bahasa Lampung terdiri dari dua suku kata: “Way”, yang berarti air, dan “Bekhak”, yang berarti lebar. Aliran air yang bening ini mengalir di antara bebatuan hitam, mulai dari ukuran kerikil hingga sebesar kerbau dewasa. Bebatuan tersebut tidak licin, bahkan saat terendam air. A. Basri, warga Sukanegeri Jaya, menjelaskan, “Way berarti udara, sedangkan Bekhak berarti luas atau melebar.”

Lokasi Way Bekhak terletak di Desa Sukaraja, Kecamatan Gunung Alip, Kabupaten Tanggamus, sekitar 300 meter dari jalan raya. Jalan masuknya beraspal, namun sempit, sehingga hanya muat untuk dua mobil yang berlawanan arah. Arsiya Heni Puspita, biasa disapa Heny HDL, mengatakan, “Jalannya memang hanya cukup untuk dua mobil dari arah yang berbeda.”

Setibanya di parkiran, pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar 25 ribu per kendaraan. Gerbang bertuliskan “Selamat Datang di Way Bekhak” menyambut pengunjung untuk menikmati kesejukan air yang jernih.

Suasana di sekitar Way Bekhak sejuk, dikelilingi pepohonan rimbun, petak sawah selada air, peternakan kambing, serta pedagang sayur mayur dan buah-buahan, termasuk gula aren khas Talang Padang, yang bisa dijadikan oleh-oleh.

Aliran udara yang selebar 1,5 meter mengalir ke arah kiri menuju sumber mata air. Tersedia kolam besar dengan kedalaman antara 75 hingga 120 cm, serta kolam untuk anak-anak yang dilengkapi bola kecil berwarna-warni dan ban untuk dewasa. Gazebo yang disewakan berjejer di sisi kanan, dan tersedia juga berbagai makanan ringan.

“Airnya benar-benar bening, bebatuannya juga tidak licin,” kata Heny HDL, seorang pemandu wisata profesional, saat menikmati sejuknya udara di sumber mata air.

Way Bekhak dikelola oleh warga setempat. Aliran air yang panjangnya sekitar 200 meter ini dilengkapi dengan air mancur dari bambu di beberapa titik. Ujal, salah satu warga asli, menceritakan asal-usul nama Alif dan pengalamannya berjualan di Way Bekhak.

Ujal menjelaskan bahwa nama Alif diambil dari orang pertama yang membuka area ini. “Saya orang pertama berjualan di sini sejak 2004. Wisata air jernih ini buka dari jam 08.00 hingga 17.30 WIB,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Sabtu dan Minggu adalah hari-hari ramai pengunjung, lebih ramai dibandingkan hari kerja.”

Berdasarkan pantauan di lapangan, banyak datang pengunjung dari Bandar Lampung, Pringsewu, dan Tanggamus. Namun, ketika hujan reda, area parkiran menjadi licin karena tanah coklat yang mirip tanah liat. (Heny)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *