Bandar Lampung, sinarlampung.co-Anggota Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Bandar Lampung, berinisial AN dikeroyok puluhan orang dan oknum pengurus Masjid Jami’ An-Nur Rajabasa, Bandar Lampung. AN mengatakan, peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi pada waktu salat magrib ketika dirinya hendak menunaikan ibadah.
Pada saat itu, kata AN, terjadi perselihan antara jemaah pengunjung dan salah satu preman kampung. “Saya lagi berwudu. Salah seorang pengunjung berselisih dengan warga yang baru selesai salat lantaran pengunjung mengunakan sandal ke toilet,” kata AN kepada wartawan di Bandar Lampung, Jumat, 4 Oktober 2024.
AN menjelaskan, orang tersebut menegur jemaah dengan cara tak elok. Karena itu, AN pun menegur orang tersebut untuk tidak bertengkar di area masjid. “Jangan berkelahi di sini. Ini masjid, tempat ibadah. Nanti yang salat jadi terganggu. Kalau mau ribut, di luar sana,” katanya.
Mendengar perkataan tersebut, orang itu tak terima dan lantas menghardik An yang telah selesai mengambil wudu dan bersiap beribadah. “Dia menghardik saya juga. Saya bilang lagi kalau ini masjid, tempat ibadah,” ujarnya.
AN menyebut, orang tersebut justru berteriak sehingga mengundang temen-teman pelaku bersama beberapa oknum pengurus masjid mendatangi An. Dan tiba-tiba An langsung dikeroyok oleh puluhan orang di antaranya orang tersebut bersama teman-temannya dan beberapa oknum pengurus Masjid Jami’ An-Nur Rajabasa, Bandar Lampung.
“Tiba-tiba mereka mengeroyok saya. Ada sekitar 25 orang. Tangan saya ditarik, leher saya dipiting, serta ulu hati saya ditendang sampai saya terpental,” katanya.
Tidak sampai di situ, rekannya yang berinisial S pun jadi bulan-bulanan puluhan orang dan beberapa oknum pengurus masjid. “Teman saya, si S, mau coba melerai. Tapi dia jadi sasaran. Dicekik,” katanya.
Merasa tak lagi aman, AN dan S akhirnya lekas berlari meninggalkan tempat tersebut. Selanjutnya jemaah pengunjung yang selisih sebelumnya justru kembali jadi sasaran berikutnya. “Saya keluar masjid. Tidak jadi salat demi keamanan diri saya. Tapi jemaah yang awal itu digebukin,” ucapnya.
Akibat dari peristiwa tersebut, AN bersama rekannya S pergi ke Polsek Kedaton, Bandar Lampung, dan melaporkan kejadian yang menimpa dirinya. AN pun juga segera melakukan visum untuk dijadikan alat bukti atas pengeroyokan puluhan preman kampung dan beberapa oknum pengurus Masjid Jami’ An-Nur. “Sampai dengan hari ini masih dilakukan pemeriksaan terhadap saksi,” katanya.
AN berharap pihak kepolisian dapat segera meringkus para pelaku yang berbuat onar di area tempat ibadah tersebut. “Semoga tidak terjadi lagi hal yang saya alami di tempat ibadah lainnya. Semua pelaku harus segera ditangkap dan diproses sesuai hukum biar ada efek jera,” katanya.
Informasi di Polsek Kedaton membenarkan pihaknya menerima laporan dugaan pengeroyokan di masjid tersebut. “Ya ada laporan tersebut. Kasusnya sedang dalam proses penyelidikan oleh Unit Reskrim,” kata petugas di Polsek Kedaton.
Belum ada keterangan resmi dari pengurus Masjid Jami’ An-Nur Rajabasa. “Tidak tahu kami, sepertinya tidak ada kejadian ribut-ribut. Pengurus masjid sedang tidak ada bang, ” Kata seorang pria di Masjid itu. (Red)
Tinggalkan Balasan