BuBandarlampung, Sinarlampung.co – Tes Calon Pegawai Negeri Sipil Negara (CPNS) di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) dilaksanakan mulai tanggal 19 – 26 Oktober 2024 bertempat di Balai Pertemuan Umum (BPU) Bagas Raya Lampung, Jl. Soekarno Hatta, Way Dadi, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35132
Hari pertama pelaksanaan salah satu peserta tes SKD CAT CPNS mengeluhkan kesiapan dan kinerja panitia yang di anggap kurang siap dalam pelaksanaannya.
Hal ini disampaikan VP (26) asal Tanggamus yang harus kehilangan kalung emas seberat 10 gr setelah mengikuti tes ujian tersebut. Saat di konfirmasi ke panitia setelah kejadian tersebut LV mendapati jawaban yang kurang memuaskan.
” Kemarin setelah saya mengikuti tes, kalung emas saya sudah gak ada dalam dompet saya, memang saya akui sadar setelah keluar dari gedung itu saat makan malam dengan rekan saya, saat memakai perhiasan ternyata kalung saya tidak ada, yang ada hanya gelang saja padahal kunci dompet itu Sampai bunyi klik artinya gak akan terbuka jika tidak dibuka dan ternyata resleting dompet saya tempat simpan koin terbuka seperempat, mengetahui hal tersebut saya langsung lapor ke panitia tapi tanggapannya kurang memuaskan,” terang LV.
“Setelah kehilangan saya berusaha menanyakan gimana keamanan gedung, adakah cctv-nya, kenapa tidak ada locker dan bagaimana tidak setelah adanya kejadian ini mereka hanya menjawab nanti akan di koordinasikan dengan kakanwil Kemenkumham Lampung bahkan panitia menanyakan nilai hasil tes saya, makanya hari ini saya mengajak oom untuk mendapat keterangan langsung dari panitia” imbuhnya
Dikatakan sebelum memasuki ruangan panitia memberi informasi bahwa peserta tidak boleh membawa perhiasan dan jika kedapatan membawa nantinya harus keluar ruangan lagi.
“Karena ada informasi tersebut maka saya melepas gelang saya saat di luar ruangan, namun ternyata kalung saya belum saya lepas maka di depan panitia saya langsung melepas kalung saya karena takut untuk mengulang dari belakang kemudian tas dan dompet saya saya titipkan di tempat penitipan dan mendapat nomor tapi anehnya tas kami hanya di letakkan di lantai bukan di locker hanya di tunggu oleh panitia” ucapnya.
Selain itu, jadwal tes juga mundur beberapa jam karena ada kesalahan teknis, diketahui laptop yang disediakan hanya dapat di gunakan separuh karena ada trobel pada server.
“Jadwal tes saya seharusnya jam 13.00 WIB dan Barus bisa melakukan tes jam 15.00 WIB, itu katanya ada masalah di servernya,” pungkas LV.
Sementara saat di konfirmasi oleh sinarlampung.co melalui sambungan telepon salah satu panitia berinisial F membernarkan adanya keluhan VP
” Semua peserta ditanya yang boleh dibawa masuk hanya KTP, kartu peserta dan pensil, sesuai perintah atasan selain itu seperti gelang, kalung, jam tangan handphone itu semua harus di masukan dalam tas mereka dan jika tidak membawa tas kami suruh keluar dulu untuk di titipkan sama keluarga yang mengantar dan yang memasukan kedalam tas itu orangnya sendiri bukan kami, setelah mengumpul tas baru di beri nomor baru di taruh ketempat penitipan, setelah itu kan yang dibelakang dosen ada lagi kemungkinan tadi siang pun acak-acakan, sementara kami gak ada locker hanya di taruh di lantai yang kanan kirinya di sekat dengan kain,” terangnya.
Menurut keterangan F acara ini di selenggarakan oleh kemenkumham dan BKN
“Disini ada kerjasama 2 kementerian, untuk penerimanya BKN dan untuk kepanitiaan sebagian dari kemenkumham seharusnya kanwil namun di perbantukan juga UPT – UPT sekitar Bandarlampung” terang F kepada sinarlamung.co (19 Oktober 2024 malam)
Saat di tanya tindaklanjut keluhan VP, hal ini masih di tampung oleh atasan-atasannya.
” Terkait hal ini atasan-atasan kami yang mempunyai wewenang kita tunggu hasilnya saja. Saat mbaknya (LV) tadi ngomong saya yang terima sayapun bingung, saya gak ikut kami menerima banyak banget dari pagi sampai malam hari dan waktu disini mbaknya tidak komplain, dia ngecek beberapa jam kemudian dan itu di Lampung city mall bukan di tempat kami lagi, untuk cctv hanya milik gedung dan itu hanya di belakang tempat parkir, kita di dalam gedung jangkauannya tidak sampai sini,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama D salah satu panitia saat di hubungi melalui sambungan telepon berharap sinarlampung.co untuk datang malam itu juga ke BPU untuk klarifikasi. Sementara karena waktu dan jarak tempuh yang jauh maka di agendakan hari Minggu 20 Oktober 2024.
“Agar tidak ada salah paham, kami tunggu kalau bisa sekarang (malam hari) bang dan untuk keputusan pemecahan masalah ini kami masih menunggu kesimpulan dari atasan kami,” ucapnya.
VP yang di dampingi kerabat dan sinarlampung.co mendatangi kembali panitia untuk mempertanyakan kesimpulan atas keluhannya dan di temui oleh Kabag, humas, ketua bidang penitipan barang di ruang kerjanya.
Dalam kesempatan itu Kabag menyatakan bahwa panitia tidak ada solusi dan tidak bertanggungjawab atas kehilangan tersebut
“Kami sudah koordinasi dan hasilnya tidak ditemukan solusi karena VP merasa kehilangan setelah keluar dari gedung dan baru melapor setelah 2 jam kemudian selain itu jika memang itu di ambil orang kok gak diambil semua, kami juga sudah langsung menggeledah semua panitia yang ada di bagian penitipan dan tidak ditemukan apa-apa” terangnya.
Di katakan Kabag atas kejadian kemarin, di hari ini Minggu 29 Oktober 2024 panitia sudah memasang beberapa kamera dan cctv.
“Hari ini kami khususnya pak Humas telah memasang beberapa kamera dan cctv di semua sudut. Penyelenggara tes ini BKN dan kemenkumham yang di serahkan kanwil yang di bantu orang-orang pilihan dari upt-upt seputaran Balam, sementara untuk saprpras kita menggunakan vendor tunjukan dari BKN pusat, memang kemarin ada masalah terkait server sehingga pelaksanaan tes waktunya mundur, Alhamdulillah hari ini selesai semua,” terangnya
Terkait penitipan barang kabag mengatakan bahwa pada pelaksanaan tes selain pemberitahuan awal, pihak panitia juga menyediakan tempat penitipan resmi yang disertai tanda serah terima penitipan dan adanya metal detektor yang semua keterangan tersebut tidak dirasakan oleh LV.
“Sebelumnya kami sudah menginformasikan melalui web, bahwa para peserta hanya dapat membawa KTP, nomor ujian, bolpoin jika kedapatan ada yang memakai jam perhiasan kami suruh lepas dan dititipkan ke panitia dengan di sertai surat serah terima penitipan dan kamipun sudah melakukan scanning menggunakan metal detektor sehingga tetap akan ketahuan jika para peserta masih ada yang memakai jam, perhiasan dan hp. Mungkin itu yang dapat kami sampaikan terimakasih.” Pungkasnya
Mendapati jawaban dari panitia LV akan berupaya menempuh jalur hukum dan mengadu kepada ombudsman.
” Saya sebagai pihak yang merasa dirugikan akan menempuh jalur hukum dan mengadu ke ombudsman terkait hal ini, karena di hari kedua banyak perbedaan dari depan saja kemarin tidak ada tenda-tenda seperti ini, saat pengambilan nomor urut peserta kami harus berdesakan tidak di tempel di dinding dan tidak ada metal detektor, kemari kami hanya berkumpul di satu titik dan untuk penggeledahan saya Hannya di raba-raba oleh panitia perempuan tidak ada metal detektor dan waktu panitia di geledah saya tidak dipanggil untuk menyaksikan” ucap LV (Wisnu)
Tinggalkan Balasan