Balai TNWK Gagal Menjaga Hutan dan Keselamatan Gajah Sumatera

Gajah Mati Di TNWK

Bandar Lampung, sinarlampung.co-Taman Nasional Way Kambas (TNWK) gagal menjaga ke selatan satwa langka termasuk elephan (gajah) Sumatera. Dalam dua tahun terakhir empat gajah (tiga disebut gajah luar, satu gajah jinak, red) ditemukan mati, dan marak kebakaran hutan. Namun berulang kasus selalu menyalahkan masyarakat dan cuaca.

“Setiap ada gajah mati, hutan kebakar, kami perhatikan penjelasan balai, lagi-lagi menyalah warga. Mulai pemburu liar lah, perambah kawasan, hingga akhirnya keterbatasan personil dan anggaran. Masa puluhan tahun jawabnya begitu berulang. Pada kita tahu Balai itu anggaran langsung pusat, dan nilai cukup besar,” kata Ketua Pematank Lampung Suadi Romlie, yang juga prihatin dengan kondisi TNWK yang sudah jadi ilalang.

Menurut Suadi Romli, pemerintah dan penegak hukum sepertinya harus melakukan evaluasi, dan mengaudit anggaran Balai TNWK, termasuk bantuan luar negeri untuk pelestarian hutan dan satwa di TNWK itu. “Kita sedang kumpulkan data data itu. Karena disana ada Badak, Harimau, Gajah, dan Satwa Langka Lain, yang mungkin sudah tidak ada lagi. Tapi anggaran habis terus,” katanya.

Suadi Romli menambahkan pihaknya sepakat bahwa upaya Perlindungan dalam Pengelolaan Hutan Lindung dan Kawasan Konservasi itu tidak main-main. “TNWK menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati yang kaya, dan melindungi penghuninya sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem kita yang rapuh. Dan salah satu penyebab kegagalan adalah praktik korupsi yang mengorbankan kelangsungan hidup satwa liar di alam bebas,” katanya.

Padahal, kata dia, Habitat yang sehat adalah fondasi bagi kemakmuran satwa liar. Pengawasan habitat melibatkan pemantauan dan pengelolaan kawasan konservasi untuk memastikan mereka menyediakan kondisi yang cocok bagi spesies yang bergantung padanya. “Ini termasuk mengendalikan spesies invasif, memulihkan daerah yang terdegradasi, dan menegakkan peraturan perburuan dan penangkapan liar. Penyakit kegagalan ini juga karena masifnya korupsi Balai TNWK,” katanya.

Sebelumnya Humas Balai TNWK Sukatmoko mendampingi Kepala Balai Zaidi menjelaskan, selama tahun 2023-2024, tiga gajah liar dan satu gajah jinak ditemukan menjadi bangkai. Hasil pemeriksaan, hewan itu mati disebabkan sakit. Saat ditemukan, beberapa diantaranya sudah tinggal tulang belulang dan masih utuh. “Pekan lalu petugas patroli mendapatkan satu ekor sudah mati dan masih utuh,”kata Sukatmoko Minggu 13 Oktober 2024.

Meskipun sebagian ditemukan tak utuh atau sudah berupa tulang belulang, tapi hasil pemeriksaan tim medis, hewan berbelalai itu mati karena sakit. “Umumnya gajah2 itu mati akibat mengidap penyakit cacing. Tak satupun yang mati ditemukan tanda penganiayaan atau perburuan luar,” ujarnya.

Guna memastikan kematian satwa dilindungi itu, tim forensik dokter hewan mengambil sampel berupa darah, jantung, paru atau organ lain guna diteliti di laboratorium. Dari hasil penelitian, akan diketahui penyebab kematian satwa itu. “Jika ditemukan bangkai yang masih utuh, petugas mengambil sampel berupa darah, organ jantung atau paru untuk diteliti,” kata Sukatmoko.

Terkait populasi satwa dilindungi itu, saat ini gajah liar yang bermukim di kawasan taman nasional seluas 125 ribu hektar lebih itu sekitar 180-200 ekor. Sedangkan gajah jinak sekitar 66 ekor. Guna menekan tingkat kematian lanjutan, petugas berupaya maksimal memperhatian kesehatan satwa tersebut. “Meskipun tak luput dari kematian, pihak TNWK akan selalu mengawasi kesehatannya. Terutama gajah jinak,” ujarnya.

Jika petugas kerap mendapatkan gajah mati di kawasan tersebut, tapi selama ini petugas belum mendapatkan satwa yang dilindungi lainnya mati akibat sakit atau perburuan liar. Selain gajah, pada kawasan itu bermukim beragam satwa lain seperti harimau, rusa, beruang, ular dan ratusan spesies burung. “Bukan ditutup-tutupi, petugas memang nggak pernah menemukan bangkai satwa lain selain gajah. Semoga satwa lainnya tetap terjaga dan terlindungi,” katanya Sukatmoko. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *