Bandar Lampung, sinarlampung.co-Uang saku pelajar yang menjadi Tim perwakilan Provinsi Lampung untuk perlombaan sepakbola Gala Siswa Indonesia (GSI) Provinsi Lampung yang mengikuti ajang ini di Jakarta 15 Oktober 2024 dikabarkan disunat hingga 30 persen. Tiap peserta yang seharunya menerima Rp1.936.000, namun diterima tidak utuh alias hanya Rp1.600.000, mereka masing-masing dipotong Rp336 ribu perorang, dengan dalih untuk biaya jalan-jalan, dan makan.
Turnamen GSI adalah inisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Pusat Prestasi Nasional, Balai Pengembangan Telenta Indonesia. Turnamen ini secara berjenjang dilakukan sejak dari zona kabupaten / kota dan seterusnya tingkat provinsi. Untuk dari Lampung Tim perwakilan adalah GSI Kota Metro sebagai juara 1 di tingkat Provinsi Lampung. Dan kemudian mengikuti ajang tingkat nasional dilaksanakan pada Oktober 2024 di Jakarta. Dan Lampung hanya bertahan di 16 besar.
Mestinya, dalam aturan dasar GSI ditetapkan, tim Tingkat Provinsi adalah peserta GSI yang berasal dari 70 persen tim juara I + 30 persen pemain terbaik hasil penilaian pemandu bakat yang dilakukan pada kompetisi GSI tingkat Kabupaten/Kota.
Terkait dugaan pemotongan itu, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kota Metro, Fesal membenarkan soal pemotongan uang saku para pemain sebesar Rp336 ribu itu. Menurut Fesal pemotongan uang saku para pemain, sudah disepakati bersama dan uang tersebut dipergunakan untuk jalan-jalan.
“Iya uang saku itu sebenarnya yang memberikan pihak Kementerian jumlahnya Rp1.936.000, sebelum dibagikan sudah disepakati bersama bahwa, uang saku pemain dipotong Rp336 ribu itu untuk jalan-jalan ke Kota Tua Jakarta dan untuk makan-makan bersama para pemain, pelatih dan pendamping. Jadi per anak menerima Rp1.600.000,” kata Fesal, kepada wartawan Senin, 4 November 2024.
Terkait persoalan lain, bahwa Diknas Kota Metro akan memanggil dan melakukan evaluasi pelatih tim sepak bola Gala Siswa Indonesia (GSI) Kota Metro. Karena dikhawatirkan persolan akan memberi dampak negative pada mentalitas pemain muda di Metro khususnya, Lampung pada umumnya.
Fesal menjelaskan bahwa seluruh perlengkapan dan pembiayaan tim sudah ditanggung oleh pihak Dinas. “Kami tidak mengetahui hal itu, namun tetap ini masukan bagus dan akan kami lakukan pemanggilan serta evaluasi kepada yang bersangkutan,” katanya.
“Memang ada catatan dari kami kepada pelatih tim ini, saat acara pelepasan tim dimana saat kami bagikan seragam kontingen, di situ pelatih meminta agar kami tidak memberitahukan kepada para wali bahwa anak-anak mendapat seragam secara gratis. Ini menjadi tanda tanya bagi kami ada apa?,“ kata Fesal.
Fesal menjelaskan, hingga saat ini pihak pelatih juga belum memberikan laporan terkait keikutsertaan GSI Kota Metro yang mewakili Provinsi Lampung ke tingkat Nasional. “Walaupun secara umum hajat ini merupakan hajat Disdik Provinsi, namun para pemain kebanyakan pelajar dari kota Metro, seyogyanya pelatih kepala memberikan laporan kepada kami,” katanya.
Fesal mengakuamun hingga hari ini tidak ada laporan Pelatih kepada pihak Dinas Pendidikan Kota Mtro. “Sesudah even, pelatih belum memberikan laporan kepada kami baik lisan maupun tertulis, meskipun ada pendamping dari staf kami. Dan saya tahu GSI kita hanya mampu sampai di putaran 16 besar, itu laporan dari staf kami yang ikut mendampingi ke Jakarta,” ujar Fesal.
Pelatih Minta Uang Kepada Calon Pemain
Terkait teknis, ternyata tim GSI Metro memang melakukan penambahan pemain dengan merekrut beberapa pemain dari luar daerah Metro yakni dari Pringsewu, Tulangbawang dan Lampung Tengah. Sumber wartawan menyebutkan bahwa dua pemain dari Pringsewu dan Tuba akhirnya bergabung, meskipun persyaratannya para orang tua harus menyetor sejumlah uang ke pelatih.
Namun satu pemain dari Lampung Tengah akhirnya mundur dari tim, karena orang tuanya tidak memiliki uang sejumlah yang diminta pelatih.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan kota Metro, Suwandi, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap tim GSI kota Metro.
Menurut Suwandi, evaluasi ini sebagai bentuk pembinaan kepada para atlet muda berbakat guna untuk meningkatkan bakat dan prestasi secara murni tanpa adanya embel-embel apapun. Sekaligus kepada pelatih agar kedepannya tidak ada lagi hal-hal yang dapat merusak dan menciderai prestasi olahraga.
“Memang seharusnya dilakukan seleksi murni, terlebih ajang ini kategori Nasional seharusnya tidak hanya pemain atau Atlet dari Metro saja yang difokuskan, mungkin ada pemain dari daerah lain yang lebih bagus ya itu yang seharusnya diambil, kalau pemain kita kurang bagus ya ndak usah dipake. Apalagi ini sudah mewakili Provinsi jadi seleksinya ya harus ke seluruh daerah, walaupun nantinya yang ditunjuk sebagai pelatih dari kota Metro,” Ungkap Suwandi.
Sekum Asprov PSSI Lampung, Mursalin Lamo, saat dikonfirmasi terkait even ini mengatakan bahwa pihak Dinas Pendidikan beberapa waktu lalu meminta kepada Asprov PSSI beberapa perangkat pertandingan seperti Wasit dan juga personil talent scoating. Namun semua namanya sudah tertera di surat Diknas.
“Ya intinya kami diminta untuk support perangkat pertandingan sudah kami kirim dan personil pemandu bakat juga sudah kami persilahkan, karena namanya sudah tertulis di surat itu. Hanya sebatas itu saja. Kalau terkait tim yang berangkat ke Jakarta kami tidak tau,” katanya.
Jadi Gosip Orang Tua
Sebelumnya, ramai menjadi perbincangan di grup WhatsApp ibu-ibu yang anaknya ikut tergabung di Tim GSI Lampung. Dan hasil tangkapan layar (screen shot) yang dikirimkan ke awak media mengatakan bahwa pada dasarnya mereka merasa senang dan bangga bahwa anak-anak mereka bisa bermain sepak bola di tingkat Nasional.
Bahkan saking bangganya ibu-ibu tersebut dengan sukarela melakukan iuran sebesar Rp200 ribu untuk diberikan kepada pelatih sebelum berangkat ke Jakarta. Namun yang sangat disayangkan, adanya permainan culas dari sang pelatih memanfaatkan kegiatan tersebut untuk keuntungan pribadi.
Meski ada juga ibu-ibu yang menolak untuk iuran kembali lantaran sudah dimintai dana sebesar Rp1 juta oleh pelatih. Ibu tersebut menuliskan kata-katanya di group WA. “Maaf ya ibu ibu, saya tidak ikut sum suman yang 200 ribuan, karena saya sudah dimintai Rp1 juta oleh pak Johan,“ katanya.
Ibu yang lainnya juga menuliskan kata-kata. “info..info..semuanya aq td hbis TLP anak’ku..ktnya jangan sampai denger pkjo klw anak2 dh di bagi uang saku.
Ibu yang lainnya lagi, “iy dah dbgi, tp di potong 336 rb, ktnya untuk transp. yg ksh ibu Alia ktnya. Tp gak bleh omon2 pak jo,” tulisnya.
Tahun 2023 Lampung Juara I
Pada GSI 2023, yang digelar di Sentul, Kabupaten Bogor, 29 Oktober 2023, Kompetisi tersebut berhasil dimenangkan oleh Provinsi Lampung sebagai juara pertama. Disusul Provinsi Jawa Tengah di posisi kedua, Provinsi D. I. Yogyakarta pada posisi ketiga, dan Provinsi DKI Jakarta di posisi keempat.
Sementara itu, untuk pemenang Gala Siswi Indonesia adalah Juara I diraih Provinsi DKI Jakarta dan Juara II diraih Kota Bekasi. Adapun Tim Fair Play Gala Siswa Indonesia adalah Provinsi D. I. Yogyakarta. Dengan pemain penyerang terbaik adalah Farrel Taraka Putra (Jawa Tengah), pemain bertahan terbaik adalah Fadhil Adgha (D. I. Yogyakarta), pencetak gol terbanyak adalah M. Dhimas Aditya Wibowo (Jawa Timur), gelandang terbaik adalah Sagara Ibrahim (DKI Jakarta), serta pelatih terbaik adalah Dwi Iswandi (Lampung).
Untuk diketahui GSI adalah ajang kompetisi bidang olahraga di bidang sepakbola bagi para peserta didik jenjang Sekolah Menengah Pertama yang diselenggarakan setiap tahun sekali secara berjenjang dan bertingkat sejak tingkat Kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi hingga tingkat nasional.
Ajang ini menjangkau 38 provinsi di seluruh Indonesia dan melibatkan Dinas Pendidikan dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan di daerah. Ajang GSI adalah salah satu ajang diantara 40 ajang talenta (di bidang riset-inovasi, seni-budaya, dan olahraga) yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
GSI diselenggarakan sebagai bagian implementasi dari Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional sekaligus implementasi kebijakan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan implementasi dari Manajemen Talenta Nasional (MTN) di bidang olahraga. Dalam hal ini GSI bertugas untuk mengidentifikasi bibit-bibit unggul talenta potensial untuk mendukung pencapaian olahraga prestasi sepakbola nasional melalui pembinaan atlet jangka panjang. (Red)
Tinggalkan Balasan