Lampung Selatan, sinarlampung.co-Pekerjaan proyak rabat Beton pada Peningkatan Jalan Ruas Kertosari – SP 4 Kantor Camat Tanjung Sari oleh rekanan CV Mulia Abadi Rp2,9 miliar, (Rp2.949.026.204,00) diduga dikerjakan asal jadi. Pasalnya, baru sekitar satu bulan rampung dikerjakan, kondisi rabat beton sudah banyak yang rusak, bahkan ketebalan tidak sama, karena tidak sesuai spesifikasi.
Baca: Kadis PUPR Lampung Selatan Hasbi Aska Dilaporkan Ke Polda Kasus Uang Proyek?
Baca: Dua Proyek Jalan Rp43 Miliar di Lampung Selatan Sarat di Korupsi
Informasi diterima wartawan menyebutkan ternyata ketebalan Rabat Beton bervariasi ada yang dengan etebalan 16 cm, 17 cm, 17,5 cm, 18 cm dan 20 cm. Sehingga ketebalan Rabat Beton tersebut diduga tidak sesuai Spesifikasi. Kondisi itu membuat jalan bergelombang, ditambah kualitas beton yang menggunakan bahan asalan, dengan adukan manual.
“Kondisi ketebalan rabat beton bervariasi Bang. Ada 16 centi,17 centi meter, ada yang 20 centi meter. Terlihat kok rabat betonnya bergelombang. Belum lagi kualiasnya,” kata warga tak jauh dari lokasi proyek.
Dari papan informasi proyek, disebutkan bahwa pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut dilaksanakan oleh CV Mulia Abadi selaku rekanan perusahaan pemenang tender dengan Nilai Kontrak sebesar Rp2,9 miliar lebih atau Rp2.494.026.204,00, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 75 hari kalender.
Namun tidak tertulis kontrak kerja CV. Mulia Abadi dengan Dinas PUPR Kabupaten Lampung Selatan sebagai pemilik kegiatan. Bahkan pekerjaan tersebut tidak diketahui apakah dibiayai oleh Anggaran DAK, APBD atau APBD-Perubahan dikarenakan pada papan informasi proyek ( plang proyek) tidak disebut nomor kontrak serta Anggaran yang digunakan.
Informasi lain menyebutkan pelaksana CV Mulia Abadi, bernama Gembong yang diketahui adalah Mantan KUPT Dinas PUPR Kecamatan Merbau Mataram. Namun Gembong memilih menghidar saat dikonfirmasi wartawan di lokasi pengerjaan.
Pekerjaan Peningkatan Jalan Ruas Kertosari – Sp 4 Kantor Camat Tanjung Sari (R122) berupa Rabat beton yang dikerjakan oleh CV. Mulia Abadi itu diduga gunakan Bes C (asalan). Karena pada pekerjaan gelaran pemadatan batu Bes pada pekerjaan Rabat Beton tersebut tampak terlihat batu berukuran besar ikut dipadatkan. Sehingga diduga sebagian menggunakan Bes C (asalan)
Selain itu, para pekerja CV. Mulia Abadi mulai dari pelaksana hingga pekerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut terlihat tidak menggunakan perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). “Gak tau juga, adanya seperti ini. Yang penting kami kerja, gitu aja,“ ucap salah satu pekerja yang enggan disebutkan namanya, dilangsir salah satu media online Selasa 8 Oktober 2024 lalu.
Proyek melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) anggaran tahun 2024 itu kini dalam kondisi banyak yang mengalami pecah (retak) dari atas permukaan badan jalan hingga tembus kebawah. Kondisi tanah permukaan badan jalan yang terlihat banyak yang masih labil, sehingga apabila badan jalan Rabat Beton dilalui kendaraan dengan beban berat maka dipastikan permukaan tanah akan bergerak sehingga mengakibatkan jalan Rabat Beton akan pecah (remuk). (Red)
Tinggalkan Balasan