Tanggamus, sinarlampung.co-Pengerjaan proyek drainase beserta gorong-gorong pembuangan pada Jalan Lintas Provinsi, jalur Kotaagung-Limau, di Kabupaten Tanggamus, milik Dinas BMBK Provinsi Lampung, dikerjakan asal jadi. Proyek tanpa papan nama itu dikeluhkan warga karena terlihat kualitas pengerjaannya tidak sesuai spesifikasi.
Baca: Ditemukan Proyek Drainase Tak Beres di Pugung Tanggamus
“Saya sangat keberatan, dan prihatin dengan kualitas drainase dan gorong-gorong, yang seharusnya dapat berfungsi mengantisipasi banjir dan longsor itu, justru akan menimbulkan masalah baru. Apalagi proses pengerjaan terlihat asal jadi, dan tidak profesional,” kata Ketua Persatuan Petani Batubalai, Zainuddin, yang juga pemilik kebun garapan yang dilintasi proyek itu.
Menurutnya, selain tidak pemberitahuan, apalgi minta izin, sampah galian tanah eskavator itu ditumpuk di lahan tanah garapan miliknya. Akibatnya tanaman pisang, randung dan tanaman lainnya tertimbun dan mati. “Saya sangat dirugikan. Tumpukan sampah pengalian itu ditaruh diladang kami. Saat hujan air justru mengenangi lahan. Harusnya dibuatkan siring pembuangan air untuk mengurangi genangan air. Konsultan pelaksana proyek harus turun dan melihat langsung pekerjaan dilapangan yang diduga tidak sesuai dengan spesifikasi ini,” kata Zainuddin kepada wartawan di lokasi ladangnya, Sabtu 16 November 2024.
Hal senada diungkapkan Herli pemilik ladang lainnya. Akibat tumbuhan galian itu, tanaman jagung umur 20 hari miliknya tertimbun tanah galian, dan dipastikan tanam itu mati. “Sangat disayangkan pelaksana proyek yang mengacak-acak tanam jagung saya tanpa izin. Kami akan meminta ganti kerugian benih dan tenaga pekerja saya,” katanya.
Herli mengaku pihaknya sudah berkomunikasi dengan pihak pelaksana proyek. Namun hingga kini belum ada kejelasan. Pelaksana proyek mengatakan masih akan berkordinasi dengan pemilik proyek. “kami masih tunggu etikat baiknya. Pelaksana lapangan mengaku menunggu dari pemilik proyek,” kata Herli
Dilokasi proyek seorang pria bernama Ridwan mengaku hanya sebagai vendor material proyek dan bukan pengawas terlebih pemilik proyek. Menurut Ridwan, semua pekerjaan proyek sudah sesuai dengan pedoman kerja, bahkan menurut dia semua keluhan pemilik lahan yang dilewati sudah selesai dan tidak ada masalah.
Selain tidak ada papan proyek, gorong-gorong buis beton di pasang tanpa mengunakan landasan cor semen atau LC. Belum diketahui nama perusahaan pelaksana kegiatan, volume, jumlah dan sumberdana proyek. Di lokasi juga terlihat tumpukan sampah galian yang tidak rapi di area kebun warga, tanaman jagung, pisang dan beberapa tanaman lain tertimbun sampah galian eskavator. (Red)
Tinggalkan Balasan