Bandar Lampung, sinarlampung.co – Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mencatat bahwa toleransi terhadap politik uang (money politic) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung 2024 tergolong rendah, yakni hanya mencapai sekitar 39,5% . Sementara itu, mayoritas pemilih, yaitu sekitar 55,8% , menolak praktik politik uang.
“Sisanya ini kabar baik, saya kira. Hampir 60% atau sekitar 55,8% menyatakan tidak bisa menerima uang politik. Ini adalah kabar baik yang harus kita eksplorasi dan ekspose lebih jauh,” ujar Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Agus Trihartono , dalam kegiatan Quick Count dan Exit Poll Pilgub Lampung 2024 di Hotel Emersia , Rabu sore, 27 November 2024.
Selain itu, efektivitas politik uang di Pilgub Lampung juga terbilang rendah. Agus menjelaskan bahwa efektivitas politik uang hanya sekitar 26%. Sisanya adalah pemilih yang menerima uang politik, tetapi tetap memilih calon sesuai hati nurani mereka, bukan karena pengaruh uang.
“Mereka menerima uang politik, tapi memilih (calon gubernur) tidak sesuai permintaan pemberi, melainkan sesuai hati nurani,” tambah Agus.
Diketahui dalam hitung cepat Pilgub Lampung 2024 yang dilakukan Indikator Politik Indonesia, paslon calon nomor urut 02, Mirza-Jihan unggul atas pasangan 01, Arinal-Sutono. Mirza-Jihan memperoleh suara sekitar 82,83 %, sedangkan Arinal-Sutono sebesar 17,2% dari data yang masuk sekitar 81,73% pada hitung cepat lembaga tersebut pada pukul 16.16 WIB.
Dari data tersebut, Indikator Politik Indonesia menyimpulkan bahwa paslon Mirza-Jihan menang atas Petahana di Pilgub Lampung 2024. (Tam)
Tinggalkan Balasan