Wartawan Diancam  Saat Konfirmasi Adanya Dugaan Pengelola Minyak Mentah di Tanjung Bintang

Lampung Selatan, Sinarlampung.co – Aktivitas pengolahan minyak mentah yang diduga ilegal di Tanjung Bintang, Lampung Selatan, kembali menjadi sorotan. Seorang pengusaha bernama Ervan, yang disebut-sebut mengelola minyak mentah atau “Cong” tanpa izin, diduga mengancam wartawan yang mencoba meminta konfirmasi.

 

Ancaman ini dialami Onyenk, wartawan Wawai News, saat menghubungi Ervan terkait laporan dari Medi Mulia, anggota Badan Penelitian Aset Negara (BPAN) Lembaga Aliansi Indonesia. Medi sebelumnya mengungkap bahwa PT Sanmuri Indo Energi (SIE), yang beroperasi di Tanjung Bintang, menjalankan aktivitas yang tidak sesuai dengan perizinannya.

“Saya coba konfirmasi melalui telepon untuk menjalankan tugas jurnalistik secara berimbang, tapi justru mendapat ancaman. Dia bilang akan mencari dan menangkap saya, bahkan menyebut wartawan ‘Bodrex’,” ungkap Onyenk, Selasa (25/2/2025).

 

Tak hanya itu, Ervan juga menuding wartawan melakukan pemerasan dan menegaskan dirinya tidak takut jika berita ini dipublikasikan.

“Kalau mau naikkan berita, naikkan setinggi-tingginya. Saya tidak rugi, kalian yang meras,” ujar Onyenk menirukan ucapan Ervan.

 

Lebih mengejutkan, Ervan juga mengancam akan mencari Medi Mulia tanpa alasan yang jelas. Ia bahkan mengklaim dirinya bagian dari LSM, namun tidak menyebutkan secara spesifik dari lembaga mana.

 

Sementara itu, Medi Mulia memastikan bahwa aktivitas pengolahan minyak Cong di Tanjung Bintang memang tidak memiliki izin resmi. Ia menuding bahwa izin yang digunakan hanyalah permainan oknum tertentu.

“Ervan menyewa gudang bekas pengolahan oli untuk memproses minyak Cong dari Palembang. Izin yang digunakan bukan izin resmi, melainkan izin oknum,” tegas Medi, yang juga siap bertanggung jawab atas pernyataannya.

 

Lebih lanjut, Medi menambahkan bahwa aktivitas tersebut merugikan negara karena tidak memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Jelas ini kejahatan besar. Mereka bekerja dalam skala besar tapi tidak membayar pajak,” tegasnya.

 

Sebelumnya, aktivitas PT SIE memang telah dipertanyakan oleh warga sekitar. Berdasarkan papan nama perusahaan, PT SIE seharusnya hanya berfungsi sebagai pengumpul limbah B3 dan oli bekas. Namun, informasi dari warga menyebutkan bahwa gudang tersebut justru digunakan untuk mengelola minyak mentah.

 

Upaya media untuk mengonfirmasi langsung ke PT SIE selalu menemui jalan buntu. Setiap kali wartawan mendatangi lokasi, pihak keamanan perusahaan selalu mengatakan bahwa pimpinan sedang berada di luar kota.

“Kami sudah berkali-kali mencoba menemui pihak PT SIE, tapi selalu dijawab bosnya sedang di luar kota. Gudangnya juga tertutup tembok tinggi dan dijaga ketat,” ujar Medi.

 

Meski warga sekitar mengetahui adanya aktivitas pengolahan minyak mentah, mereka enggan berbicara lebih jauh.

“Warga takut, mereka hanya berbisik bahwa di dalam gudang itu bukan sekadar pengumpulan limbah, tapi ada aktivitas pengolahan minyak mentah,” ungkapnya.

 

Kasus ini menjadi perhatian serius, mengingat adanya dugaan penyalahgunaan izin dan ancaman terhadap wartawan yang menjalankan tugasnya. Hingga berita ini diturunkan, pihak PT SIE maupun Ervan belum memberikan klarifikasi resmi.(Wisnu/*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *