PCA Aisyiyah Pringsewu Dorong Ketahanan Pangan Keluarga Lewat Gerakan Komunitas

Pringsewu, sinarlampung.co – Ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas strategis dalam pembangunan nasional yang menuntut sinergi lintas sektor, termasuk partisipasi organisasi masyarakat. Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Pringsewu mengambil peran aktif dalam upaya tersebut dengan menggagas gerakan berbasis komunitas yang menitikberatkan pada penguatan ketahanan pangan keluarga.

 

Dalam rangka memperingati Milad Aisyiyah ke-108, PCA Pringsewu melaksanakan berbagai kegiatan produktif yang menyasar langsung akar rumput. Sekretaris Umum PCA Pringsewu, Atmi Sapta Rini, mewakili Ketua PCA Pringsewu, Syamsiati, menyampaikan bahwa organisasi yang membawahi tujuh ranting di wilayah Pringsewu Barat, Timur, Selatan, dan Utara tersebut telah lama mendorong anggotanya untuk aktif dalam upaya peningkatan kemandirian pangan.

 

“Melalui pemanfaatan lahan pekarangan, budidaya ikan, serta produksi olahan pangan seperti kue dan keripik, kami membangun kesadaran kolektif akan pentingnya pangan lokal yang sehat dan berkelanjutan,” ujar Rini kepada media, Kamis (19/6).

 

Ia menambahkan bahwa langkah tersebut tidak hanya meningkatkan ketersediaan pangan di tingkat keluarga, tetapi juga berkontribusi positif terhadap perekonomian rumah tangga dan keberlanjutan lingkungan. “Kami menyelaraskan kegiatan ini dengan pendekatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L), yang terbukti memperkuat Indeks Ketahanan Pangan (IKP) wilayah,” tambahnya.

 

Menurut Rini, peningkatan IKP mencerminkan kemampuan suatu wilayah dalam menjamin ketersediaan, akses, dan pemanfaatan pangan secara adil dan berkelanjutan. Upaya yang dilakukan PCA Pringsewu di tingkat komunitas telah terbukti mampu mendorong perbaikan nilai IKP secara signifikan.

 

Empat Pilar Hasil Nyata Gerakan Pangan PCA Aisyiyah Pringsewu:

 

Ketersediaan Pangan Mandiri: Anggota keluarga menanam sayuran, buah, serta membudidayakan ikan dan ternak, sehingga menciptakan pasokan pangan yang stabil dan mandiri.

 

Peningkatan Gizi Keluarga: Akses terhadap pangan sehat membantu menurunkan risiko stunting dan kekurangan gizi, terutama pada kelompok rentan seperti ibu hamil dan anak-anak.

 

Stabilitas Ekonomi: Dengan mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan pangan, keluarga dapat mengalokasikan anggaran ke sektor lain yang menunjang kesejahteraan.

 

Keberlanjutan Lingkungan: Pemanfaatan limbah organik dan sistem pertanian ramah lingkungan turut menjaga ekosistem serta mendukung pola hidup hijau.

 

Gerakan ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup individu, tetapi juga memperkuat daya tahan masyarakat secara kolektif. PCA Aisyiyah Pringsewu menjadi contoh nyata bahwa organisasi masyarakat memiliki posisi strategis dalam menciptakan sistem pangan yang resilien, inklusif, dan berkeadilan.

 

Di tengah tantangan global terhadap ketahanan pangan, sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga swadaya sangat diperlukan. Melalui kolaborasi dan aksi nyata, potensi kerawanan pangan dapat diminimalkan, serta cita-cita ketahanan pangan nasional dapat diwujudkan—bermula dari keluarga sebagai fondasi utama.

 

Langkah-langkah yang digerakkan oleh PCA Aisyiyah Pringsewu membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari komunitas kecil. Dari pekarangan rumah hingga pasar lokal, mereka menenun ketahanan melalui solidaritas dan kesadaran bersama. (Wagiman)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *