Muharram: Pergantian Tahun dan Meningkatkan Keimanan

Oleh: Arsiya Heni Puspita (Jurnalis dan Penulis)

 

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dari dua belas bulan dalam setahun pada kalender Hijriah atau Qamariyah artinya tahun baru bagi umat Islam. Penanggalan Hijriah merupakan penanggalan waktu menurut peredaran planet bulan. Ditetapkan berdasarkan awal hijrah Nabi Muhammad saw dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. 

 

Kalender Hijriah menggunakan sistem perputaran bulan yang ditentukan oleh hilal atau awal terbitnya bulan. Adapun nama-nama 12 bulan tersebut adalah Muharram, Safar, Rabi’ul Awwal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawwal, Dzul Qa’idah, dan Dzul Hijjah.

 

Muharram merupakan bulan mulia bersama tiga bulan lainnya yaitu Rajab, Dzul Qa’idah, dan Dzul Hijjah berdasarkan firman Allah swt, “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya terdapat empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di dalamnya”. QS at-Taubah (Pengampunan) 9: 36.

 

Berdasarkan Tafsir al-Misbah “Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an” karya M. Quraish Shihab yang diterbitkan oleh Lentera Hati, larangan menganiaya dan melakukan dosa pada empat bulan haram merupakan penekanan khusus karena merupakan bulan ibadah dan agung di sisi Allah swt.

 

Maka beribadah pada empat bulan haram berdampak positif dan mengandung banyak pahala, demikian pula sebaliknya berdosa mengakibatkan murka yang besar. Pada dasarnya kehormatan dan keangungan yang disandang waktu dan tempat sama dengan kehormatan dan keangungan yang disandang manusia. 

 

Puasa di bulan Muharram lebih utama dari bulan lainnya selain bulan Ramadhan, berdsarkan hadits, “Puasa yang paling utama setelah puasa bulan Ramadhan adalah puasa bulan Allah yaitu Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (HR. Muslim)

 

Puasa Asyura dan puasa Tasu’a (tanggal sepuluh dan sembilan Muharram) dapat melebur dosa setahun, seperti pada hadits, “Puasa Asyura karena mengharap pahala dari Allah dapat melebur dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim).

 

Dengan kemulian bulan Muharram, berpuasa, tidak menganiaya dan melakukan dosa, memperbanyak amal kebaikan akan menambah keimanan pada Allah swt. Pergantian tahun baru Islam bersamaan dengan bulan haram merupakan momentum yang pas dalam rangka meningkatlkan keimanan.

 

Yaa Robbanaa, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. Kabulkanlah permohonan kami. 

 

Maha Benar Allah dalam segala Firman-Nya dan Maha Benar Nabi Muhammad Saw. Wallahu a’lam bishowab.

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *