Tari Tuping Pring Meriahkan K-Fest 2025

Bandar Lampung, sinarlampung.co – Tari Tuping Pring dari Sanggar Seni Sasanabudaya tampil memukau sebagai wakil seni budaya Kabupaten Pringsewu dalam Karnaval Budaya dan Hiburan Malam Krakatau Festival 2025 yang digelar di Lapangan Korpri, Komplek Kantor Gubernur Lampung, Sabtu malam, 5 Juli 2025.

 

Koreografer Ahmad Afandi menjelaskan bahwa Tuping Pring adalah penutup wajah yang terbuat dari bambu atau daun-daunan, digunakan sebagai media penyamaran dalam pertunjukan. Pada penampilan kali ini, tari tersebut dibawakan oleh 31 penari.

 

“Dalam acara budaya di Lampung, khususnya di Pringsewu, Tuping Pring biasa tampil dalam pesta adat sebagai simbol penyamaran dan perayaan,” ujar Andi, sapaan akrabnya.

 

Ia menambahkan, tari ini mencerminkan semangat masyarakat Pringsewu dengan motto Jejama Secancanan atau kebersamaan. “Budaya ini sudah ada sejak lama di Pringsewu. Ia merepresentasikan nilai-nilai gotong royong dan kekuatan masyarakat,” papar pria asal Palembang tersebut.

 

Andi juga menyoroti antusiasme generasi muda terhadap budaya Lampung. “Mereka sangat semangat mempelajari tradisi yang sedang berkembang di Lampung,” kata koreografer yang sudah aktif sejak 2007 itu.

 

Ia pun menyampaikan pesannya kepada generasi muda, “Terus majukan tradisi dan budaya Nusantara, khususnya Lampung.”

 

Dunia Seni Gerak yang Menyenangkan

 

Generasi muda, Gen Z, dan anak-anak turut berperan penting dalam upaya pelestarian budaya. Keterlibatan mereka dalam acara seperti K-Fest menjadi salah satu cara menjaga tradisi tetap hidup.

 

Maura Melodia Ibanezty dan Nadzwa Syawaly Widyandini, dua dari 31 penari yang tampil membawakan Tari Tuping Pring, berbagi pengalaman mereka.

 

“Saya menyukai seni tari karena dunia seni gerak itu menyenangkan. Jadi bisa dapat dua manfaat: hiburan dan olahraga,” kata Maura, siswi kelas XII SMKN 10 Bandung, Jurusan Seni Tari.

 

Maura mengaku tidak mengalami kesulitan saat latihan. Ia juga membagikan tips untuk mencintai budaya Lampung. “Aktif mencari informasi tentang tarian adat Lampung, mempelajari dan mempraktikkannya. Tujuannya agar tarian tetap lestari,” ucapnya.

 

Setelah tampil di K-Fest, Maura mengungkapkan rasa bahagianya. “Senang sekali. Perjuangan dengan waktu yang singkat akhirnya terbayar dengan penampilan maksimal,” ujarnya bangga.

 

Sementara itu, Nadzwa, yang akrab disapa Wawa, mengaku kecintaannya terhadap tari berawal dari orang tuanya. “Dari kecil saya sudah suka menari. Lalu memutuskan untuk belajar lebih dalam soal seni tari,” ujar siswi kelas XI SMKN 10 Bandung itu.

 

Wawa menilai tarian adat adalah bagian dari identitas budaya yang harus dijaga. “Generasi muda harus punya rasa cinta dan bangga terhadap budaya Lampung, termasuk tarian dan adat istiadatnya,” pesannya.

 

Meski merasa lelah usai pertunjukan, Wawa tetap bahagia. “Capek banget, tapi happy karena sudah tampil maksimal,” tutupnya.

 

Perlu Dukungan Pemerintah untuk Pelestarian Budaya

 

Manajer Sanggar Seni Sasanabudaya, Indah Afriyani Widyastuti, menegaskan pentingnya dukungan pemerintah bagi para pelaku seni. Sanggar ini sendiri berdiri sejak 5 April 2007.

 

“Pemerintah perlu lebih mendukung penggiat seni, baik dalam bentuk dana maupun partisipasi dalam berbagai kegiatan seni, agar budaya Lampung bisa berkembang, bahkan sampai tingkat nasional dan internasional,” ujar Indah.

 

Ia menjelaskan, sanggar yang dipimpinnya bertujuan mengkader anak-anak, membentuk karakter, serta menumbuhkan kreativitas di bidang seni.

 

“Tantangan yang sering kami hadapi adalah menjaga semangat anak-anak. Kadang mereka mulai jenuh, jadi kita harus terus menyemangati mereka agar tetap berkarya,” tambahnya.

 

Namun demikian, Indah optimistis karena masih banyak anak muda yang tertarik belajar tari Lampung. “Anak-anak kecil bahkan sangat antusias.”

 

Ia pun berpesan, “Jangan pernah bosan belajar tarian dan budaya, khususnya Lampung. Karena tradisi itu tidak akan pernah habis dimakan waktu,” pungkasnya. (Heny)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *