Pesawaran, sinarlampung.co – Proyek rekonstruksi jalan ruas Padang Cermin-Simpang Teluk Kiluan senilai Rp9,8 miliar diduga dikerjakan asal jadi. Proyek ini berlokasi di Desa Rusaba, Kecamatan Punduh Pidada, Pesawaran.
Proyek dikerjakan CV Ganesha Mandala Karim dengan sumber dana dari APBD Provinsi Lampung Tahun 2025. Masa pengerjaan tercatat 180 hari kalender.
Namun, warga menilai pengerjaan proyek amburadul dan tidak sesuai spesifikasi. Kualitas jalan disebut buruk sejak awal proses pembangunan.
“Taludnya pakai batu bulat gelondongan, bukan batu pecah seperti standar,” kata Samuti (48), warga setempat. Ia juga menyoroti dimensi talud yang dinilai tidak sesuai ukuran teknis proyek jalan provinsi.
Samuti menduga proyek ini menyimpang dari rancangan anggaran biaya (RAB) dan gambar teknis dari konsultan perencana. Ia menyebut kualitas bangunan tidak menjadi prioritas.
“Talud bagian bawah justru tipis, padahal seharusnya bagian bawah 50 cm, bagian atas 30 cm. Ini kebalik dan tidak standar,” ujarnya.
Keluhan juga datang dari Harjani, warga lainnya. Ia menyoroti penggunaan air payau dari sungai saat proses pengecoran rigid beton.
“Itu air asin, bukan air steril. Jelas mengurangi mutu adukan beton,” tegas Harjani.
Selain soal teknis, warga mengaku terganggu oleh kebisingan dan debu akibat pekerjaan proyek. Mereka khawatir polusi udara berdampak pada kesehatan.
Sementara itu, aktivis Gerakan Masyarakat Anti Korupsi (G-MAKI), Mahmuddin, mendesak pemerintah untuk bertindak tegas. Ia meminta proyek segera dievaluasi.
“Kalau tidak diperbaiki, patut diduga ini proyek asal jadi. Kita akan laporkan ke aparat penegak hukum,” tegas Mahmuddin.
Ia menambahkan, proyek ini berpotensi melanggar UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Menurutnya, penyedia jasa dan pengawas proyek harus bertanggung jawab penuh atas mutu pekerjaan. (Red)
Tinggalkan Balasan