Proyek DAK 2025 Rp20 Miliar Dikerjakan PT Belibis Karya Group di Tulang Bawang Barat Diduga Asal Jadi dan Tidak Sesuai Spek

Tulang Bawang Barat, sinarlampung.co-Proyek rekonstruksi ruas Jalan Mekar Jaya–Suka Jaya di Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat, senilai hampir Rp20 miliar, diduga dikerjakan asal jadi dan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Pekerjaan yang dibiayai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2025 oleh PT Belibis Karya Group, pemenang tender asal Bengkulu Selatan, dengan nilai kontrak Rp19.628.505.222,54 dan masa pelaksanaan selama 180 hari.

Berdasarkan hasil investigasi Aliansi Wartawan Nasional Indonesia (AWNI) Tulang Bawang Barat, ditemukan banyak dugaan pelanggaran teknis di lapangan. Mulai dari kualitas beton dan kondisi hasil cor rigid yang sudah retak-retak dan pecah.

Sekretaris AWNI Tulang Bawang Barat, Rudi mengungkapkan bahwa pengerjaan jalan rigid beton itu diduga tidak menggunakan mutu beton K-250 sebagaimana mestinya. Hasilnya, permukaan jalan yang baru dibangun tersebut sudah mengalami retakan di berbagai titik. “Dari hasil investigasi kami, banyak kejanggalan. Gambar perencanaan terkesan asal-asalan, menyebabkan perubahan di lapangan dan hasil pekerjaan yang tidak berkualitas. Bahkan jalan sudah banyak retak-retak,” ujar Rudi kepada wartawan di Tulang Bawang Barat, Selasa 15 Juli 2025.

Rudi juga menyoroti ketidakkonsistenan material bangunan yang digunakan. “Materialnya berbeda-beda. Besi tulangan yang dipasang juga diduga tidak sesuai spesifikasi. Ini jelas mempengaruhi kekuatan dan daya tahan jalan,” katanya.

Rudi juga menilai lemahnya pengawasan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan konsultan pengawas dari CV Karya Mulya Mandiri turut menjadi penyebab bobroknya pelaksanaan proyek ini. “Kami mendesak aparat penegak hukum (APH) dan instansi terkait untuk segera turun ke lokasi, memeriksa pekerjaan ini secara menyeluruh dan mengusut tuntas dugaan penyimpangannya,” katanya.

Sementara pengawas lapangan proyek bernama Yoyo mengakui bahwa proyek menggunakan besi ukuran 10 mm, dengan ketebalan cor beton 20 cm dan panjang total sekitar 2.876 meter. “Pakai besi 10, pekerja ada 15 orang. Semua sudah sesuai juknis dan juklis. Ada konsultan dan pengawas PU yang memantau,” ujarnya.

Saat ditanya soal penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tampak diabaikan para pekerja, Yoyo berdalih: “APD ada, tapi tidak dipakai karena gerah saja,” ujar Yoyo

Belum ada penjelasan resmi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulang Bawang Barat terkait kualitas proyek tersebut. Dikonfirmasi wartawan di kantoranya, pejabat PUPR Tulang Bawang Barat tidak merespon. “Tunggu pimpinan yang berwenang memberikan keterangan bang,” kata petugas di kantor itu. (harianduta/Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *