Bandar Lampung, sinarlampung.co-Warga Lampung Barat menulis surat terbuka berisi curhatan soal jalan berlubang antara Penataran-Sukarame, Kecamatan Balik Bukit. Surat yang mereka tulis diawali kalimat: Kami yang sudah terlalu hafal letak lubang-lubang jalan antara Penataran-Sukarame, Kecamatan Balik Bukit, ketimbang maket perkantoran Pemkab Lampung Barat, Rabu 6 Agustus 2025.
Warga menyindir kinerja aparat pemerintah yang berkunjung, foto-foto, kemudian posting dengan caption Pemkab Turun Langsung! “Kami butuh jalan, bukan janji. Dengan segala hormat dan harapan yang masih tersisa,” tulisnya.
Warga lalu menyampaikan tujuan suratnya kepada Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus. Mereka menulis surat dengan narasi khas warga Lampung Barat, sopan, penuh adab, namun menohok sindirannya.
Berikut isi SURAT TERBUKA UNTUK BAPAK BUPATI LAMPUNG BARAT.
Yth. Bapak Bupati Lampung Barat
di Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb.,
Salam hangat dari warga Pekon Sukarame yang makin jago memperbaiki jalan, walau ijazah kami bukan dari jurusan teknik sipil.Bapak Bupati yang kami hormati,
Terima kasih kami ucapkan atas apresiasi dan ucapan terima kasih yang Bapak sampaikan atas swadaya kami memperbaiki jalan Penataran–Sukarame.
Kami senang, akhirnya ada kabar bahwa DAK yang tertunda itu belum ikut tertimbun di lubang jalan. Syukurlah, masih masuk prioritas—walau prioritasnya mungkin seperti antrian minyak goreng saat krisis atau antrian gas 3 kilogram yang baru-baru ini terjadi: panjang dan walaupun sudah antri berjam-jam belum tentu kebagian.
Kami mengerti, uang Rp5 miliar itu bukan kecil, apalagi di zaman sekarang, di mana aspal seharga emas, dan janji seharga daun pisang. Namun izinkan kami curhat sedikit:
Kami ini bukan kontraktor, tapi sudah belajar cor beton dan timbang-timbang batu split.Kami ini bukan PUPR, tapi sudah hafal kapan tanah longsor, kapan motor mogok, kapan menolong saudara kami yang terjatuh, dan kapan kendaraan harus didorong rame-rame.
Kami ini bukan ASN, tapi tiap minggu kami rapat anggaran jalan di warung atau gardu pos kamling — sambil narik iuran, bukan narik tunjangan.
Kami paham ini bukan salah Bapak semata. Tapi tolong sampaikan ke pusat sana, jalan kami ini bukan jalan kenangan.
Di sana ada akses menuju sekolah untuk mencerdaskan anak bangsa, ada akses ke rumah sakit untuk menjaga dan menyembuhkan saudara kami yang sakit, ada akses ke dan dari ladang sayur dan kopi tempat saudara kami bertani untuk menghidupi keluarganya.
Kalau jalan rusak, bukan cuma ekonomi terganggu, tapi juga iman tergoda, karena sabar kami makin tipis tiap kali tergelincir di tanjakan.
Kami juga ucapkan terima kasih atas telah berkunjungnya Pak Camat kemarin. Kami sambut baik, apalagi kalau kunjungannya bukan cuma foto-foto, lalu posting dengan caption “Pemkab Turun Langsung!”—tapi lupa bawa cangkul.
Terakhir, Kami mohon, bila memang tahun ini hanya bisa “dipelihara” dulu,tolong jangan pelihara seperti pelihara ikan cupang—dipandangi terus tapi tak diberi makan.
Kami butuh jalan, bukan janji jalan.Dengan segala hormat dan harapan yang masih tersisa, kami tetap percaya:
Pemerintah bukan Tuhan, tapi juga jangan sampai kalah tanggap dari warga biasa.
Wassalamualaikum Wr. Wb.Hormat kami,
Warga Sukarame
Yang bisa kerja bakti, tapi tak bisa sabar selamanya
Tinggalkan Balasan