Jogyakarta (SL)- Gunung Gunung Merapi kembali erupsi pagi tadi pukul 08.20 WIB. Warga di Kabupaten Sleman mengaku sempat merasakan getaran kuat saat erupsi terjadi. Dampak erupsi juga tersa hingga daerah lain, Semarang, dan beberapa kabupaten lain di Jawa Tengah.
“Pukul 08.20 tadi, getaran cukup kuat di kantor, lebih dari 1 menit,” kata Tri Sabardi, seorang pegawai kantor Kecamatan Cangkringan, Sleman, Jumat (1/6/2018).
Diakuinya, jarak antara puncak Merapi dengan kantor Kecamatan Cangkringan sekitar 15 kilometer. Namun getaran saat Merapi erupsi sampai menggetarkan kaca bangunan. “Getarannya kuat, kaca kantor sampai ikut bergetar. Seperti gempa,” jelasnya.
Ratusan warga Sleman sempat mengungsi saat Merapi erupsi pagi tadi. Kebanyakan dari mereka merupakan lansia dan anak-anak. Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto ditemui di Posko Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Merapi, Jalan Kaliurang Km 17.5, Pakem, Sleman menjelaskan karena kondisi terpantau aman, para pengungsi kemudian pulang kembali ke rumah.
“Sebetulnya bagus ya, ketika ada aktivitas Merapi meningkat, kesadaran warga tinggi untuk segera evakuasi mandiri, turun ke barak atau tempat aman. Tapi karena aktivitas Merapi tidak berdampak serius di wilayah Sleman maka tadi kita kerahkan petugas dan relawan mengimbau agar warga kembali ke rumah dan beraktivitas biasa,” jelas Joko.
Kabar lain, sedikitnya empat wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang terdampak hujan abu dari Gunung Merapi. Keempat wilayah tersebut meliputi Tengaran, Getasan, Ambarawa dan Banyubiru.
Humas SAR Bumi Serasi (Buser) Kabupaten Semarang, Oka Grana Novandra mengatakan, hujan abu dari Gunung Merapi mulai memasuki wilayah Kabupaten Semarang. “Kalau yang wilayah selatan sudah sejak tadi, sedangkan untuk di wilayah Ambarawa abu mulai sekitar 11.15 WIB. Sekarang ini mulai turun rintik-rintik, kemudian kalau Banyubiru di wilayah Desa Sepakung,” kata Oka saat dihubungi wartawan, Jumat (1/6/2018).
Abu tersebut, kata Oka, terlihat jelas di dedaunan, genteng rumah, lantai maupun kaca-kaca mobil. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada warga masyarakat yang akan beraktivitas keluar rumah untuk memakai masker. “Hujan abu sampai sini. Untuk imbauan kepada warga masyarakat yang akan beraktivitas ke luar rumah untuk memakai masker atau ruff agar tidak terganggu saluran pernapasan,” ujar dia.
Hujan abu hampir merata terjadi di wilayah Kabupaten Semarang. Bahkan hujan abu sampai di Kota Ungaran.
Sebelumnya hujan abu hanya terjadi di wilayah Tengaran, Getasan, Banyubiru dan Ambarawa. Namun demikian, sekitar pukul 13.57 WIB, hujan abu sampai wilayah Kota Ungaran, yang merupakan ibu kota Kabupaten Semarang. Sekalipun hujan abu tersebut turun rintik-rintik, namun terlihat jelas di halaman maupun dedadunan.
Aspal di kompleks Kantor Bupati Semarang ini pun terlihat memutih karena tertutup abu. Bahkan sepeda motor yang berada diparkir di luar, joknya terlihat sekali ada debunya. “Kami perjalanan dari Kalirejo hingga kantor Pemkab Semarang merasakan hujan abu. Bahkan di rumah tadi, di jemuran pakaian dan jok motor yang di luar terlihat memutih abunya,” ujar Tri Suryadi
Sementara itu, Kepala Harian Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengatakan, BPBD akan membagikan masker kepada warga yang terdampak sebagai prioritas. “Masker akan kita bagikan kepada warga terdampak sebagai prioritas. Untuk Kaliwungu, Getasan, Banyubiru, Ambarawa, Bringin, Pringapus dan pengguna jalan yang melintas,” kata Heru dalam pesan singkatnya.
Heru melanjutkan Dinas Kesehatan telah menyiapkan 11.000 masker, kemudian BPBD juga akan membagikan 10.000 masker bantuan dari provinsi. “BPBD Kabupaten Semarang juga akan membagikan masker kepada masyarakat bantuan dari BPBD Provinsi Jateng sebanyak 10.000 masker,” kata dia. (dtk/nt/*)
Tinggalkan Balasan