Bandarlampung (SL) – Perintah Gubernur Lampung agar ASN berperan dalam pemenangan Paslon cagub nomor 1 bocor dan beredar di media sosial. Di masa tenang Pemilihan Gubernur Lampung, Ridho Ficardo Gubernur Lampung memberi arahan tertulis agar memilih pasangan calon nomor satu M Ridho Ficardo-Bachtiar Basri dalam Pilgub 27 Juni 2018. Pihak Pemprov Lampung tegas membantah hal tersebut.
Kabag Humas Heriansyah, membambah kabar intruski Gubernur yang beredar di media sosial itu. Menurut Heriansyah, tidak ada dan tidak benar soal intruksi tersebut. “Info itu tidak benar adanya, beliau bapak gubernur MRF tidak pernah. Apalagi memeritahkan untuk mendukung beliun. Bapak Gubernur bahkan menghimbau agar ASN tetap menjaga netralitas, jadi kami tegaskan bahwa informasi itu tidak benar,” kata Heriansyah, semalam.
Isi pernyataan tertulis tersebut yakni “Sesuai dengan perintah gubernur kpd eselon 2 dan eselon 3 pada tgl 24 Juni di Balai Keratun maka seluruh pns di propinsi diwajibkan untuk mengajak tetangganya memilih paslon-1. Dalam perintah tersebut dijelaskan oleh Gubernur petahana untuk memilihnya.
Tak hanya itu saja, ASN juga diminta untuk memfoto form C-1 dan dikirim ke BKD melalui what’s Apps. “Setelah itu PNS wajib memfoto formulir C-1 (di TPS tempat dia mencoblos) dan mengirimkannya ke BKD melalui whatsapp. Ini untuk menunjukkan perolehan suara Paslon-1 di TPS tsb sebagai hasil kerja kampanye PNS tsb di lingkungan tempat tinggalnya”
Dalam postingan di grup media sosial Facebook juga para PNS diancam oleh gubernur bahwa jika perolehan suara paslon-1 tidak bagus maka si PNS harus siap-siap non-job.
Beberapa ASN Pemprov Lampung membenarkan hal itu. Perintah itu ditujukan kepada pejabat eselon ASN di lingkungan Pemprov Lampung. “Bang mau tanya, kalo PNS ditugasi untuk mendokumentasikan pas perhitungan suara kira kira ada maksud apa ya. Seharusnyakan Gubernur paham kalo PNS netral dari segala aktifitas Pilkada, kecuali pas pencoblosan,” kata seorang ANS Pemprov Lampung.
Bahkan, para honorer dilingkungan Pemprov juga diarahkan untuk mengajak sanak family. “Saya mikir iya kalo menang, kalo nggak, malah nyungsep nasib saya. Aneh jaman sekarang, semua takut dan ambisi jabatan. Lagi jadi iya nurut semua, udah gak jadi, ya nggak dianggep lagi. Apalagi memimpinnya ga jelas,” kata kesal. (jun)
Tinggalkan Balasan