Pertamina Stop Penyaluran BBM Premium Ke SPBU 24.345.107 Milik Pemda Tulang Bawang

Bandarlampung (SL)-SPBU 24.345.107 terminal Menggala, milik Pemda Tulang Bawang, yang tertangkap tangan warga sedang melakukan aktifitas cor jerigen untuk BBM Premium akhirnya diberikan sangsi. Sangsi sesuai perjanjian dengan Pertamina Stop penyaluran Preium selama satu bulan, sesuai perjanjian dengan pertamina.

Sales Eksekutif Reatil V Provinsi Lampung RM Januar Adi mengatakan Pertamina melakukan pengawasan kepada setiap SPBU sesuai dengan wilayah reatilnya. Terkait kasus SPBU 24.345.107 terminal Menggala, milik Pemda Tulang Bawang, pihak Pertamina sudah memberikan saksi. “Sejak pekan lalu sudah kita berikan sangsi. Stop penyaluran BBM Premium selama satu bulan, sesuai perjanjian dengan Pertamina,” kata RM Januar Adi, Senin (10/9).

Januar menegaskan bahwa untuk penyaluran BBM bersubsidi, khususnya solar dan premiun agar dislaurkan sesua dengan peraturan. SPBU agar selalu menjag aspek HSSE dalam operasional SPBU.  “Kami menghimbau untuk SPBU yang lain, khusunya dalam penyaluran BBM bersubsidi, khususnya solar dan premium, agar disalurkan sesuai dengan peraturan yang ada, dan agar selalu menjaga aspek HSSE dalam operasional SPBU,” katanya.

Hal senada disampaikani Hiswana Migas. Ketua bidang SPBU Hiswana Migsa Lampung, Donni Irawan menyatakan bahwa sangsi bisa diberikan kepada siapapun yang melakukan pelanggaran, dan yang memberikan sangsi adalah pertamina. Hiswana Migas selalu mengingatkan SPBU untuk mematuhi prosedur yang diatur. “Sangsi akan diberikan kepada siapaun yang melakukan pelanggaran. Dan yang memberikan sangsi adalah pertamina. Hiswana Migas selalu mengingatkan SPBU untuk mematuhi prosedur,” kata Donni Irawan.

Sementara Manager SPBU 24.345.107 terminal Menggala, milik Pemda Tulang Bawang, Sri Ayu, yag dihubungi sinarlampung.com, via phone belum tersambung. Meski dalam keadaan aktif, tapi tidak tersambung.

aktifitas cor Premium di spbu Menggala

Sebelumnya, warga Tulang Bawang, mengaku resah karena kerap kesulitan premium, ternyata dicor jerigen oleh pengelola SPBU. Sementara aparat keamanan cuek. Alhasil warga yang kesal, mendapat jawaban atas keresahan dan kekecewaan masyarakat Menggala, Kabupaten Tulang Bawang yang selama ini.

Warga mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsi di SPBU jika setiap mobil tangki Pertamina tiba malam hari, langsung dicor jerigen. Namun hingga saat ini belum direspon dengan cepat oleh pihak-pihak terkait, Minggu (02/08/2018), dan vidionya ramai di medsos.

Ahmad Mustafid, warga Menggala, mengatakan padahal, masyarakat banyak berharap kepada para Wakil Rakyat, Pemerintah, dan Penegak Hukum, untuk dapat bertindak menegakan Pancasila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mirisnya SPBU milik BUMD Pemkab Tulang Bawang diduga melakukan permainan kotor di Kota Menggala yang lebih mementingkan pengecor pakai Jerigen, “Pantas saja masyarakat umum sampai tidak kebagian, walau itu dibuka selama 2 Jam setiap harinya dari pukul 06.00 – 08.00 WIB, mengingat kendaraan pengecor telah antri lebih dulu dari malam harinya,” kata Ahmad Mustafid.

Ahmad Mustafid, menjelaskan berdasarkan info yang didapat, di SPBU 24.345.107 Terminal Menggala, disetiap malam dini hari, untuk BBM jenis Premium dengan stok 8 Ton, dihabiskan oleh pengecor Jerigen 5 hingga 6 Ton, belum lagi ditambah pengecor yang menggunakan kendaraan mobil dengan jumlah hingga puluhan kendaraan. “Alhasil di pagi dan siang stok BBM terutama premium dikatakan pihak pengelola SPBU habis. Dengan ulah pihak pengelola SPBU yang lebih mementingkan pengecor daripada masyarakat,” katanya.

Jika tidak ada reaksi aparat, kata dia, warga Menggala mengancam akan turun ke jalan, “Jika pihak-pihak berwenang pemegang tongkat kekuasaan tindak bertindak kami akan unjuk rasa,” jelasnya.

Dhaliem, warga lainnya, menyebut bahwa SPBU yang ada di Menggala terutama di SPBU 24.345.107 Terminal Menggala, harus ditutup karena tidak mementing warga. “Lebih baik di bakar atau disegel agar tutup saja, dari pada tidak bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Kalo malam rame karyawan yang mengecor, tapi kalo pagi hanya 1 orang karyawan, itupun tutup jam 8 pagi. Saya sendiri sudah lupa bau dan warna Premium itu seperti apa,” katanya.

Richard, warga lainnya menambahkan, bahwa ternyata pernah ada masyararakat yang mobilnya hanya takaran full tangki 30 liter. Namun ketika diisi di SPBU menjadi 34 liter, padahal tangki kendaraannya juga masih ada sisa, tidak kosong. “Anehkan, kok sampai berani begitu, mungkin ada oknum tertentu yang membekingi, soalnya bukan kali itu aja terjadi kecurangan, maka lebih baik ditutup total saja dahulu karena sudah jelas melanggar,” kata Richad.

Menurut Dia, jika managemennya dan pengelolanya sudah ganti semua baru buka lagi, dari pada tidak ada faedahnya. Adapun terjadinya kecurangan ini, kata dia, lantaran pihak SPBU berdalih BBM yang dicor untuk di kirim ke daerahdaerah pelosok Kabupaten Tulangbawang.

“Tapi lucunya, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar saja tidak bisa, namun sudah memikirkan wilayah pelosok, hal ini ditenggarai karena pihak pengelola SPBU mencari keuntungan dari pengecoran BBM bersubsidi tersebut, tanpa memikirkan masyarakat sekitar,” katanya. (juniardi)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *