Tulangbawang Barat (SL)-Paktek jual beli tanah galian dari hasil pembangunan pelebaran ruas badan jalan di Tiyuh Candra Jaya menuju kelurahan Mulya Asri, kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang bawang barat (Tubaba) dibenarkan pihak pelaksana proyek. Hasil penjualan untuk uang rokok, dan biaya transfort sopir, dan angkutan.
Salah seorang pengawas proyek saat dimintai keterangan Yono mengatakan, bahwa pekerjaan itu yang menghendel adalah Eko. “Kemren yang menghendel mas Eko, kebetulan sekarang beliau lagi pulang ke bandar lampung, untuk sementara ini saya yang di suruh hendel kerjaan ini, Kalau untuk jual beli tanah galian dari hasil pelebaran jalan ini, saya tidak tau menau itu yang hendel mas Eko, katanya si untuk oprator dan supirnya,” Jelas Yono. Selasa (20/11/28).
Lanjut Yono saat di tanya soal jual beli tanah membenarkan penjualan tanah galian pelebaran jalan tersebut. “Benar, tanah itu di jual sekedar untuk uang rokok dan bayar oprator dan supirnya itu, kalau yang bawak mobil sendiri memang di mintai untuk uang rokok para pekerja,” Katanya.
Diberitakan sebelumnya di jelaskan salah satu tokoh masyarakat (HD), warga Candra Jaya Pada saat dimintai keterangan menjelaskan. Minggu (18/11/18). “Susah juga mas Proyek ini, orang kita juga butuh tanah tidak ada kontribusinya sama sekali, meski didepan rumah sendiri tetap harus bayar 100 ribu padahal tinggal Numpahin aja dari alat Eksapataor, masa di samain kaya yang bawa mobil Truk sendiri, belum lagi kalau semua dari Mereka para pekerja Proyek, Biaya yang harus kita keluarkan Sebesar 225 ribu,” Ungkapnya.
Senada disampaikan Kusno, Kepalo tiyuh Candra Jaya, saat dikonfirmasi. “Menurut saya kalau warga membutuhkan. Mbok ya gak usah beli, karena sebelumnya juga warga setiap kali ada lubang atau kerusakan jalan mereka kan bergotong royong untuk memperbaikinya, Kalau kebutuhan kuotanya banyak berpuluh puluh Rit, bolehlah dijual belikan, itupun mbok yo Nominal nya jangan terlalu memberatkan warga,” Pintanya.
Menurut Kusno. Karena ini untuk kepentingan umum, kalau pun harus bayar itu sekedarnya saja. “Ini kan kepentingan umum bukan kepentingan pribadi, dan merekapun sudah dibayar oleh perusahaan, kalaupun harus bayar mbok ya bahasan untuk uang rokok lah operator, kasian juga para Warga Masyarakat yang membutuhkan,” Ucapnya. (Robert).
Tinggalkan Balasan