Pesawaran (SL)-Peringatan HPSN yang baru diperingati, tidak berlaku bagi Dinas Pasar Pesawaran. Karena belum melaksanakan kepeduliannya terhadap sampah yang bertumpuk dan berserakan di pasar Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Minggu (24/02/2019).
Sampah sempat menggunung di tengah-tengah pasar yang mengganggu suasana belanja, dengan menyebarkan bau yang tidak sedap, karena sudah berhari-hari tertimbun.
Dari konfirmasi dinas pasar Kabid Pasar Zurna, masalah penumpukan sampah akan segera berkordinasi dengan UPT (unit pelaksana teknis) Pasar Kedondong, untuk rutin memindahkan sampah yang ada di pasar kedondong ke tempat pembuangan akhir, “Tapi kami kekurangan biaya operasional, untuk pembelian solar mobil pengangkut sampahnya, jadi sampah-sampah hanya diangkut 2 kali dalam seminggu,” katanya.
Zam Zami salah seorang pedagang di pasar Kedondong, yang juga Calon Legislatif dari partai PAN juga prihatin terkait soal sampah Pasar Kedondong itu, “Masalah sampah pasar Kedondong sudah tahunan, dan sudah meresahkan kami pedagang. Kalau saya diberi amanah untuk menjadi dewan, program pertama saya akan merubah seluruh pelaksanaan yang ada di pasar Kedondong akan lebih baik,” ujarnya.
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN)
diperingati setiap tanggal 21 Februari. Kementerian Negara Lingkungan Hidup mencanangkan 21 Febuari 2006 sebagai Hari Peduli Sampah untuk pertama kalinya.
Peringatan ini muncul atas ide dan desakan dari sejumlah pihak untuk mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 di mana sampah dapat menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa.
Pada peristiwa naas tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan Pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah.
Tragedi ini memicu dicanangkannya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi.Sampah menjadi persoalan yang dihadapi masyarakat global. National Geographic melaporkan masing-masing kota di dunia setidaknya menghasilkan sampah hingga 1,3 miliar ton setiap tahun. Diperkirakan oleh Bank Dunia, pada tahun 2025, jumlah ini bertambah hingga 2,2 miliar ton. (*/red)
Tinggalkan Balasan