Tulang Bawang (SL)-Bupati Tulang bawang (Tuba) Hj, Winarti mulai mendapat kritikan dan kecaman dari sejumlah pihak di Tulang Bawang. Masyarakat dan aparat Kampung mulai mempertanyakan realisasinya sejumlah janji politik saat kampanye Pilkada 2017 lalu. Janji politik pasangan Bupati dan Wakil Bupati Tuba, Winarti-Hendriasyah itu dituangkan dalam 25 program unggulannya yang hingga kini dianggap sebagai janji bohong.
Dana Kampung Rp500 Juta
Kebohongan hingga tahun ke dua ini, yakni tidak terealisasinya anggaran dana setengah milyar yang akan diperuntukkan bagi 155 kampung yang ada di daerah itu. “Bukan hanya janji setengah milyar per kampung itu saja yang tidak terealisasi, faktanya masih banyak janji-janji bupati yang sama sekali tidak ditepati atau digulirkan alias bohong,” kata seorang Kepala Kampung yang meminta namanya tidak disebutkan, karena menyangkut kepetingan tugasnya.
Menurutnya, janji Winarti yang akan memberikan anggaran setengah milyar tersebut, rencananya akan digunakan untuk membantu percepatan pembangunan di tiap kampung (desa,red) yang ada di Tuba diluar dari Anggaran Dana Desa (ADD) yang berasal dari pemerintah pusat. “Kalau ADD itu kan dana dari pusat, yang kami tanyakan janji bupati saat kampanye dulu yang akan memberikan dana setengah milyar per kampung mana?” sambung dia lagi.
Malah, lanjut dia, dari 25 poin atas janji politik Winarti yang disampaikan melalui program unggulan saat kampanye pada Pilkada Tuba 2017 lalu bersama pasangannya Hendriansyah itu, terdapat 5 poin janji yang hingga kini tak tepati (bohong,red).
Satu Motor Satu Dusun
Selain janji akan memberikan bantuan dana setengah milyar per kampung yang diketahui bohong tersebut, beberapa janji – janji lainnya yang berakhir dengan kebohongan yang sama antara lain, akan memberikan bantuan kendaraan sepeda motor untuk masing-masing kepala dusun se Tuba. Selanjutnya, janji bohong lainnya adalah tunjangan khusus bagi tenaga medis dan Bidan Desa serta Kader Posyandu.
“Padahal ini sudah tahun kedua bagi dia (Winarti – Hendriansyah,red) menjabat sebagai bupati dan wakil bupati tapi ya itu janjinya omong kosong,” tandasnya lagi.
Bangun GSG
Bukan hanya itu saja, sambung dia, dua janji lainnya yang berahir dengan kebohongan adalah janji akan membangun GSG yang berfungsi sebagai balai pertunjukan kesenian tradisional, musyawarah kampung maupun kegiatan keagamaan dan lainnya serta janji terahir yang belum dilaksanakan adalah memberikan bantuan senilai Rp20 juta/tahun melalui Karang Taruna di setiap kampung.
“Sebenarnya kami punya wadah selaku forum kepala kampung (APDESI) yang ada di Tuba. Akan tetapi, Ketua APDESI Tuba, Bambang Sumantri sampai saat ini belum pernah melakukan pertemuan atau koordinasi dengan anggotanya, gimana mau memperjuangkan keluhan kami khususnya beberapa janji-janji bupati yang belum direalisasikan itu,” ujarnya lagi.
Realisasi Tak Sesuai Janji
Kepala Kampung lainnya di Kecamatan Menggala yang juga minta namanya tidak disebutkan menyatakan janji politik Bupati Tuba Winarti itu memang sudah menjadi konsumsi masyarakat, dan bahan perbincangan antar Kepala Kampung di Tulang Bawang.
Pasalnya, selain rencana program unggulan Winarti yaitu setengah milyar per kampung tidak terealisasi, belakangan muncul kabar yang menyebutkan kalau pun program tersebut direalisasikan jumlahnya tidak mencapai 500 juta per kampung seperti janji kampanye sebelumnya melainkan hanya diberikan Rp160 juta per kampung.
“Program bantuan dana ke kampung sebelumnya sudah digulirkan pada masa bupati sebelumnya (Hanan Rozak,red) yakni 250 juta per kampung. Lha ini saat janji kampanye Winarti akan ditingkatkan menjadi 500 juta per kampung nyatanya tidak terealisasi, kalau pun diberikan jumlahnya lebih kecil saat bupati sebelumnya itu pun baru sebatas janji belum terealisasi,” tandasnya.
Yang lebih membingungkan, lanjut dia, adanya janji bantuan sepeda motor 1 unit per Kadus se- Tuba itu pun akan di realisasikan namun hanya diberikan 1 unit per kampung. “Kita ketahui umumnya dalam setuiap kampung ada 4 Kadus. Nah, kalau hanya di realisasikan 1 unit motor untuk 1 kampung malah akan menimbulkan masalah. Dari pada kesannya rebutan lebih baik gak usah dikasih motor,” keluh dia.
Janji realisasi tersebut, lanjut dia, baru sebatas wacana yang belum tentu terwujud. “Menurut kabar akan direalisasikan Maret – April mendatang 2019, tapi lagi-lagi baru wacana alias sekedar janji,” ujarnya.
Mance Ingatkan Peran Apdesi
Ketua Dewan Penasehat APDESI Tulang Bawang, Abdurachman Sarbini, mantan bupati dua periode di daerah itu mengaku pihaknya selaku dewan penasehat sering kali mendapat keluhan dari banyak anggota APDESI di daerah itu atas belum direalisasikannya janji politik pasangan Winarti – Hendriansyah kepada masyarakat di Tuba saat kampanye dulu.
“Harusnya janji – janji politik itu harus di realisasikan donk sehingga masyarakat merasa tidak dibohongi. Semua bisa diusulkan saat pembahasan anggaran tapi kalau tidak ditepati artinya yang bohong itu,” kata tokoh yang akbran disapa Papi Mance.
Menurut Mance, terkait keluhan sejumlah Kakamp yang ada di Tuba seharusnya bisa diakomodir oleh Ketua APDESI di daerah. “Fungsi ketua adalah dapat menyerah semua aspirasi dari anggotanya, jangan malah terkesan diam dan tidak menanggapinya,” ucapnya.
Mance mengaku, selain dirinya sering mendapat pengaduan dan keluhan dari para Kakamp yang ada di Tuba, belakangan ini mulai muncul adanya kabar akan bakal digelar Musdalub bagi Ketua APDESI di Tuba yang dianggap tidak mampu mengakomodir anggotanya dan terkesan menaruh sikap pro sepihak dengan bupati setempat.
“Gimana juga saya ini menjabat dewan penasehat APDESI di Tuba. Sudah sewajarnya jika mendengar banyak keluhan dari para anggota. Malah belakangan banyak pihak mengusulkan untuk menggelar Musdalub bagi ketuanya yang dianggap pro dengan bupati sepihak tanpa memikirkan keluhan anggotanya, secepatnya ini juga harus disikapi,” tandas Mance panjang lebar. (edr/red)
Tinggalkan Balasan