Pringsewu (SL)-Proyek Rehabilitasi Pembangunan Tugu Tani, dipinggir ruas Jalan Lintas Barat (Jalinbar), Pekon Wates, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, dengan anggaran anggaran sekitar Rp130 juta dari APBD Perubahan tahun 2018, dan dikerjakan tahun 2019, diduga asal jadi, dan kualitas tidak baik.
Warga sekitar yang melihat hasil rehab tugu itu merasa tidak puas, dan tidak maksimal. Menurut Ris (51) warga setempat, mereka kurang puas dengan hasil pembangunan tugu tani tersebut, dengan nilai yang cukup fantastik tapi hasilnya biasa saja. “Ya, kalau keinginan tidak seperti ini, komposisi pembangunan dengan nilai seperti itu. Angan-angan jauh dari apa yang diharapkan masyarakat disini. Sangat sederhana hasilnya,” ujarnya, Selasa (9/4/19).
Selain itu juga kata Ris, tidak terpasang papan plang kegiatan proyek rehabilitasi tugu tani, agar masyarakat bisa ikut berpartisipasi mengawasi pengerjaannya. “Jadi, hasil taman nampak gersang seperti itu. Saya punya pendapat dan cukup andil sebagai masyarakat. Kalau dari hasil kreasi seni cat saja warna tidak rapih banyak masyarakat disini yang komplain,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan warga setempat berinisial AP (39) mengaku kecewa dengan hasil proyek pembangunan rehabilitasi tugu tani masih terlihat kurang indah. “Artinya tamannya kalau siang kaya gini kesan seperti gersang. Kalau taman seharus ada kreasi dibuat seindah mungkin dan sejuk . Kalau rehap beginian aja paling cuma habis Rp 50 jutaan. Ini taman mah cocok buat jemur padi baru cepat kering . Apalagi tugu kan sudah ada, hanya nambah keramik dan kursi juga buat duduk tidak nyaman,” ujarnya.
Terpisah, kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pringsewu, Emil Riyadi saat dikonfirmasi terkait rehap pembangunan taman tugu tani melalui pesan singkat whatsApp meskipun sudah terbaca enggan berkomentar. Bahkan saat kembali dihubungi melalui sms dan telepon seluler dalam kondisi aktif enggan menjawab. (net/red)
Tinggalkan Balasan