Muba (SL)-Program peningkatan insfrastruktur Jalan di Kabupaten Musi Banyuasin 2018 menuai protes. Proyek jalan di Desa Sumber Rezeki. Kecamatan Sungai Lilin dengan anggaran pembangunan jalan Rp2,413 miliar, kini dalam kondisi rusak. Dugaan sementara proyek dikerjakan asal jadi.

Kepala bidang investigasi LSM (SP) GRANSI (Gerakan Rakyat Anti Korupsi) Hendra mengatakan Jalan poros Desa Sumber Rezeki pada tahun 2018 di anggarkan Rp2 milyar lebih, dan pada saat itu pelaksanaannya dikerjakan oleh CV. Naysan Duot.
“Namun sayang nya pekerjaan yang baru selesai beberapa bulan lalu itu dan baru saja dinikmati oleh masyarakat, kini sudah mulai rusak. Disebagian jalan sudah berlobang dan retak retak dan ada juga sebagian sudah mulai hancur,” kata Hendra kepada sinarlampung.com.
Menurut Hendra, seharusnya pembangunan jalan tersebut bisa bertahan lama, dengan kualitas baik. Apalagi seluruh pekerjaan proyek daerah di awasi oleh TP4D, dari kejaksaan Negeri Setempat. Tapi kenyataan berbeda, lalu jika demikian bagai mana pungsi pengawasan TP4D, “Dan rasanya percuma saja di awasi oleh penegak hukum jika kontrusi jalan tersebut sangat mudah rusak dan tetap pekerjaannya tak sesuai spek Dan Rabnya,” katanya.
Masyarakat Desa Sumber Rezeki sendiri menyayangkan kondisi itu. Kegiatan pembangunan poros jalan di desa mereka dengan anggaran Rp2 miliyar lebih, tapi kenyataannya seperti ini. “Wah percuma aja ada pengawasan dari Kejaksaan, insvectorat dan PUPR, tapi kualitasnya,” kata warga.
Tim ahli kontruksi jalan, Ir Hatta yang kebetulan melitasi di lokasi jalan Poros Desa Sumber Rezeki mengatakan bahkan Jalan tersebut dapat dipastikan dikerjakan tidak sesuai spek dan dikerjakan asal jadi. Sebab jika memang di kerjakan secara profesional, tentunya tidak seperti itu dan kualitasnya pasti sangat baik.
“Apalagi dengan anggaran yang begitu besar dan jalan yang tak terlalu panjang. Kalau dari pandangan saya jalan ini jauh dari kualitas standar PU. Seperti yang kita lihat umur jalan belum terlalu lama dan jalan sudah mulai rusak batu sudah berhamburan karna cornya tidak merata,” kata Hatta.
“Ini adalah tugas para aktivis di Sumsel, segera laporkan saja kepada pihak penegak hukum karna pekerjaan itu bisa dibilang gagal kontruksi dan kita yakin dalam waktu tidak lama jalan tersebut akan rusak kembali. Sedangkan masyrakat Muba tahu jalan setiap pekerjaan diawasi oleh beberapa ahli dan instansi terkait terutama Kejaksaan, tapi kok bisa kecolongan,” katanya.
Sementara itu Herman Mayori, Kepala Dinas PU PR Muba, saat dikompirmasi di no telpon 0812 7876xxx belum merespon. Kadis terkesan menghidari dari wartawan dengan cara Menyuruh para Pol-PP jaga -Jaga didepan kantornya, agar wartawan tidak bisa masuk. (Sudir Nk)
Tinggalkan Balasan