SD N 1 Kusumajaya Rutin Pungli Wali Murid Untuk Bangunan Yang Tak Semuanya Ada

Lampung Tengah (SL)-Sekolah Dasar (SD) Nenegri 1, Kusumajaya, rajin menarik pungutan kepada wali murid dengan berbagai alasan. Total penarikan untuk uang bangunan meningkat setiap tahun, dengan berbagai dalih untuk pasilitas sekolah yang tidak semua terwujud. Total pungutan mencapai puluhan juta selama tiga tahun terakhir, namun tidak semua sarana dibangun oleh sekolah. Bahkan WC sekolah-pun tidak ada.

Penyusuran sinarlampung.com, SD Negeri 1 Kusumajaya, kini berjumlah sekitar 115 murid, dari kelas I sampai kelasa VI, dan dipimpin kepala sekolah bernama Mulyana Spd, dan ketua Komite Sekolah dipimpin Jumiran. Mereka berkolaborasi, setiap tahun menarik uang wali murid dengan berbagai alasan.

Pada tahun 2017, tanggal 14 Novemver 2017 sekolah mewajibkan wali murid membayar Rp70 ribu persiswa/i untuk membangun pagar sekolah. Namun pagar itu dibangun seadanya. Sekolah beralasan uangnya tidak cukup. Lalu tanggal 05 Desember 2018 sekolah itu kembali menarik uang wali murid, Rp115 Ribu permurid untuk pembuatan logo sekolah SDN 1 Kusumajaya dan berikut tamanya.

Dan hingga kini, taman itu tak juga dibuat juga dengan alasan tidak cukup uangnya. kemudian ditahun ketiga 2019, sekolah kembali manarik  sebesar Rp190 ribu yang katanya untuk gerbang tembok sekolah. Dan hingga kini gerbang itu pun tidak ada. “Ya Kepala sekolah dan komite sekolah memang pernah mengundang kami untuk rapat disekolah tanggal tahunya kami lupa. Kami dikumpulkan kemudian membahas tentang iuran. Nnamun beberapa wali murid usul, tapi usulan kami selalu diabaikan begitu saja,” kata salah seorang wali murid.

Padahal, katanya, mereka diundang untuk musyawarah.  “Katanya ngajak musyawarah tapi usulan kami tidak didengar. Yang pada akhirnya kami diharuskan membayar iuaran tersebut,” katanya.

Kepada sinarlampung.com, Kepala Sekolah Mulyana, membenarkan bahwa setiap tahun sekolahan menggalang dana tapi tidak dipaksakan. “Benar tiap tahun ada penggalangan dana dari wali murid, tapi tidak aada unsur paksaan,” kata kepala sekolah.

Namun, hal itu dibantak para wali murid. Karena mereka diharuskan membayar iuran tersebut, bahkan jika yang belum membayar, buku rapotnya ditahan. Selain itu, hampir rutin ada penarikan uang buku untuk kelas III dan VI. “Aanak kami pernah membeli buku pelajaran agama seharga Rp25000 dan setiap hari kadang diharuskan membayar infak Rp2000,” katanya.

“Anak kami bayar infak kurang lebih sudah 3 tahun yang katanya nanti uangnya untuk kurban. Namun tidak ada kabar akhirnya ada wali murid yang memberanikan diri bertanya kepada guru agama soal uang infak itu sebetulnya kemana. Tidak lama akhirnya dibelikan kambing 2 atau 3 ekor dimakan bersama di sekolahan itu,” katanya.

Bahkan jika ada murid yang tidak mengerjakan Pr didenda Rp2500 – 5000 persiswa. “Kami bingung sebenernya tujuan sekolahan itu apa visi misinya belajar mengajar tidak disiplin. WC aja belum punya bagaimana anak kami kalo cuci tangan ataupun buang air besar. Tapi malah sok bikin pagar sekolah. Kalo ditanya komit ebilang yang penting luarnya bagus jangan dipikir dalamnya,” kata wali murid kesal. (epol)

Comments

Satu tanggapan untuk “SD N 1 Kusumajaya Rutin Pungli Wali Murid Untuk Bangunan Yang Tak Semuanya Ada”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *