Monyetpun Terancam dan Kelaparan di Bandar Lampung?

Bandar Lampung (SL)-Puluhan kera alias monyet penghuni bukit belakang Pasar Koga,  Kedaton,  Bandar Lampung nyaris kehilangan habitat dan kelaparan. Rombongan kera itu turun kerumah warga dan ruko ruko Jalan ZA Pagar Alam, kedaton mencari makan.  Beberapa warga yang kerap meberi makan,  jadi sasaran pertama yang dikunjungi.

Monyet di Jalan ZA Pagar Alam Kedaton. (foto/rilislampung)

Koko Andi, adalah warga yang kerap memberikan makanan berupa pisang kepada puluhan monyet itu mengatakan bahwa monyet ini turun karena ketersediaan makanan di habitatnya berkurang atau bahkan habis. “Mereka turun dari gunung di belakang Pasar Koga, ya saya sering kasih makan pisang, karena ditempat mereka bersarang sudah gak ada makanan lagi,” kata Andi, Sabtu (29/2/2020).

Hal sama dikatakan Desi,  salah seorang karyawan yang bekerja di sekitar tempat itu, Desi mengatakan bahwa monyet ini setiap hari ke areal ruko di Kedaton. Monyet ini biasa datang pagi dan sore hari. “Ada sekitar 50 lebih, ini belum semua, mereka datang kadang pagi, kadang sore,” ujar Desi.

Puluhan monyet yang berkeliaran itu kerap menjadi tontonan warga sekitar dan pengemudi yang berlalu-lalang. “Seperti pemerintah Kota Bandar Lampung harus segera menata pembangunan yang ramah terhadap lingkungan. Karena akan banyak zona hijau, yang hilang di Bandar Lampung,” katanya.

Hal yang sama juga terjadi terhadap gang monyet di sekitar lembah Jalan Dr Susilo,  Bukit Camang,  hingga Bukit Kunyit Jalan Yossudarso.  Banyak kera kera yang harus kerumah warga mencari makan.  “Hampir semua bukit di Bandar Lampung,  yang dulunya hijau,  dan bersarang satwa tersisa monyet saja.  Burung burung sudah tak ada, yang ada hanya tambang batu,  pengerukan bukit,  dan jadi perumahan,” kata Putri,  pengamat lingkungan di Bandar Lampung.

Kera “Demo” Pemkot?

Medio Jumat 15 Juli 2019 lalu,  Kawanan monyet yang diduga dari Taman Hutan Kera mendatangi halaman Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung. Kedatangan monyet monyet itu kontan membuat sebagian aparatur sipil negara terkejut. Kawanan kera bergelantungan di sejumlah pohon yang ada di perkantoran Pemkot Bandarlampung. “Tidak pernah terjadi hal yang seperti ini selama lima tahun saya bekerja,” kata Tito, salah seorang pegawai Pemkot.

Ia mengatakan, monyet atau kera yang seperti ini biasanya ada di Tamah Hutan Kera, yang lokasinya memang tidak jauh dari kantor pemkot. “Mereka seperti unjuk rasa, dan minta di perhatikan, ” katanya.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung, Hendrawan, mengatakan fenomena ini memang cukup aneh sebab monyet masuk ke lingkungan manusia biasanya terjadi saat musim kemarau. “Biasanya selain di Taman Hutan Kera, monyet-monyet itu datang ke penduduk atau ke permukiman biasanya terjadi di musim kemarau karena kekurangan makanan,” katanya.

Dia mengatakan, ada dugaan memang kawanan monyet ini berasal dari Taman Hutan Kera yang datang lantaran kekurangan pasokan makanan. “Bisa jadi karena semakin terdesaknya wilayah habitat lantaran pertumbuhan permukiman atau tingkat populasi bisa membludak. Ini bisa dikurangi dengan cara dipindahkan, tapi bukan dengan suntik kebiri seperti yang sempat diusulkan beberapa waktu lalu,” kata dia.

Ia mengharapkan, agar pemkot memberikan pengelolaan secara baik terhadap keberadaan ratusan kera ini. “Pemkot harus lakukan pengelolaan secara baik dengan kasih makan, (dan) pemeliharaan habitat,” katanya. (net/red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *