Suami Istri dan Mertua Perempuan Tewas Usai Menyantap Gulai Ikan Buntal Hasil Mancing

Banyuwangi (SL)-Menyantap gulai ikan buntal (Tetraodontidae) hasil pancingan, tiga orang dalam satu keluarga di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi, tewas dua hari kemudian.  Diduga akibat keracunan, akibat tak paham mengolah ikan yang hidup wilayah trumbu karang itu, Rabu 11 Maret 2020.

Korban Muhlis Hartono (66) sebelum memancing ikan di laut sekitar Kecamatan Wongsorejo, Senin (10/3). Beberapa ikan buntal tersebut kemudian dimasak oleh sang istri Dewi Ambarwati (58), lalu dimakan bertiga bersama ibunya Siti Habsah.

“Dimasak gulai santen dan digoreng. Kemudian dimakan oleh ketiganya bersama dengan sang ibu Siti Habsah. Saat itu mereka makan dagingnya, langsung pusing dan mual,” ujar Ahmad Saifulloh, keluarga korban

“Selama dua hari mereka makan itu. Hari pertama mules. Hari kedua langsung dibawa ke puskesmas akhirnya meninggal dunia,” tambahnya.

Menurut Syaifullah, ketiga korban diduga kuat meninggal dunia akibat keracunan ikan itu. Pihak keluarga meminta kepada aparat kepolisian untuk langsung memakamkan ketiganya. Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi terhadap ketiganya.

Buka Puasa Lauk Ikan Buntal Dua Orang Tewas di Probolinggo

Ikan Buntal (dok/net)

Sebelumnya, empat orang di Maron, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, keracunan setelah berbuka puasa memakan ikan buntal. Dua di antara meregang nyawa setelah dibawa ke rumah sakit. Mereka yang meninggal adalah pasangan suami-istri, Baidowi dan Suhaina, Rabu 6 Februari 2019, lalu.

Sementara dua lagi yang masih dirawat di RSUD Waluyo Jati Kraksaan adalah Mahfud dan M Habibulloh, yang tak lain adalah anak dari Baidowi dan Suhaina.

Kapolsek Maron AKP Sugeng Supriyantoro, peristiwa tersebut terjadi pada 6 FEbruari 2019, keluarga itu baru saja mendapatkan ikan buntal setelah memancing. Ikan itu kemudian digunakan sebagai menu buka puasa. Kebetulan, mereka sedang melaksanakan puasa sunah. “Tidak lama setelah itu, mereka merasa pusing, mual, dan tenggorokan mereka terasa hangat,” ujar Sugeng.

Para penduduk kemudian membawa mereka ke pusat kesehatan terdekat. Baidowi dan Suhaina meninggal dunia malam itu juga, sementara dua anaknya dirawat di rumah sakit. Mahfud bilang, dia sering makan ikan buntal tetapi tidak pernah tahu bahwa ikan itu beracun. “Ya, baru sekarang kita keracunan, meskipun kami sudah makan ikan yang sama sebelumnya,” kata Mahfud.

Ikan Buntal Beracun Tapi Jadi Makanan Lezat di Jepang

Di Jepang, ikan ini dianggap sebagai makanan super lezat, disebut sebagai fugu. Meski begitu, hanya koki fugu berlisensi yang dapat menyajikan ikan tersebut untuk dikonsumsi. Ikan yang punya nama latin Tetraodontidae ini merupakan keluarga dari ikan muara dan laut yang berasal dari ordo Tetraodontiformes.

Secara morfologi, ikan-ikan serupa yang termasuk dalam famili ini serupa dengan ikan landak yang memiliki tulang belakang luas yang besar. Tidak seperti tulang belakang Tetraodontidae yang lebih tipis, tersembunyi, dan dapat terlihat ketika ikan ini menggembungkan diri.

Nama ilmiah ini merujuk pada empat gigi besar yang terpasang pada rahang atas dan bawah yang digunakan untuk menghancurkan cangkang krustasea dan moluska, mangsa alami mereka. Ikan buntal secara umum dipercayai sebagai vertebrata paling beracun kedua di dunia setelah katak racun emas.

Organ-organ dalam seperti hati dan kadang kulit mereka sangat beracun bagi sejumlah hewan jika dimakan. Namun daging beberapa spesies ikan ini dijadikan sebagai makanan di Jepang yang disebut fugu, di Korea disebut bok, dan di China disebut hetun.

Ikan ini biasa disiapkan oleh juru masak yang tahu bagian tubuh mana yang aman dimakan dan seberapa banyak kadarnya. Tetraodontidae terdiri dari sedikitnya 121 spesies ikan buntal yang terbagi dalam 20 genera. Ikan ini banyak ragamnya di perairan tropis dan tidak umum dalam di perairan zona sedang dan tidak ada di perairan dingin. Ikan-ikan ini memiliki ukuran kecil hingga sedang, meski beberapa spesies memiliki panjang lebih dari 100 sentimeter. (Jun/Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *