Ini Riwayat Pasien Positif Covid-19 Lampung di RSUS Abdoel Moeloek

Bandar Lampung (SL)-Dinas Kesehatan Provinsi Lampung telah melakukan tracking (penyusuran,red) terhadap pasien laki laki 64, yang dinyatakan positif tertular Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) termasuk keluarga. Tim medis akan mengambil sampel swab (cairan tenggorokan) terhadap orang-orang yang pernah berhubungan dengan pasien, termasuk petugas kesehatan tempat pertama pasien melakukan pemeriksaan awal.

Kepala Dinkes Provinsi Lampung dr Reihana mengatakan pihaknya sudah melakukan tracking (pelacakan), terhadap siapa saja yang pernah melakukan kontak dengan pasien laki-laki berusia 62 tahun itu, termasuk pihak keluarga. “Saya punya kebijakan, siapa saja pasien dalam pengawasan (PDP) kita sudah melakukan tracking. Siapa yang bertemu dan itu sudah ada datanya,” kata Reihana, Rabu 18 Maret 2020.

Reihana menyatakan mengungkapkan riwayat pasien pada Tanggal 25-28 Februari 2020, menghadiri seminar di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Hotel Aston Kota Bogor. “Tanggal 29 Februari 2020, pasien kembali ke Bandar Lampung. Kemudian, mulai merasakan gejala pada 3 Maret 2020, berupa demam, batuk, makan minum mau, tapi susah menelan dan suhu 37 derajat celcius,” kata Reihana.

Kemudian, pasien memeriksakan kondisi tubuhnya di salah satu dokter praktek di Bandar Lampung. Lalu, pasien juga melakukan pemeriksaan laboratorium di RS Advent Bandar Lampung. “Waktu itu dicurigai widal untuk tifoid. Selanjutnya, pasien juga sempat periksa di Puskesmas Simpur pada 13 Maret 2020. Keadaan tekanan darahnya masih normal,” katanya.

Reihana menceritakan kronologis sebelum pasien yang dinyatakan positif tertular Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dibawa ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), pertama kali yang melaporkan pasien adalah anaknya yang berumur 32 tahun, karena merasa khawatir.

“Alasannya melapor dikarenakan khawatir, saat mendapat informasi pada 14 Maret 2020 dari perkumpulan jemaat Lampung. Ada satu orang jemaat yang meninggal dunia dengan diagnosa ke-19 di Jawa tengah (Solo,red),” kata Rehana.

Petugas di Puskesmas waktu itu menanyakan kepada pasien. Tetapi, saat itu pasien belum menyatakan pernah menghadiri pertemuan di Bogor. Istri pasien juga merasa khawatir dan panik. Lalu ke Puskesmas Simpur untuk meminta rujukan ke RSUAM.

“Pihak RSUAM langsung membawa pasien itu ke ruang isolasi dan dilakukan pengambilan sample swab.  Sebelumnya pasien belum bercerita. Lalu, anaknya datang ke Puskesmas Simpur pada 14 Maret yang melaporkan kalau bapaknya pernah ke perkumpuluan jemaat. Pulangnya, dibekali masker,” terangnya. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *