Salah satu terminologi dalam kelas ekonomi politik atau kelas kebijakan publik untuk pemula dalam situasi normal adalah insentif dan disinsentif. Khusus untuk Indonesia, ketika transaksi global tak bisa diharapkan dan terjadi krisis maka lagu wajib adalah selamatkan konsumsi domestik.
Dengan alasan itu pula sebagian orang menganggap pemerintah tak perlu melarang mudik. Akan lebih baik mempersulit orang untuk mudik, agar: (1) dampak penyebaran Covid19 tetap bisa ditekan; (2) kegiatan ekonomi tetap berputar sehingga penurunan agregat demand dapat direm; (3) Pemerintah tak punya kewajiban mengalokasikan anggaran cukup besar untuk menahan anjloknya permintaan agregat, khususnya konsumsi..
Segala macam ide naif muncul: mulai naikkan tarif tol, mau minta daerah terapkan karantina bagi pemudik, berikan subsidi lebih bagi yang memilih tinggal dan tidak mudik, dorong desa sewa rumah warga yg kosong untuk pemudik yg harus dikarantina, hingga moral suasion oleh tokoh agama dan segala hayalan para pemula itu. Mereka lupa ada gelombang besar pemudik yg sudah bergerak sejak ekonomi di perkotaan lesu dan masih banyak lagi, termasuk pekerja migran indonesia yang pulang dari luar negeri.
Sejak awal menghadapi Covid19 pembuat kebijakan berperilaku dan berpikir dengan cara yang lebih cocok untuk situasi normal. Di ruang publik mereka yang seolah peduli kepada rakyat berpenghasilan rendah dengan analisis kelas amatiran sibuk berwacana sambil sedikit dibumbui bisik-bisik tentang praduga politik.
Hari ini para tenaga medis profesional dan warga yang kebingungan jatuh bergelimpangan. Para pembuat kebijakan yang terbiasa duduk nyaman dalam situasi normal kembali mengulang kuliah awal di kelas-kelas kebijakan publik: insentif, disinsentif dan save agregat demand. Jika itu yang diterapkan, kita sedang mencari titik pareto optimal antara jumlah nyawa yang pantas dikorbankan dengan pertumbuhan ekonomi yang harus diselamatkan.
Sementara di luar sana, negara yang relatif kuat bertahan, mengambil fokus pada pengendalian sosial yang ketat dan berprinsip pada keselamatan jiwa manusia, bukan pembatasan sosial bernuansa ekonomi. Krisis akibat Covid-19 ini adalah situasi luar biasa, diperlukan cara-cara yang tidak normal untuk mengatasinya. Semoga kita semua diselamatkan dan segera pulih.***
Alamsyah Saragih, Komisioner ORI
Tinggalkan Balasan