Mesuji (SL)-Kapolres Mesuji, AKBP. Alim Hadi, mengatakan pemeriksaan 10 Puskesmas di Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji terkait penggunaan anggaran Covid-19. Pemeriksaan di lakukan bertahap, dan masih dalam tahapan kalrifikasi.
Baca: Polres Mesuji Usut Dugaan Penyimpangan Dana Covid-19 dan Pengadaan APD
“Ya benar ada 10 puskes memang kita panggil. sedang kita periksa. Ya, sepuluh kepala puskesmas, kita klarifikasi saja, sedang berjalan sekarang,” kata Alim, disela kunjungan Komandan Korem 043 Garuda Hitam Lampung.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji, Yanuar, mengatakan bahwa yang diperiksa hari ini adalah Kepala Puskesmas Adiluhur dan Kepala Puskesmas Margojadi. “Satunya saya lupa,” ujarnya.
Mengenai materi pemeriksaan Yanuar mengatakan bahwa pemeriksaan tersebut hal yang biasa saja. Hanya mengenai penggunaan dana Covid-19. Yanuar menjelaskan bahwa meski dana untuk Dinas Kesehatan dalam penanganan Covid-19 ini cukup besar 24 Miliar, dan baru dicairkan sekitar Rp700 juta. “Mungkin ada yang bertanya, kenapa dana besar kok APD kurang-kurang terus, maka perlu di klarifikasi,” jelasnya.
Salah satu petugas kesehatan di Puskesmas, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan jika pihak puskesmas sudah bekerja maksimal. “Kami ini sebagai garda terdepan dalam pandemi Covid-19 ini, yang berhadap-hadapan dengan orang yang mungkin kena virus,” katanya.
“Setiap hari kami juga was-was. Jangan lagi kami dibebankan dengan persoalan lain. Kalau hal seperti memeriksaan dan lainnya oleh aparat penegak hukum, cobalah Diskes menggambil tanggungjawab ini,” keluhnya.
Ketersediaan APD dalam penanganan Covid-19 Kabupaten Mesuji menjadi sorotan. Terlebih saat ada penemuan mayat anonim wanita orang gila di sekitar komplek perumahan SD Simpangpematang. Evakuasi jenazah terhambat lebih dari 3 jam karena keterlambatan penanganan.
Salah satunya ketidak tersediaan APD untuk penanganan sesuai protocol Covid-19. Bahkan karena minimnya APD, kantong jenazahpun tidak dimiliki oleh Dinas Kesehatan. Sehingga mayat anonim harus dibungkus dengan terpal plastic saat dievakuasi.
Seno (45), warga Desa Simpangpematang, prihatin atas kondisi penanganan jenazah oleh pihak berwenang. “Kalau situasi ini saja tim dari pemerintah gagap, apalagi kalau benar-benar orang meninggal dengan Covid-19,” terangnya. (AAN.S/Red)
Tinggalkan Balasan