Pesawaran (SL)-Tokoh masyarakat Kabupaten Pesawaran, Mualim Taher mengatakan dugaan pengondisian pembelian BOS Afirmasi 2019 dan Termogun menggunakan dana BOS 2020 yang dilakukan salah salah satu oknum di Disdikbud Pesawaran harus menjadi perhatian Bupati dan aparat penegak hukum Pesawaran.
Baca: Lapor Pak Dendi, Selain Main Afirmasi Oknum Kabid Disdik Pesawaran Juga Paksa Sekolah Beli Termo Gun
“Saya minta Bupati Kabupaten Pesawaran mengevaluasi kinerja anak buahnya dibawah, jangan dibiarkan dunia pendidikan kita tercoreng oleh ulah segelintir orang di dinas pendidikan,” kata Mualim Taher, Selasa 18 Agustus 2020.
“Inspektorat juga jangan diam saja, apalagi Sekda, saya minta kepada saudara Kusuma Dewangsa sebagai ASN tertinggi di Pesawaran untuk bisa memanggil yang bersangkutan, ini mengenai nasib ribuan anak sekolah kita apalagi di akhir masa jabatan Bupati sekarang ini, semua harus memberikan citra baik,” timpal pria yang merupakan salah satu pendiri lahirnya Kabupaten Pesawaran.
Mualim membeberkan, jika dugaan pelanggaran ini sudah mendapat atensi dari rekan-rekan media seharusnya APH bisa turun kebawah memeriksa yang bersangkutan, karena menurutnya hukum merupakan panglima. “Kepada yang terhormat Kejari Pesawaran, Tipikor Polres Pesawaran atau mungkin Polda Lampung bisa menindaklanjuti dugaan pengondisian ini sehingga bantuan yang didapat sekolah Tidka berjalan baik mutu dan harganya,” beber Mualim.
Diberitakan sebelumnya, selain dugaan pengondisian pengadaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan kinerja 2019, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Romzan juga diduga memanfaatkan adanya wabah Corona untuk mengondisikan pembelian Termo gun (alat pengukur suhu tubuh) kepada sekolah sekolah yang ada di Kabupaten Pesawaran melalui Korcam di Kecamatan masing-masing.
“Tau-tau pengawas kasih kami Termogun dengan alasan Covid-19, luar biasa mahal harganya, kami beli seharga Rp1,4 juta per buah, kalau jumlah murid lebih dari 100 di haruskan beli 2 per sekolah,” ungkap salah seorang Kepala Sekolah yang mewanti-wanti agar namanya dirahasiakan, Jumat 14 Agustus 2020.
Dirinya menambahkan, harga Termogun yang dijual pihak Dinas sangat mahal jauh dari harga pasaran. “Yang kami permasalahkan bukan barangnya, karena di masa Pandemi memang kami harus punya Termogun, tapi harganya kelewat parah, kami Kepala Sekolah sudah seperti sapi perah, berapa ngambil untungnya? Saya dengar ada seribuan Termogun yang tersebar SD/SMP yang ada di Kabupaten Pesawaran,” tambahnya.
“Yang sudah ada uang langsung bayar, tapi yang belum menunggu pencairan dana BOS triwulan ke tiga, kami sebenarnya keberatan dengan harganya namun tidak berani protes,” timpalnya.
Hasil penelusuran media ini, pengondisian pembelian termogun memakai dana BOS ini memiliki margin ratusan juta rupiah yang diduga menguntungkan oknum guna memperkaya diri sendiri.
Fee Afirmasi 2019
Sebelumnya, ada dugaan pengondisian pengadaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan Kinerja TA 2019 senilai lebih dari Rp 7 Milyar yang dilakukan Kabid Dikdas Disdikbud Kabupaten Pesawaran Romzan dinilai telah mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Andan Jejama.
Diduga ada fee yang diberikan perusahaan penyalur kepada Romzan setelah pengadaan selesai untuk melancarkan pengadaan bantuan berjumlah fantastis tersebut.
Dugaan pengondisian pembelian bantuan BOS Afirmasi ini bermula saat adanya keluhan dewan guru di Kecamatan Way Lima yang menyatakan bahwa tablet bantuan yang dibeli banyak mengalami kerusakan dan diragukan keasliannya. “Katanya sih baru, tapi kok pas dibuka sudah ada Polanya, tablet yang dipakai kawan ngajar saya juga ada yang sedang diservis karena rusak, padahal belum dipakai,” ujarnya Selasa (4/8).
Sedangkan salah satu Kepala sekolah menyebutkan, saat dana BOS masuk ke rekening dirinya bersama rekan kepala sekolah lain digiring untuk mentransfer dana ke rekening yang sudah tetapkan Dinas.
“Kami tidak tau apa apa pak, kami digiring dari Bank Lampung untuk transfer sejumlah uang guna pembayaran tab maupun laptop itu, katanya kirim langsung ke pusat, ya kami kirim, saya transfer Rp.50 juta lebih,” ujar salah seorang Kepala Sekolah yang tidak mau disebutkan namanya.
Ditambahkan, dirinya hanya mendapatkan sisa dana 1 juta dari apa yang dianggarkan. “Kami tidak dapat apa apa, semua ditransfer, kalaupun ada sisa saya sudah lupa berapa, mungkin 1 juta atau berapa saya lupa. Kami juga takut pak, namanya bantuan, jadi sesuai perintah saja disuruh beli dimana suruh ditransfer dimana ya kami ikut saja, katanya sudah izin dinas,” katanya.
Investigasi Sinarlampung.co di lapangan, ternyata kejadian serupa juga terjadi di Kecamatan lain dengan kendala yang tidak jauh berbeda. “Banyak yang rusak, padahal itu belinya mahal, katanya sih Rp.1.900.000,- tablet itu, tapi kok ringkih tidak sesuai harganya,” tutur salah seorang guru di Kecamatan Way Lima.
Sayangnya saat dikonfirmasi, Romzan tidak mengangkat meskipun handphonenya dalam keadaan aktif dan saat hendak ditemui sedang tidak berada di kantor. Ironisnya justru sempat melakukan klarifikasi dengan media lain.
Untuk diketahui, penerima dana BOS Afirmasi dan Kinerja di Kabupaten Pesawaran TA 2019 sesuai data yang masuk ke redaksi Sinarlampung.co ada 102 sekolah yang terdiri dari 89 SD, 9 SMP dan 4 SMA Dengan total dana Rp. 7.424.000.000,- kepada 2.488 siswa yang memiliki sasaran prioritas. (Red)
Tinggalkan Balasan