Bandar Lampung (SL)-Puluhan pengrajin UMKM Atharizz Gemilang Kabupaten Pesawaran melakukan unjuk rasa di kediaman Andi Warisno, Direktur Program Kotak Koin NU, di Desa Sidoharjo, Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan, Sabtu 29 Agustus 2020.
Kedatangan para pengrajin kayu ini menuntut Andi Warisno yang juga Rektor STAI Annur, segera membayar serta melunasi kotak koin NU Care Lazisnu yang telah dipesan, baik yang telah dikirim atau pun yang belum, bahkan yang sudah proses finishing serta bahan baku yang sudah dirajang pun agar segera dibayar pihak Andi Warisno lantaran mereka sudah merugi akibat program tersebut.
Para pengrajin itu membenatngkan spanduk dan berorasinya sambil meneriaki Andi Warisno adalah pembohong dan dzalim. Banner dan kertas karton bertuliskan jika Andi Warisno tidak membayar hutang itu akan mereka kejar hingga akhirat.
Koordinator aksi Muhlisin mengatakan aksi yang dilakukan dirinya bersama para pengrajin ini hanya ingin menuntut satu permintaan yakni dari pihak Andi Warisno segera melunasi hutang uang pembayaran kotak koin NU yang telah dibuat oleh pengrajin. “Kami hanya minta hak kami, kotak koin yang telah kami buat segera dibayar,” kata Muhlisin.
Menurut Muhlisin, Andi Warisno selaku Direktur Program Kotak Koin NU dianggap tidak komit dengan ucapannya, yang berjanji siap membayar semua kotak koin yang telah di pesannya dari pengrajin yang tergabung di UMKM Atharizz Gemilang yang diketuainya.
“Andi pesan kotak koin itu 1 juta pcs, dan harus selesai 4 bulan. Kami menyanggupinya akan tetapi baru separo perjalanan tanpa ada konfirmasi program tersebut dihentikan. Sedangkan dikelomon itu masih ada sekitar 96.000 kotak yang sedang proses finishing seperti ngamplas, ngecat, nyablon, dan lain-lain, belum lagi kayu yang sudah kami beli dan sudah dirajang ada sekitar 94 kubik. Nah ini mau dikemanakan,” ujar Muhlisin.
Karena itu, dia berharap, dengan adanya unjuk rasa ini ada solusi yang jelas dari pihak Andi, jangan malah justru sebaliknya pihak Andi buang badan. “Konflik internal di tubuh PWNU dijadikan alasan untuk tidak mau membayar kotak koin yang telah dia pesan. Kami tidak mau tahu dengan adanya konflik internal mereka, yang kami mau apa yang dia pesan segera dibayar secepatnya,” kata Muhlisin.
Aparat kepolisian yang melakukan pengamanan dilokasi itu kemudian melakukan mediasi dengan mempertemukannya Andi Warisno dan beberapa perwakilan dari pengrajin. Kemudian ada kesepakan bahwa Andi siap bertanggung jawab dan akan mengakomodir semua apa yang diharapkan pengrajin.
“Tadi sudah kita sama-sama musyawarahkan bahwa kotak yang sudah dikirim saya komitmen akan saya bayar. Apa lagi untuk hal ini saya sudah membayar secara bertahap. Kalau yang belum nanti kita carikan solusi maka kotak itu segera dikirim kekantor lagi supaya barang bukti itu ada bahwa ini lo kotaknya yang sudah dibuat supaya kami juga bisa mencarikan solusi,“ kata Andi Warisno.
Saat ditanya mengapa ada keterlambatan pembayaran kepada pihak pengrajin, Andi mengungkapkan lantaran dipicu ada permasalahan internal di tubuh PWNU. “Terhambatnya itu lantaran PWNU membekukan PW Lazisnu, jadi kami sebagai pelaksana untuk penggalangan dana ini setelah dibekukankan nggak boleh lagi,” katanya.
“Sebenarnya saya ketika masih menjabat Direktur Koin pasti bertanggung jawab sepenuhnya, setelah saya dibekukan sehaharusnya saya tidak ada beban itu. Tapi kami masih terus diminta bayar, yang jelas kita akan tanggung jawab yang sudah dikirim akan kita bayar, sedangkan yang belum kirim dulu barangnya dikumpulkan nanti kita carikan solusi,” janji Andi Warisno. (Red)`
Tinggalkan Balasan