Komisi III DPRD Tulang Bawang Segera Sidak Proyek Drainase Balai-19 Diduga Asal Jadi

Tulang Bawang (SL)-Komisi III DPRD Tulang Bawang segera meminta penjelasan dengan Balai 19, terkait kejanggalan Program Padat Karya Tunai (PKT/cash for work) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rp3 Miliar, untuk pembangunan drainase di wilayah jalan Lintas Timur, mulai dari terbangi besar sampai Kampung Astra Kestra Menggala Kabupaten Tulang Bawang.

Baca: Proyek Pembangunan Padat Karya Tunai Kementerian PUPR Pusat Kampung Astra Kestra Diduga Mark’Up dan Syarat KKN

Baca: Padat Karya Tunai di Tulang Bawang Kualitas Asal Jadi Sarat Penyimpangan

Anggota Komisi III DPRD Tulang Bawang Hamdi

Komisi III DPRD tulang bawang Hamdi, Fraksi Partai Demokrat Tulang Bawang ini juga meminta pihak pelaksana peroyek drainase yang bersembur dari dana APBN itu dapat memberikan penjelasan. “Kita akan melakukan koordinasi dengan balai besar/ balai 19 pusat, apa lagi saya membaca berita yang pernyataan dari pihak pengawas proyek tersebut akan memalukan pembongkaran terhadap pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi (RAB),” katanya .

Sebagai wakil rakyat, di Komisi III DPRD Kabupaten Tulang Bawang, Hamdi menyayangkan dengan tidak adanya Plang nama atau atau pagu nilai pekerjaan tersebut, “Tanpa adanya plang proyek pihak pelaksana sangat jelas menabrak Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang keterbukaan publik sedangkan jelas sudah ada anggaran terkait papan plang tersebut. Jadi patut di pertanyakan kinerja pihak pengawas kenapa dari hal sekecil itu pun di biarkan tanpa ada tegoran,” katanya.

Hamdi juga menyatakan pihaknya akan meninjau langsung lokasi kegiatan yang ada diwilayah Tulang Bawang. “Dalam waktu dekat kami akan turun langsung ke lokasi pekerjaan tersebut. Apa bila pihak pengawas tidak melakukan pembongkaran terhadap pekerjaan ynag sarat dengan mar up, atau pengurangan volume pekerjaan,” katanya.

“Karna ini merupakan Uang Negara yang di pungut dari hasil pajak rakyat. Karna kami adalah Putra Daerah yang pingin daerah kami maju dan pembangunan berkualitas. Kita akan sama sama awasi hal ini,” kata Hamdi.

Sebelumnya temuan wartaawan dilokasi pekerjaan banyak ditemukan kejanggalan mulai berubah. Bagian dinding bangunan drainase yang sudah ditutupi dengan tanah di bongkar dan di ganti dengan adunan semen dan pasir. Pekerja saaat kembali didatangi wartaawan betusha melakukan pengalian dindingnya agar bisa terliat mencukupi volume 20 Cm, tapi hanya bagian atasnya saja yang 20 Cm.

Informasi dari pekerka mereka mendapatkan instruksi dari pengawas dan pemilik pekerjaan drainase, untuk segera menutupi dinding drainase yang ditutupi dengan tanah, lalu di tutupi dengan adunan semen dan pasir, bahkan pekerjanya merasa seperti ketakutan karena yang mereka lakukan terpantau oleh rekan media.

“Kami binggung dengan kegiatan ini. Karena kami tidak tau kegiatan proyek dari mana dan siapa yang bekerja nya, lalu anggaran kegiatan drainase itu dari Pemerintah Tulang Bawang atau dari Provinsi Lampung ataupun dari Pusat,” katanya.

Terkait pekerja dari luar daerah, anggota BPK Kampung Astra Kestra mengatakan, tidak pernah pihak pengawas proyek drainase melakukan sosalisasi program PKT itu dengan warga. “Bahkan kami tidak tau yang mana pengawas nya Deby Julinio Putri S.T itu,” katanya.

“Saya pernah meliat aktifitas kegiatan drainase itu, dalam adunan semen dan pasir nya saja sudah keliatan kurang berkualitas kebanyakan pasirnya dari pada semen. Dan yang kami liat juga, kenapa pembuatan drainase itu terletak nya dibagai  sebelah sana, bukan di bagian sini, ada apa sebenarnya di dalam pembuatan drainase nya,” ujarnya.

Harapan dia, jika pihak Kementian PUPR Pusat bisa turun langsung ke lokasi, “Saya akan sampaikan sebagai perwakilan warga setempat, karena dalam proyek PKT ini banyak sekali kejanggalan nya, dari papan nama saja tidak ada, dan pekerjanya kebanyakan pun orang dari luar,” katanya.

“Jika warga disini yang bekerja, maka kegiatan itu bisa kami buat sebagus mungkin, karena warga disinilah yang akan menikmati nya dan merasakan drainase itu. Dan kami berharap kepada pengawas kegiatan drainase di kampung Astra Kestra, agar bisa mengawasi aktifitas dari pekerja di lapangan, bila perlu pihak Kementerian PUPR Pusat bisa turun dan kroscek langsung pembuatan drainase ini,” tambahnya. (Junai/red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *